13 Senjata Tradisional Aceh, Peninggalan Budaya Aceh

Senjata tradisional Aceh menjadi salah satu peninggalan budaya Aceh yang pada masa dahulu digunakan untuk keperluan peperangan dan keperluan untuk berburu dan melawan binatang buas, mempertahan diri hingga keperluan sehari-hari. Aceh merupakan salah satu provinsi yang memiliki sejarah yang panjang. Baik pada masa kerajaan hingga masa kolonial Belanda dan Jepang.

Untuk anda yang ingin berwisata ke Aceh, anda dapat memilih paket tour Sabang Aceh dengan agenda liburan yang menarik:

Selain peninggalan budaya seperti rumah adat Aceh yang megah, pakaian adat Aceh dengan motif yang cantik, makanan khas Aceh yang penuh cita rasa, tarian tradisional Aceh hingga senjata tradisional Aceh. Aceh memiliki keragaman budaya, tradisi dan adat. Senjata tradisional Aceh menjadi salah satu ciri khas yang memiliki nilai budaya bagi masyarakat Aceh.

Berikut daftar senjata tradisional Aceh yang menarik untuk anda ketahui:

  • 1. Rencong

Rencong merupakan senjata tradisional Aceh yang eksistensinya dinilai sakral dan menjadi bagian dari budaya yang harus tetap dilestarikan. Tak heran apabila masyarakat masih menggunakannya dalam berbagai acara adat setempat, seperti pernikahan adat Aceh.

Keunikan rencong sebagai senjata legendaris terkenal hingga mancanegara. Meski zaman telah berubah, tetapi desain rencong tidak mengalami perubahan.

Lihat Juga:

Ternyata, bentuk tersebut adalah perlambang dari lafadz bismillah. Mulai dari bentuk gagang yang melekuk dan menebal hingga bagian ujungnya, melambangkan huruf-huruf hijaiyah yang membentuk kalimat basmallah.

Identitas dari provinsi paling barat Indonesia ini adalah perwujudan keinginan Sultan Alauddin Riayat Syah. Beliau memiliki keinginan membuat senjata khas yang mencirikan masyarakat Aceh. Hanya saja, keinginan tersebut belum terwujud hingga beliau wafat.

Barulah pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, cita-cita Sultan Alauddin Riayat Syah menjadi kenyataan. Iskandar Muda berhasil membuat rencong, senjata khas yang sarat akan unsur-unsur Aceh dan agama Islam dengan bantuan pandai besi.

Hingga kini, rencong menjadi identitas diri dan memiliki makna simbolik yang menggambarkan keberanian dan ketangguhan orang Aceh. Penggunaannya pun diperbolehkan untuk masyarakat umum.

Terdapat beberapa jenis rencong. Ada Rencong Pudoi, yaitu rencong tidak sempurna yang berwujud pegangan. Kemudian, ada Rencong Meukure yang hadir dengan gambar hewan, akar kayu, dan bunga pada pisau.

Bila menjumpai rencong dengan desain pegangan memiliki pucuk dan terbuat dari emas, inilah yang bernama rencong Meupucok. Jenis terakhir adalah Rencong Meucugek, yaitu Rencong dengan gagang pegangan berbentuk cugek yang melengkung 90°.

Lihat Juga:

  • 2. Peudeung

Peudeung merupakan senjata tradisional Aceh. Dalam bahasa Aceh, Peudeung mempunyai arti pedang. Pedang khas dari Nanggroe Aceh Darussalam ini menjadi senjata ketika akan menyerang lawan.

Apabila rencong berguna untuk menikam lawan, maka peudeung mempunyai fungsi beriringan dengan fungsi rencong yakni menjadi senjata yang dipakai untuk mencincang atau menetak.

Lihat Juga:

Sesuai dengan daerah asal pedang, di Aceh populer dengan sejumlah macam pedang. Antara lainnya seperti peudeung Habsyah berasal dari Negara Abbesinia, Peudeung Poertugis berasal dari Eropa Barat, Peudeung Turki berasal dari raja- raja Turki.

Sementara jika sesuai dengan bentuk atau bilah mata pedang, masyarakat mengenal beberapa nama-nama pedang. Antara lainnya seperti peudeung on teubee sama seperti pedang yang matanya menyerupai daun tebu. Biasanya pedang ini dibuat sedemikian rupa dengan panjang kira-kira 100 cm. Pada umumnya terbuat dari besi, bentuknya sendiri lebih halus serta lebih kecil daripada peudeung on jok.

Peudeung on jok sesuai dengan namanya yang hampir sama dengan danau enau atau daun nira. Mempunyai bentuk lebih kasar serta tebal daripada peudeung on teubee serta mempunyai panjang sedikit lebih pendek dari peudeung on teubee.

Peudeung menjadi salah satu senjata tradisional Aceh yang populer serta banyak jenisnya. Tentunya jenis peudeung dikelompokkan. Contohnya seperti jenis peudeung sesuai dengan bilah atau bentuk matanya. Senjata peudeung sendiri termasuk senjata yang digunakan di masa lalu oleh para pejuang Aceh ketika ada pertempuran.

Lihat Juga:

  • 3. Reuduh

Reuduh merupakan senjata tradisional Aceh yang bentuknya mirip dengan golok modern. Masyarakat Aceh menggunakannya sebagai senjata jarak dekat yang ringan karena memiliki bentuk fisik ramping dan tipis. Apabila diamati lebih dekat dan cermat, gagang pada senjata ini memiliki motif unik.

Motifnya biasanya terdiri dari ukiran-ukiran khas Aceh dengan bentuk estetik. Motif tersebut juga tidak hanya diciptakan sembarangan. Karena, tujuan dari dibuat motif tersebut adalah untuk menambah kenyamanan penggunanya. Keunikan lain dari senjata ini adalah pada gagangnya berbentuk melengkung.

Lihat Juga:

Bentuk ini dirancang untuk mencegah lepasnya senjata saat digunakan dalam pertempuran. Bentuk melengkungnya ini membuat praktis digunakan oleh pemakainya. Senjata tradisional ini menggabungkan antara fungsi dengan keindahan, mencerminkan kekayaan budaya dan warisan perjuangan masyarakat Aceh. Bobotnya ringan sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Bentuk senjata tradisional ini memang cukup panjang. Umumnya panjang keseluruhannya bisa mencapai 60-70 cm. Senjata jarak dekat ini seringkali disamakan dengan Peudeung. Keduanya memiliki beberapa hal yang mirip bila dilihat secara sekilas. Keduanya sama sama digunakan untuk pertarungan jarak dekat.

Selain itu, keduanya berfungsi untuk menebas musuh pada jarak dekat. Namun, dari segi ukurannya, keduanya cukup berbeda. Peudeung memiliki ukuran yang lebih panjang. Bagian berbeda lainnya ada di bagian gagangnya.

Peudeung memiliki bentuk seperti pedang dan memiliki cukup banyak jenis berdasarkan asalnya. Kedua senjata tradisional ini cukup populer dan masih ada yang menggunakannya untuk tujuan lain di masa sekarang. 

Lihat Juga:

  • 4. Siwah

Siwah merupakan salah satu senjata tradisional Aceh, mirip secara fisik dengan rencong. Pada umumnya, senjata ini memiliki bentuk ramping dengan ujung yang tajam. Tetapi, perbedaan utamanya dengan rencong adalah terletak pada serta ukurannya yang lebih besar. Selain itu, juga penggunaannya di masa lalu untuk perlindungan diri serta sebagai alat perlawanan terhadap Belanda.

Setiap daerah di Indonesia hampir selalu memiliki senjata tradisional, termasuk di Aceh. Keberadaan senjata ini tidak hanya memiliki nilai historis dan budaya, tetapi juga ciri khas yang berbeda jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Senjata tradisional Aceh umumnya ditandai oleh gagang yang melengkung dan bilah pedang yang sangat tajam.

Lihat Juga:

Pada zamannya, senjata ini digunakan sebagai aksesoris pada pakaian ulee balang dan bangsawan. Pada bagian sarung dan gagangnya, seringkali dilengkapi dengan ornamen berupa emas dan permata. Sedangkan rencong bisa digunakan oleh masyarakat umum.

Penyebab langkanya senjata mirip rencong ini pada masa sekarang adalah adanya ornamen yang menghiasi. Hiasan tersebut mencerminkan kemewahan dengan kehadiran emas, batu permata, serta bahan berharga lainnya. Oleh karena kemewahan tersebut, senjata tradisional ini menjadi barang langka dan memiliki harga sangat tinggi apabila ada yang mencoba menjualnya.

Meskipun secara fisik senjata tradisional ini memiliki kemiripan dengan rencong, perbedaannya terletak pada penggunaan yang terbatas. Yaitu hanya untuk para raja dan keberadaan ornamen mewah yang melengkapinya.

Lihat Juga:

  • 5. Tumbuk Lada

Tumbuk Lada adalah senjata tradisional Aceh Tamiang, sebuah kabupaten di Aceh yang memiliki kekayaan tradisi dan sejarah. Tumbuk lada bukanlah hanya sekadar senjata, namun juga merupakan warisan budaya dan kebanggaan masyarakat Aceh. Keunikan senjata ini ada dalam desain dan juga kegunaannya, juga menjadi simbol keberanian dan kekuatan untuk melindungi dan mempertahankan daerah asalnya.

Tumbuk Lada dalam bahasa Aceh disebut dengan “Ruyung”. Tetapi masyarakat Aceh lebih familiar dengan sebutan Tumbuk Lada karena senjata ini khusus digunakan dalam pertarungan tradisional yang sering terjadi di masa lalu.

Lihat Juga:

Bentuk Tumbuk Lada memiliki kepala yang kecil mirip dengan gada. Ciri khasnya adalah kepala senjatanya terbuat dari campuran bahan yang kuat seperti besi atau baja. Dilapisi logam lainnya untuk memberikan kekuatan ekstra. Bagian kepala biasanya memiliki ukiran artistik yang menggambarkan kekayaan budaya Aceh Tamiang

Tumbuk Lada memiliki kegunaan yang praktis ketika digunakan untuk bertempur. Senjata ini digunakan untuk pertarungan jarak dekat dan sering menjadi pilihan utama para pejuang Aceh ketika menghadapi musuh. Senjata ini memiliki panjang sekitar satu hingga dua meter, sehingga memiliki jangkauan yang cukup untuk menyerang musuh.

Senjata ini juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara kebudayaan di Aceh Tamiang. Oleh karenanya, Tumbuk Lada tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Aceh Tamiang, tetapi juga terus hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menjaga kelestarian budaya dan memperkuat rasa persatuan dan identitas lokal mereka. Sebagai salah satu simbol kebanggaan dan kekuatan, Tumbuk Lada tetap menjadi warisan berharga yang patut dilestarikan dan dihargai oleh generasi masa kini dan mendatang.

Lihat Juga:

  • 6. Peudueng Tumpang Jingki

Peudueng Tumpang Jingki merupakan salah satu senjata tradisional Aceh. Senjata ini memiliki panjang sekitar 70 cm. Secara sekilas, senjata ini memiliki desain mirip dengan peudeung tumpang beunteung. Hal ini sebagaimana pendapat dari masyarakat Pidie.

Berbicara mengenai desain, senjata ini mempunyai gagang yang unik. Kita bilang unik karena memang bentuk gagangnya seperti halnya mulut yang tengah terbuka.

Karena bentuknya tersebut, gagang senjata ini seakan-akan bisa menahan sandaran benda lainnya yang ada di atasnya. Selain memiliki bentuk unik, gagang ini juga kokoh.

Tak mengherankan karena bahan pembuatannya memang tidak main-main. Untuk membuat gagang senjata ini sendiri membutuhkan tanduk dan besi.

Tanduk digunakan untuk membuat gagang. Kemudian untuk besi digunakan dalam membuat matanya. Hal inilah yang turut jadi kekhasan senjata Peudueng Tumpang Jingki.

Semakin curi perhatian karena senjata ini umumnya memiliki ujung yang tebal dan tajam. Apabila melihatnya secara keseluruhan, maka tampak jelas bahwa senjata ini memiliki bentuk yang besar sekaligus tebal.

Karena desain ini, Peudueng Tumpang Jingki jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi pengguna ketika ikut pertarungan. Terlebih lagi saat melawan pedang yang cenderung tipis.

Tak bisa kita pungkiri bahwa Peudueng Tumpang Jingki termasuk salah satu senjata yang menyedot perhatian. Bukan hanya karena desainnya, melainkan juga ketangguhannya. Maka dari itu, pahami pembahasan ini agar bisa mengenalnya secara lebih dekat.

Lihat Juga:

  • 7. Pudoi

Rencong Pudoi merupakan salah satu senjata tradisional Aceh yang namanya begitu populer. Pada dasarnya, rencong ini jadi simbol identitas diri, ketangguhan, sekaligus keberanian suku Aceh.

Untuk senjata ini sebenarnya berupa rencong yang belum sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut tampak jelas dari bentuk gagangnya. Namun ketidaksempurnaan inilah yang jadi daya tariknya.

Gagang senjata ini memiliki ukuran yang cenderung pendek. Kemudian untuk desainnya, gagang senjata ini cukup lurus. Karena hal itu, senjata ini seakan-akan belum selesai proses pembuatannya.

Ketika membicarakan mengenai senjata ini, akan terasa lebih lengkap jika mengulas seputar sejarahnya. Senjata tradisional rencong dulunya pernah jadi senjata di Kesultanan Aceh. Tepatnya sejak masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah (Sultan Aceh pertama).

Kala itu rencong sering diselipkan di pinggang. Namun seiring berjalannya waktu, rencong tak hanya digunakan oleh Sultan Aceh, melainkan juga Ulee Balang dan masyarakat.

Perihal bahannya, rencong ini sebenarnya terbuat dari tanduk dan besi. Bahan tanduk digunakan untuk membuat gagang. Sedangkan untuk bahan besi digunakan dalam membuat bilahnya.

Tampilan senjata ini semakin komplit dengan adanya sarung yang melengkapinya. Sarung ini terbuat dari tanduk. Dengan bahan-bahan tersebut, tentu senjata ini semakin kokoh.

Jenis rencong ini termasuk salah satu senjata tradisional yang menarik untuk diketahui maupun dipelajari. Tampak jelas bahwa desainnya unik dan kental dengan sejarah di masa silam.

Lihat Juga:

  • 8. Meupucok

Rencong Meupucok Aceh merupakan salah satu dari sekian banyak jenis senjata tradisional asli warga masyarakat Aceh. Indonesia merupakan negara merdeka yang lama mengalami penjajahan. Saat proses penjajahan berlangsung, pada zaman itu masyarakat melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan diri. Dari upaya pertahanan diri itulah, tercipta senjata-senjata adat terkenal dan masih difungsikan sampai dengan saat ini. Sebut saja rencong, keris, pedang, atau bambu runcing.

Warga Nanggroe Aceh Darussalam menjadi salah satu daerah di Nusantara yang juga memiliki senjata adat dari leluhur nenek moyang mereka. Fungsi dari senjata adat sendiri adalah untuk mempertahankan tanah mereka dari para penjajah. Hingga kini senjata daerah masih terus dilestarikan untuk mengenang sisi historisnya. Berbagai kepercayaan menuturkan bahwa senjata khas suku Aceh ini memiliki simbol identitas diri, keberanian, serta ketangguhan masyarakatnya.

Salah satu ciri khas yang membuat jenis rencong ini berbeda dari rencong lainnya adalah adanya hiasan emas bermotif tumpal atau yang sering disebut dengan pucok rebung. Pada bagian tampuk gagang terdapat permata untuk menambah sisi magis dan wibawanya. Panjang keseluruhan rencong ini adalah 30 cm dan terbuat dari gading.

Tambahan aksesoris ikatan emas dan bilah terbuat dari besi putih, menambah kegagahan dan kewibawaan pada senjata. Hal ini karena pada zaman tersebut, senjata adat merupakan salah satu kelengkapan pakaian raja-raja atau saat menjalani sebuah ritual tertentu. Sehingga dalam pembuatannya memiliki elemen-elemen khusus yang membuatnya tampak berbeda dari jenis senjata adat yang terdapat di tempat lain.

Lihat Juga:

  • 9. Peudeung Ulee Tapak Guda

Peudeung Ulee Tapak Guda adalah senjata tradisional Aceh. Senjata ini digunakan masyarakat Aceh sejak zaman dulu, jauh sebelum munculnya senjata-senjata modern dan canggih seperti saat ini. Meski begitu, senjata tradisional ini tidak kalah mematikan dari senjata modern.

Ini merupakan salah satu jenis dari peudeung Aceh. Jenis Tapak Guda ini memiliki gagang yang berbentuk seperti tapak kuda. Itulah yang menjadi alasan penamaan senjata satu ini.

Peudeung adalah senjata genggam tradisional yang digunakan pada tangan. Masyarakat Aceh menggunakan peudeung sebagai alat penusuk atau alat tikam pada tangan kiri dan sebagai alat pengalih perhatian musuh serta mencincang dan penetak tubuh lawan jika di tangan kanan.

Ulee Tapak Guda berbeda dengan Tumpang Jeungki. Perbedaan keduanya terlihat di bagian pegangan senjata yang berbentuk tapak kuda dan memiliki motif lebih unik. Tentu saja karena digunakan dengan cara digenggam, senjata ini hanya bisa untuk menyerang dalam jarak dekat. Karena tajam, Ulee Tapak Guda akan menyabet bagian tubuh lawan dan bisa menyebabkan kematian.

Tentu saja senjata ini termasuk budaya Aceh yang harus dilestarikan. Meski Ulee Tapak Guda kini semakin jarang digunakan, tetapi masih banyak yang menyimpannya untuk dilestarikan. Senjata ini menjadi salah satu saksi sejarah peradaban masyarakat Aceh yang wajib dijaga oleh para generasi muda agar tidak hilang dan bahkan bermanfaat untuk kehidupan.

Lihat Juga:

  •  10. Kelewang

Kelewang Aceh merupakan salah satu dari banyaknya senjata tradisional Aceh. Senjata ini jaman dulunya sering digunakan untuk perang. Kelewang merupakan pedang yang mempunyai gaya seperti golok satu sisi yang asalnya dari Suku Melayu. Mengenai ukuran, berat, serta bentuk kelewang merupakan pertengahan antara kampilan dan golok.

Kelewang atau klewang juga termasuk pedang tradisional yang mempunyai mata satu. Pasalnya, pedang ini bisa ditemukan hampir seluruh wilayah kepulauan Melayu yang ada di Indonesia dan juga Malaysia. Umumnya, mempunyai ukuran lebih pendek dari pedang, akan tetapi lebih panjang daripada golok. Terdapat beberapa jenis kelewang sendiri. Antara lainnya seperti kelewang yang berbilah lurus, akan tetapi sebagian besar mempunyai bentuk yang melengkung.

Dulunya kelewang Aceh terbukti efektif dalam pertempuran melawan pasukan Belanda dalam jarak dekat. Bahkan penggunaan klewang sendiri sampai digunakan oleh Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Pasalnya klewang versi militer merupakan pedang yang diperpendek sepenuhnya sesuai dengan desain Eropa. Senjata ini cocok untuk peperangan jarak dekat dan di hutan.

Senjata tradisional daerah Aceh sendiri banyak macamnya, salah satunya klewang ini. Kelewang seringkali digunakan masyarakat Aceh untuk menyerang orang Eropa. Bagian gagangnya terbuat dari kayu, bilahnya dari besi, sarung terbuat dari kayu yang diikat menggunakan lempengan perak. Bahkan tiga diantaranya menggunakan hiasan ukiran motif suluran serta bagian sarung pangkalnya ada tanduk rusa yang diukir. Untuk saat ini bisa dilihat di Museum Aceh.

Lihat Juga:

  • 11. Sikin

Sikin adalah senjata tradisional Aceh berbentuk pedang panjang. Senjata tradisional ini sangat populer di kalangan masyarakat, terutama pada zaman penjajahan Belanda. Kala itu, banyak pengrajin senjata membuat Sikin untuk mempermudah pertempuran sekaligus menghadang serangan lawan.

Sikin sendiri tersebar secara luas sekitar tahun 1873, tepat ketika awal Perang Aceh melawan pasukan kolonial. Namun, pasca ada peraturan pelucutan senjata penduduk di tahun 1879, persebarannya kian terbatas.

Masyarakat pribumi harus sembunyi-sembunyi menggunakannya, karena ketersediaan Sikin juga semakin sedikit. Di beberapa daerah, Sikin memiliki sebutan lain. Misalnya di sebagian wilayah Aceh dan Gayo, disebut sebagai “Luju Naru”. Sementara di Alas senjata ini memiliki nama lain yakni “Andar”.

Dari segi fisik, Sikin memiliki bentuk panjang, tegak, serta bermata pisau satu. Pisaunya runcing dan lurus, sehingga dari pangkal ke ujung posisinya sejajar. Senjata ini umumnya terbuat dari material besi pamor atau baja damaskus yang kuat, tidak mudah patah maupun berkarat.

Sementara bagian gagang (hulu), Sikin memiliki bentuk yang cukup unik, yakni menyerupai huruf Y. Ukuran panjangnya dapat bervariasi tergantung kebutuhan masing-masing orang. Biasanya berkisar antara 15 sampai 25 cm.

Jika kita gabungkan, maka panjang keseluruhan Sikin bisa mencapai 70 cm sampai 79 cm. Senjata ini selalu dilengkapi dengan sarung dan dapat dibawa dalam ikatan sabuk. Hal ini bertujuan untuk menyembunyikannya dari kecurigaan lawan.

Lihat Juga:

  • 12. Amanremu

Amanremu merupakan salah satu senjata tradisional Gayo, Aceh yang memiliki peran penting sebagai alat bantu untuk kegiatan berburu. Senjata ini adalah jenis pedang dengan panjang bilah sekitar 75 cm. Ciri khasnya terletak pada perbedaan ukuran antara ujung dan pangkal bilahnya, di mana ujungnya lebih besar daripada pangkalnya. Gagang pedang ini dirancang dengan ukuran yang relatif kecil.

Sejarahnya, Amanremu tidak hanya digunakan sebagai alat bantu berburu, tetapi juga sebagai senjata pertahanan dan serangan dalam berbagai konflik di masa lalu. Kehadirannya sebagai senjata tradisional mencerminkan peran yang penting dalam kehidupan masyarakat Aceh, baik dalam konteks budaya maupun sejarah.

Selain sebagai senjata, Amanremu juga memiliki nilai simbolis yang kuat dalam budaya Aceh. Senjata ini sering kali dianggap sebagai lambang keberanian, keadilan, dan ketangguhan, mewakili karakteristik masyarakat Aceh yang gigih dan tahan uji dalam menghadapi berbagai tantangan.

Sarung pedang Amanremu juga memiliki desain yang khas dan unik. Terbuat dari kayu, sarung ini mengikuti pola bentuk bilah Amanremu, menambah estetika dan nilai seni dari senjata tradisional ini.

Amanremu lebih dari sekadar senjata tradisional Aceh yang berasal dari suku Gayo. Senjata ini merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang kaya dan berharga. Amanremu tetap menjadi salah satu senjata tradisional yang paling dihormati dan dihargai di wilayah Aceh karena nilai-nilai historis dan budayanya yang kaya.

  • 13. Parang

Parang merupakan salah satu senjata tradisional Aceh yang paling sering digunakan hingga saat ini. Parang juga dipakai sebagai alat tradisional Aceh untuk memotong, untuk meladang dan berkebun segala macam kegunaan lain.

Ada banyak jenis parang yang digunakan oleh masyarakat Aceh. parang terbuat dari besi yang gagangnya terbuat dari kayu.

Parang Ladieng digunakan oleh masyarakat Aceh untuk berburu seperti berburu rusa dan memburu hama babi.

Parang Cot Lamtring umumnya digunakan oleh masyarakat untuk untuk membersihkan rumput di persawahan.

Parang Singrong umumnya digunakan oleh masyarakat Aceh untuk berkebun seperti memotong kayu, membersihkan kebun, membabat rumput dan lain sebagainya.

Lihat Juga:

Itulah daftar senjata tradisional Aceh yang perlu anda ketahui. Selain terkenal karena kegigihan orang Aceh dalam melawan kolonialisasi Belanda menggunakan senjata Rencong, sehingga Aceh juga memiliki julukan sebagai Tanah Rencong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *