Cut Nyak Dhien adalah seorang perempuan pejuang kemerdekaan yang terkenal di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pahlawan yang gigih melawan Belanda. Beliau dilahirkan pada masa Kerajaan Aceh tahun 1848 di Lampadang dan meninggal di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 6 November 1908. Cut Nyak Dhien sebelumnya menikah dengan Ibrahim Lamnga yang kemudian gugur pada pertempuran melawan Belanda di Gle Arum pada tahun 1878. Ini membuat Cut Nyak Dhien meluapkan amarahnya dan bertekad menghancurkan Belanda.
Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah lagi dengan Teuku Umar yang juga merupakan salah satu pahlawan nasional. Aktivitasnya sangat mempermalukan dan menjengkelkan Belanda yang akhirnya membakar rumahnya. Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar berjuang bersama melawan Belanda. Namun pada tahun 1899 Teuku Umar meninggal saat menyerang Meulaboh.
Lihat Juga:
- 25 Oleh-oleh Khas Aceh
- 20 Alat Musik Tradisional Aceh
- 20 Pusat Oleh-oleh Khas Aceh
- 20 Kue Khas Aceh
- 7 Pakaian Adat Aceh
- 35 Tarian Aceh
- 75 Tempat Wisata di Sabang
- 20 Minuman Khas Aceh
- Paket Tour Sabang
- Paket Tour Aceh
Pemerintah kemudian membangun replika rumah Cut Nyak Dhien yang berisi artefak-artefak Aceh dan berbagai barang milik Cut Nyak Dhien. Museum Cut Nyak Dhien kini berdiri di tempat aslinya di desa Lampisang. Desa Lampisang terletak di jalan Banda Aceh – Meulaboh di km 12 atau sekitar 6 kilometer ke arah barat Banda Aceh.
Lihat Juga:
- Museum Aceh
- Museum Tsunami
- Pantai Lampuuk
- Pulau Rubiah
- Pantai Iboih Sabang
- Paket Wisata Medan
- Paket Tour Sabang 1 Hari
- Paket Wisata Sabang
- Paket Tour Bali
- Harga Dolphin Trip Sabang
Setelah suaminya Teuku Umar gugur dalam pertempuran tersebut, Cut Nyak Dhien saat itu sudah tua dan hanya berperang sendirian melawan Belanda tanpa suaminya. Cut Nyak Dhien akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Namun keberadaan Cut Nyak Dhien di Banda Aceh menjadikan semangat perjuangan masyarakat Aceh semakin gigih, sehingga kemudian ia diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat.
Lihat juga:
Dalam rangka mengenang Cut Nyak Dhien, kini namanya diabadikan di Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Akademi Keperawatan Cut Nyak Dhien, Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Cut Nyak Dhien dan juga namanya diabadikan dalam mata uang Indonesia 10.000 pada tahun 1998 dan juga di berbagai jalan kota di Indonesia.