Ie Seureubet, Minuman Khas Aceh Yang Kaya Rempah-rempah & Cara Membuat

Ie seureubet merupakan salah satu minuman khas Aceh yang sarat dengan aroma dan cita rasa rempah-rempah, menjadi penawar yang hangat di tengah-tengah cuaca dingin atau hujan. Dalam setiap tegukan, terasa paduan sempurna dari lada, kayu manis, jahe, pandan, cengkeh, dan gula merah, yang memberikan rasa hangat dan sedikit pedas di lidah.

Ie Seureubet

Proses pembuatan ie seureubet dimulai dengan pemilihan rempah-rempah berkualitas tinggi yang kemudian dihaluskan dan dicampur dengan gula merah. Campuran rempah-rempah ini bukan hanya memberikan rasa yang khas, tetapi juga meningkatkan nilai gizinya dengan kandungan antioksidan yang tinggi. Sehingga, selain memberikan kenikmatan, minuman ini juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. 

Lihat Juga:

Manfaat kesehatan dari ie seureubet sungguh luar biasa. Kandungan antioksidan yang tinggi, minuman ini tidak hanya menjadi penyegar bagi lidah, tetapi juga penawar bagi tubuh. Pertama, antioksidan yang terkandung dalam ie seureubet membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit yang mengintai. Ini menjadi kunci penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Lihat Juga:

Selain itu, setelah beraktivitas, ie seureubet mampu menjadi sumber pemulihan stamina yang efektif. Rasa hangat dari rempah-rempahnya memberikan sensasi menyegarkan dan menghidupkan kembali energi yang telah terkuras. Tidak hanya itu, minuman ini juga menjadi teman setia di musim hujan atau ketika cuaca dingin melanda. Efek menghangatkan dari rempah-rempahnya memberikan kenikmatan tersendiri, membuat kita merasa nyaman dan hangat di dalam dan di luar. 

Baca Juga:

Tak heran jika ie seureubet menjadi favorit di kalangan masyarakat Aceh, terutama saat musim hujan atau ketika cuaca berubah menjadi lebih dingin. Minuman khas Aceh ini bukan hanya sekadar penawar dahaga, tetapi juga menjadi sumber kehangatan dan kenyamanan di saat-saat yang membutuhkan.

Baca Juga:

Dalam sebuah gelas ie seureubet, terdapat lebih dari sekadar minuman, terdapat kehangatan, kearifan lokal, dan kenangan akan tradisi Aceh yang kaya dan memikat. Nikmati dan rasakan sendiri manfaat dari ie seuruebet sebagai minuman sehat khas Aceh. Harga ie seuruebet juga tak kalah terjangkau meskipun kaya akan khasiat. 

Rujak Sabang: Keunikan dan Nikmatnya Rujak Khas Sabang, Pulau Weh

Rujak Sabang merupakan salah satu kuliner lezat dari Aceh yang memiliki ciri khas dari komposisi dan bumbunya. Makanan khas Sabang ini begitu menggiurkan untuk dicicipi ketika berkunjung ke Sabang. Sebab, rujak asli Aceh ini mempunyai perbedaan dari cara meracik dan bahan-bahannya.

Rujak Kilometer Nol Sabang

Kelezatan Cita Rasa Rujak Sabang Asli Aceh

Rujak juga terkenal dengan sebutan salad buah asli Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki sajian rujak dengan ciri khasnya masing-masing. Di Pulau Sabang, Aceh sendiri mempunyai varian rujak yang begitu fenomenal. Berikut ini unik dan lezatnya rujak legendaris dari Aceh tersebut.

Rujak Bumbu Rumbia Adalah yang Paling Terkenal

Saat ini rujak khas Aceh memiliki banyak sekali varian. Beberapa variasi rujak sudah mengalami banyak inovasi. Baik dari komposisi maupun cara penyajiannya. Salah satu yang paling terkenal dari varian rujak Aceh adalah Rujak Bumbu Rumbia. Lokasinya berada tidak jauh dari Tugu Kilometer Nol Sabang di Aceh. Rujak Bumbu Rumbia ini punya ciri khas yang membedakannya dari jenis rujak lain.

Rujak Pulau Klah Sabang

Khususnya dari bumbu, Rujak Sabang ini menggunakan rumbia atau salak Aceh sebagai pelengkapnya. Berbeda dari rujak lain yang memakai buah pisang batu di bumbunya. Penggunaan bumbu-bumbu alami ini tidak hanya menciptakan cita rasa yang unik. Tetapi juga menambah aroma yang menggugah selera saat hidangan disajikan.

Ingin mengunjungi Tugu Kilometer Nol Indonesia di Sabang, anda bisa mewujudkan keinginan anda dengan paket tour Sabang Aceh berikut:

Selain itu, anda juga bisa menjelajah Aceh dengan berbagai destinasi wisata di Aceh dan Sabang berikut:

Rasa Pedas Manis yang Nagih

Bumbu rujak dengan menggunakan Rumbia memang menghasilkan rasa kelat atau sepat. Namun bumbu tersebut dipadukan dengan gula aren asli dari Aceh. Sehingga akan menghasilkan rasa pedas manis yang dapat membuat pelanggan ketagihan. Pembuatan bumbu rujak ini pun juga langsung di depan pembeli. Sehingga racikan bumbu rujak benar-benar fresh. Membuatnya begitu segar ketika dimakan.

Lihat Juga:

Aroma Rujak yang Khas dan Menggiurkan

Rujak KM Nol Sabang

Rujak Sabang ini memiliki aroma segar yang cukup tajam. Hal ini berkat campuran berbagai macam komposisi bumbu dan buah di dalamnya. Itulah sebabnya, Rujak Bumbu Rumbai di Titik Nol Kilometer Aceh selalu penuh dengan antrian pembeli.

Lihat Juga:

Tekstur Unik yang Memberikan Sensasi Nikmat

Rujak Kilometer Nol Indonesia

Rujak khas dari Aceh ini tidak hanya menghadirkan beragam cita rasa, tetapi juga memiliki tekstur yang unik. Mulai dari kenyal dan segarnya buah-buahan, renyahnya kacang tanah goreng, hingga lembutnya saus rujak. Kombinasi tekstur ini membuat setiap gigitan terasa lebih menarik dan memuaskan. Sehingga mencicipi rujak khas Aceh ini menjadi lebih nikmat dan berkesan.

Lihat Juga:

Perpaduan Komposisi Buah yang Lengkap dan Beragam

Seperti rujak pada umumnya, Rujak Aceh memiliki komposisi buah yang cukup lengkap. Rujak Sabang dikenal karena penggunaan berbagai buah-buahan tropis yang segar dan bervariasi. Beberapa diantaranya seperti mangga, kweni, nanas, bengkoang, an berbagai buah-buahan segar lainnya.

Masing-masing buah tersebut mampu memberikan cita rasa yang bervariasi. Buah-buahan untuk pembuatan Rujak Bumbu Rumbia ini biasanya didapatkan dari Kota Medan. Sehingga bahan-bahan tersebut cenderung masih segar.

Lihat Juga:

Kandungan Gizi yang Baik dari Buah-buahan Tropis

Buah-buahan tropis yang ada di dalam rujak khas Aceh kaya akan nutrisi penting seperti vitamin, serat, dan antioksidan. Mangga mengandung vitamin C dan A, nanas kaya akan bromelain dan vitamin C Kemudian jambu biji mengandung vitamin C dan serat, sementara jeruk memberikan vitamin C dan flavonoid. Dengan mengonsumsi rujak Aceh ini, selain menikmati rasanya segar, juga mendapatkan manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh.

Sajian Kuliner yang Memberikan Kesejukan dan Kesegaran

Rujak dari Aceh sering tersaji dalam keadaan dingin atau dengan es batu. Sehingga memberikan sensasi kesejukan dan kesegaran saat disantap, terutama pada cuaca yang panas. Kesejukan ini menambah kenikmatan dan kesegaran berkat berbagai komposisi buah dan bumbunya. Es batu juga dapat mengawetkan tekstur buah-buahan. Sehingga dapat membuat kondisi buah tetap segar.

Sentuhan Tradisional di Pembuatan Rujak Aceh

Mengonsumsi rujak Aceh ini bukan hanya tentang memuaskan selera. Tetapi juga merasakan kehangatan dan keaslian tradisionalnya. Proses pembuatan rujak dilakukan dengan cara manual, serta penggunaan bahan-bahan alami yang masih dijaga keasliannya. Sehingga memberikan rasa segar, nikmat, dan kental akan cita rasa bumbu khas Aceh.

Lihat Juga:

Lezat untuk Dijadikan Sebagai Hidangan Penutup

Rujak Sabang ini juga fleksibel sebagai makanan camilan maupun hidangan penutup. Di daerah asalnya, rujak ini kerap kali menjadi sajian di berbagai acara adat. Selain itu juga menjadi jajanan paling populer. Tentunya berkat rasanya yang menyegarkan dan nikmat. Terutama ketika disantap saat musim panas.

Meskipun demikian, permintaan dan minat pembeli tidak terbatas hanya di musim tersebut. Terbukti dengan lapak Rujak Bumbu Rumbai di Nol Kilometer Aceh yang selalu buka setiap hari.

Lihat Juga Makanan Khas Lain di Sabang:

Tersedia Secara Kemasan

Mengikuti perkembangan yang semua serba instan, sekarang banyak beredar Rujak Aceh dengan packaging yang lebih modern. Kemasan ini memungkinkan rujak dapat bertahan dalam waktu yang relatif lebih lama, meskipun tanpa bahan pengawet. Dengan inovasi ini, memungkinkan pembeli bisa memesannya secara online. Sehingga pembeli dari luar Aceh pun dapat menikmati segar dan uniknya rujak yang fenomenal tersebut.

Lihat Juga:

Demikianlah deretan kenikmatan dan keunikan dari cita rasa Rujak Sabang yang begitu terkenal. Tidak hanya aromanya saja yang menggoda, namun rasanya mampu menghipnotis lidah pembeli. Membuatnya sangat populer di Aceh dan seluruh Indonesia. Menjadikannya salah satu kuliner yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Aceh.

20 Jajanan Kue Khas Aceh & Sabang yang patut dicoba & juga sebagai oleh-oleh

Kue khas Aceh yang patut anda coba ketika anda berlibur ke Aceh ataupun ke Pulau Sabang sangat bervariasi. Aceh memiliki deretan kue tradisional yang enak dan sering dijadikan sebagai oleh-oleh khas Aceh oleh wisatawan. Disini anda bisa memilih mulai dari jajanan kue kering hingga kue basah.

Liburan seru bersama team asik dan ramah Safari Wisata Internasional, anda boleh memilih paket tour Sabang Aceh dengan beragam aktivitas menarik:

Bagi anda yang ingin menjelajah lebih jauh wisata di Aceh, anda bisa melihat paket wisata Aceh berikut:

Aceh memiliki beragam wisata mulai dari wisata alam, bahari, sejarah, budaya hingga makanan khas Aceh yang sangat nikmat untuk anda coba. Tidak hanya hidangan berupa masakan khas, terdapat juga beragam kue khas Aceh yang patut anda coba. Anda bisa menikmati kue tradisional Aceh dengan ditemani oleh secangkir minuman khas Aceh. Berikut kue tradisional Aceh dan Sabang yang patut anda coba:

  • 1. Timphan

Timphan atau timpan merupakan kue khas Aceh yang dulu umum dijumpai pada hari Idulfitri. Kudapan yang disajikan untuk tamu tersebut pun bukan jenis yang dapat Anda temukan setiap hari. Pasalnya, masyarakat hanya membuat timpan sehari sebelum Lebaran. Daya tahannya pun hanya sekitar satu minggu.

Lihat Juga:

Maka bukan hal mengherankan bila para ibu di Aceh sibuk berbelanja bahan-bahan timpan menjelang perayaan keagamaan tersebut. Selain untuk menghadirkan camilan terbaik, mereka juga harus memastikan tampilan dan rasanya konsisten. 

Timpan mempunyai bentuk panjang dan pipih dengan cita rasa legit nan manis. Lebih dari itu, camilan khas Aceh ini sampai disebutkan dalam sebuah peribahasa setempat. Adapun ungkapan tersebut berbunyi, ìUroe goet buluen goet timphan ma peugoet beumeuteme rasaî. Artinya kurang lebih, timpan buatan ibu harus saya rasakan di hari dan bulan yang baik.

Hari dan bulan yang baik pada ungkapan tadi barangkali merujuk pada Idul Fitri. Namun ternyata, timphan sekali disajikan pada hari perayaan atau upacara lain, misalnya Idul Adha dan acara-acara adat di Aceh. Seiring berjalannya waktu dan perubahan zaman, camilan dapat Anda jumpai di pasar, warung, sampai rumah makan.

Dari segi komposisi bahan, timpan memerlukan dua jenis adonan, yakni adonan kulit dan isian. Bahan-bahan untuk adonan kulit mencakup tepung ketan putih, santan kental atau kanil, garam, air kapur sirih, dan pisang raja. Sementara untuk isiannya diperlukan tepung terigu, telur, santan, nangka, gula, garam, kelapa parut, dan daun pandan.

Belakangan, masyarakat Aceh telah memvariasikan isi timpan supaya lebih menarik minat para wisatawan maupun generasi muda. Beberapa di antaranya adalah rasa kelapa, durian, srikaya, dan labu. Malahan ada yang menyertakan isian dalam bentuk potongan buah seperti nangka untuk memperkuat aromanya.

Setelah selesai dibuat, kedua adonan akan ditata serapi mungkin dalam daun pisang. Kemudian, adonan kue dikukus sampai matang. Anda dapat menyantap timphan bersama secangkir teh atau kopi. Penganan ini pun dapat ditemukan di sentra oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Lihat Juga:

  • 2. Samaloyang

Menyajikan kue khas Aceh seperti samaloyang pada Idul Fitri sudah menjadi tradisi yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sekilas, bentuknya menyerupai kue kembang goyang khas Betawi, tetapi tentunya kudapan ini memiliki ciri khas tersendiri.

Dikenal juga sebagai kembang loyang, kue tradisional tersebut merupakan salah satu peninggalan indatu (nenek moyang) di Aceh. Uniknya, camilan ini bisa divariasikan dari segi rasa maupun bentuk. Anda dapat menjumpai kue yang dibuat manis dan pedas sesuai selera. Sementara bentuknya bisa dibuat menjadi segitiga, segi empat, segi lima, maupun bulat. 

Lihat Juga:

Bahan-bahan yang dipakai pun mudah dijumpai di pasar tradisional maupun supermarket. Di antaranya tepung beras, santan, gula pasir halus, telur, dan garam. Satu hal yang membuat tahap pembuatannya spesial adalah adanya cetakan yang digunakan seperti kue kembang goyang.

Pada samaloyang atau kembang loyang, cetakan tersebut dinamakan bruek samaloyang. Jenis material yang digunakan adalah tembaga yang tahan akan panas dengan bentuk bunga. Kemudian, terdapat pegangan yang memudahkan Anda untuk mencetak dan memasaknya.

Untuk mengolahnya, campurkan bahan-bahan yang disebutkan tadi ke dalam wajan dan aduk sampai membentuk adonan kue. Pastikan teksturnya tak terlalu lengket atau encer supaya bisa menempel pada cetakan serta mendapatkan bentuk yang bagus.

Kemudian, panaskan wajan (pilih yang bentuknya tak terlalu melengkung). Siapkan bruek samaloyang dan pastikan tak ada bekas adonan atau kotoran pada permukaannya supaya kue matang dengan sempurna. Selanjutnya, cetakan dicelupkan ke dalam adonan tepung untuk dimasukkan ke dalam minyak mendidih.

Tunggu sampai adonan mengeras untuk dilepaskan dari cetakan. Biarkan sampai berubah warna menjadi cokelat keemasan dan matang. Angkat perlahan sebelum warnanya menggelap. Supaya lebih mudah dalam menata kue, siapkan wadah beralaskan tisu atau kertas yang dapat menyerap minyak.

Setelah selesai memasak kembang loyang, bruek samaloyang sebaiknya langsung dibersihkan. Caranya cukup mudah, yakni dengan mengoleskan minyak kelapa untuk mencegah karat. Simpan cetakan dengan cara digantung untuk memudahkan pemakaian pada produksi samaloyang di kesempatan berikutnya.

Lihat Juga:

  • 3. Keukarah

Keukarah merupakan salah satu kue khas Aceh yang dijamin dapat memanjakan mata dan lidah banyak orang. Hal ini terlihat dari teksturnya yang berjaring dengan rasa manis renyah yang kerap membuat ketagihan. Seperti makanan tradisional lain dari daerah ini, kudapan ini digunakan untuk acara-acara spesial, termasuk hantaran pernikahan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki.

Kabar baiknya, menemukan kue keukarah tak perlu sampai menunggu hajat tertentu. Masyarakat sudah menjualnya di pasar-pasar tradisional. Ada pula yang menjajakannya sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh.

Lihat Juga:

Kerenyahan yang menjadi ciri khas camilan berjaring ini tak terlepas dari bahan-bahannya. Hanya ada tiga jenis bahan yang digunakan, antara lain tepung beras, gula, serta air. Namun, menakarnya tak boleh sembarangan untuk menghasilkan tekstur rapuh dan renyah.

Kemudian saat memasak keukarah, masyarakat Aceh memakai cetakan khusus yang dibuat dari batok kelapa dengan lubang di bagian bawah. Sementara di bagian atas terdapat bambu melintang sebagai pegangan. 

Kemudian, adonan akan diisikan ke dalam cetak untuk diputar-putar di atas wajan yang telah dipanaskan. Jika dilakukan dengan tepat, adonan yang menetes dari lubang akan membentuk jaring.

Maka dari itu, orang-orang yang dipercaya membuat kue keukarah harus menguasai keterampilan khusus. Beberapa di antaranya mendapatkan keahlian tersebut secara turun menurun. Konsentrasi tinggi dan ketelitian adalah salah dua kemampuan yang perlu mereka asah sebelum benar-benar mampu menghasilkan jaring-jaring kue yang rapat dan konsisten dan anti-gosong.

Keunikan ini pula yang membuat kue keukarah mampu bertahan di tengah gempuran kue-kue modern. Banyak wisatawan yang sengaja datang ke Aceh untuk mencobanya langsung dan melihat proses pembuatannya untuk dipraktikan secara mandiri di rumah.

Kue yang kadang disebut juga sebagai sarang burung ini umumnya dijual dalam dua rasa, yakni original serta wijen. Produksi keukarah juga akan mengalami peningkatan signifikan menjelang hari perayaan besar seperti Idul Fitri. Seperti kudapan lainnya, kue ini cocok disajikan sebagai jamuan bersama secangkir kopi atau teh hangat.

Lihat Juga:

  • 4. Adee

Adee adalah kue khas Aceh yang wajib dicicipi saat mampir ke Kabupaten Pidie Jaya. Kudapan tradisional yang kerap disebut sebagai bika atau bingka singkong ini umum ditemukan saat melewati jalur Banda Aceh-Medan maupun sebaliknya. Daerah Meureudu adalah kawasan yang patut disambangi untuk menikmati langsung kelezatan makanan tradisional ini.

Bukan tanpa alasan kue adee menjadi ikon kuliner di Pidie Jaya. Perpaduan teksturnya yang manis dan kenyal memberikan sensasi yang sulit dilupakan bagi yang menikmati. Belum lagi aroma manis yang berpadu dengan bawang goreng yang menciptakan wangi khas yang mudah diingat.

Lihat Juga:

Kombinasi tersebut muncul berkat bahan-bahan yang digunakan. Singkong adalah bahan utama yang dipakai untuk membentuk adonan, tetapi sekarang ada juga yang mengolahnya dengan tepung atau ubi. Komponen lainnya yang terdapat pada resep adalah telur ayam, bawang merah, santan kental, gula pasir, garam, vanili, air, dan margarin.

Dalam pembuatan adee, singkong perlu diparut halus, sementara bawang goreng diiris halus dan digoreng untuk menghasilkan wangi khas. Kemudian, telur, bersama santan dan vanili, dikocok rata, sedangkan gula direbus sampai meleleh bersama mentega. Campuran inilah yang nantinya dimasukkan ke dalam parutan singkong.

Adonan singkong yang sudah rata dan didinginkan lantas dicampurkan bersama telur santan, lalu diaduk sebelum memasuki tahap akhir. Untuk memanggangnya diperlukan oven yang dipanaskan selama 15 menit terlebih dahulu. Taburkan bawang goreng pada adonan sebelum dimasukkan.

Adonan kue adee perlu dipanggang selama kurang lebih 40 menit. Sesekali, adonan kue ditusuk untuk memastikan permukaannya tidak basah. Hal ini pula yang membuatnya beda dari bika ambon walau warna dan bentuknya sekilas mirip.

Setelah adonan matang, keluarkan kue adee dan tiriskan sejenak. Kue dapat dipotong sesuai keinginan dan selera. Masyarakat Aceh biasanya menyajikan kudapan ini bersama secangkir teh hangat atau kopi supaya semakin nikmat.

Popularitasnya pun membuat adee dipasarkan di luar Aceh. Jadi, konsumen dapat membelinya dengan mudah tanpa perlu terbang jauh-jauh ke Kabupaten Pidie Jaya.

Lihat Juga:

  • 5. Bhoi

Menelusuri ragam kue khas Aceh belum lengkap tanpa membahas bhoi. Penganan tradisional ini terbilang menarik karena dijual dalam bentuk variatif dari hewan, bunga, sampai bintang. Teksturnya yang lembut pun membuatnya sering kali dijuluki sebagai bolu kering.

Kue bhoi konon sudah eksis selama ratusan tahun di Aceh, menjadikannya salah satu camilan yang ditemukan di beberapa acara penting. Dalam tradisi pernikahan, misalnya, kue ini dijadikan sebagai seserahan dari mempelai pria kepada mempelai perempuan. 

Lihat Juga:

Ada pula yang menjadikan kue tersebut sebagai buah tangan saat berkunjung ke rumah saudara. Pada beberapa kesempatan, kudapan ini dijadikan jamuan pada acara kelahiran dan khitan.

Pembuatan kue bhoi pun terbilang mudah dan mirip bolu kebanyakan. Bahan-bahan yang harus disiapkan tepung terigu, telur, vanili, gula pasir, dan soda kue. Meski gampang ditemukan, proses pembuatan kue ini memerlukan kesabaran dan keuletan.

Pada pengocokan adonan diperlukan konsistensi yang tepat untuk mendapatkan tekstur bhoi yang diharapkan. Kemudian, adonan harus dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari kuningan atau besi sebelum kemudian dipanggang sampai matang. 

Cetakan ini pula yang membuat tekstur luarnya kasar, tetapi bagian dalamnya tetap lembut. Frekuensi pemakaiannya pun mempengaruhi kualitas dan tingkat kelengketan adonan.

Selain itu, beberapa pembuat kue bhoi masih menggunakan api dari kayu alih-alih oven listrik. Tujuannya adalah untuk memberikan aroma khas di bagian luar dengan tekstur yang agar crunchy. Rasa manisnya juga tak berlebihan, sehingga tak akan membuat gigi sakit atau ngilu.

Jika diproses dengan bahan serta pengolahan yang tepat, kue bhoi mampu bertahan sampai hitungan bulan. Hal ini disebabkan adanya gula yang berperan sebagai pemanis sekaligus pengawet alami. Faktor lain seperti pengemasan turut berpengaruh pada daya tahan camilan.

Kendati dapat ditemukan di sejumlah sentra oleh-oleh, keberadaan bhoi sebenarnya perlahan mulai langka. Wisatawan yang ingin mendapatkan kue dengan cita rasa asli pembuatan dengan proses tradisional biasanya akan datang langsung ke rumah keluarga yang memproduksinya secara turun menurun.

Lihat Juga:

  • 6. Meuseukat

Meuseukat hadir sebagai kue khas Aceh dalam bentuk dodol. Dalam bahasa Aceh, nama kudapan tersebut berarti ‘ulee’ alias ‘kepala’. Ukiran cantik pada permukaannya yang berbentuk aneka bunga atau pintu Aceh yang menawan pun menjadi aspek lain yang membuatnya menonjol dibandingkan dodol-dodol dari daerah lain.

Meski demikian, dodol meuseukat masih memakai bahan-bahan standar seperti tepung terigu, mentega, air, nanas, gula, dan air jeruk. Hanya saja untuk membentuk dodol bulat besar ini butuh kesabaran dan ketelitian demi mendapatkan kekenyalan yang tepat. 

Lihat Juga:

Untuk mengolahnya, bahan-bahan seperti air jeruk dan nanas disaring untuk mencegah adonan berserat dan sulit diolah. Kemudian, tepung terigu dan mentega dicampurkan bersama air gula. Pada tahap berikutnya, adonan dimasak dengan cara diaduk dalam api kecil. Durasi yang dibutuhkan sampai campuran ini mengental adalah sekitar dua jam.

Kemudian saat meuseukat sudah matang, adonan akan dituangkan ke wadah beralas plastik agar tidak lengket dan mudah dipotong. Warna putih kekuningan yang berasal dari tepun terigu dan nanas pun akan memberikan tampilan menarik. Jadi, dodol ini tak perlu memakai pewarna tambahan.

Dodol meuseukat bagi masyarakat Aceh memiliki filosofi mendalam. Pasalnya, penganan ini melambangkan kejernihan penduduknya yang memuliakan tamu. Entah saat menjaga perilaku maupun menyajikan jamuan makan. Maka dari itu pula dodol ini berada di posisi tertinggi kudapan tradisional lain.

Posisinya yang tinggi membuat dodol meuseukat hadir dalam acara adat atau momen khusus, terutama yang melibatkan kehadiran tamu. Sebut saja pesta pernikahan, Idulfitri, dan Iduladha. Tak hanya itu, kue ini dijadikan hantaran untuk menjemput pengantin perempuan (tueng dara baro) setelah pernikahan ke rumah pengantin pria (linto baro).

Dulu, orang-orang harus pergi ke Desa Lambung di sekitar Pantai Ulee Lheue untuk memperoleh meusekat terbaik. Sayangnya, tsunami pada 2004 membuat sentranya berpencar ke beberapa lokasi seperti Darussalam dan Lampisang. Meski dodol ini bisa ditemukan juga di toko, pembeli harus memesannya terlebih dulu mengingat durasi pembuatannya yang lama.

Lihat Juga:

  • 7. Dodol

Tak hanya di Jawa, dodol dapat ditemukan di Sumatra sebagai salah satu kue khas Aceh. Dari teksturnya memang tak jauh berbeda, sama-sama kenyal dan padat. Namun, terdapat variasi yang dikembangkan maupun diturunkan dari satu generasi ke generasi yang membuatnya unik.

Sebut saja meuseukat yang disebut-sebut sebagai jenis dodol yang menempati kasta tertinggi di kalangan kudapan. Selain karena pembuatannya yang lama, kue ini dihiasi ukiran yang rumit pada bagian permukaan dengan bentuk bunga-bungaan dan pintu Aceh yang khas.

Lihat Juga:

Dodol khas Aceh pun sudah menjadi bagian dari adat dan tradisi masyarakat setempat. Misalnya sebagai hantaran pernikahan yang sudah dilakukan sejak lama. Di era modern, camilan manis dan lembut ini lebih mudah ditemukan sebagai jamuan tamu hingga oleh-oleh untuk wisatawan.

Hal menarik lainnya yang dapat ditemukan pada dodol di Aceh adalah pemakaian buah-buahan. Selain nanas, masyarakat juga menggunakan kelapa hingga durian untuk memperkaya cita rasanya. Begitu pula warnanya tak terbatas pada cokelat tua. Wisatawan juga akan menemukan dodol khas Aceh berwarna putih dan cokelat muda.

Sementara dari bahan dan prosesnya hampir sama dengan dodol-dodol dari daerah lain. Tepung beras, tepung ketan, gula merah, santan (kental dan cair), garam, dan daun pandan adalah bahan-bahan yang umum dipakai. Namun, ada juga yang hanya memakai salah satu jenis tepung atau ditambah buah-buahan berdasarkan resep dan jenisnya. 

Proses pembuatan dimulai dari pencampuran santan bersama garam, gula merah, serta daun pandan untuk didihkan. Kemudian, tepung dimasukkan hingga merata. Campuran ini dituangkan ke rebusan santan dan gula untuk kemudian diaduk hingga matang serta mengental. 

Adonan dodol lantas dituangkan ke loyang yang dialasi daun pisang (atau kertas khusus) untuk diratakan dan didinginkan. Daun pisang biasanya digunakan untuk memberikan aroma khas. Lalu kudapan tersebut bisa dipotong sesuai selera.

Beberapa dodol dapat ditemukan di toko dan sentra oleh-oleh di Aceh. Namun ada juga yang harus dipesan karena tahap pengolahan yang lebih rumit.

Lihat Juga:

  • 8. Kue Pia Sabang

Kue pia menjadi jajanan paling favorit yang memiliki banyak fungsi. Tidak heran apabila banyak yang mencarinya, bahkan untuk menemukan kue satu ini tidaklah sulit. Kue manis yang satu ini bisa ditemukan di mana pun, salah satunya di kota Sabang atau Aceh. Ya, Anda bisa mendapatkan kue khas Aceh di toko oleh-oleh saat berkunjung ke negeri Sabang. Kue pia khas Aceh ini pun sangat populer di kalangan para wisatawan. 

Bagi wisatawan, lokal maupun mancanegara, kue pia Sabang menjadi makanan yang paling dicari saat berlibur ke tempat dimulainya titik nol kilometer Indonesia. Ya, Aceh terkenal juga dengan pemandangan bawah lautnya yang indah sehingga banyak wisatawan yang berkunjung. Kue pia sendiri adalah jajanan yang berasal dari dataran Tionghoa atau China. 

Lihat Juga:

Umumnya, kue ini dibuat dari berbagai campuran dan tersedia dalam varian rasa, mulai dari kacang hijau, gula, dan lainnya yang kemudian dibungkus dengan tepung hingga dipanggang. Istilah kue ini sendiri diambil dari dialek Hokkian yang mempunyai arti roti berisi daging. Kemudian berkembang di beberapa daerah di Indonesia dan mulai dikenal dengan nama pia.

Seperti yang kita ketahui, pia menjadi ikon oleh-oleh terkenal dari Yogyakarta. Di mana hampir setiap toko menjual jajanan yang satu ini. Padahal, Oia berasal dari Cina yang kemudian mendapat akulturasi dari budaya Tionghoa dan Jawa. Nama asli kue ini pun terdengar unik, yaitu Tou Luk Pia. Awalnya dibawa oleh pendatang Tiongkok pada tahun 1940-an, yaitu Kwik Sun Kwok. Seiring perkembangannya, pia yang awalnya berisi daging dari minyak babi, kini menjadi berisi kacang hijau dan lainnya. Serta dibuat dengan berbagai versi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Sabang-Aceh.

Untuk Anda yang sedang berlibur di Aceh, tidak perlu bingung mencari kue legit yang satu ini. Anda bisa menemukan kue pia ini dengan mudah di toko atau kedai makanan yang berlokasi di Banda Aceh. Tidak ada salahnya menjadikan pie sebagai buah tangan untuk orang terdekat setelah berlibur ke pulau Sabang ini. Apalagi pia tersedia dalam berbagai variasi, yaitu coklat, kacang hijau, durian, dan masih banyak lagi. Tak hanya sebagai oleh-oleh, Anda juga bisa menjadikannya camilan yang bisa dinikmati bersama kopi, teh, atau lainnya saat bersantai. 

Lihat Juga:

  • 9. Bungong Kayee

Dari namanya, pasti tahu kalau makanan yang satu ini adalah kue khas Aceh. Kue kering yang satu ini pun memiliki keunikan tersendiri, yaitu bentuknya yang mirip bunga dengan warna putih pucat serta dua bagian kelopak yang berwarna hijau dan merah. Bungong Kayee mempunyai tekstur keras tapi rasanya sangat manis. 

Bunga kayu atau dalam bahasa Acehnya bungong kayee adalah jajanan tradisional yang bisa Anda jumpai di pantai barat Aceh. Tak hanya berbentuk bunga, kue ini juga ada dalam bentuk daun. Umumnya, kue kering atau yang disebut peunajoh tho ini berlapis gula. Dari bentuk yang cantik dan rasanya yang manis, tidak heran apabila kue kering ini sering menjadi hantaran di prosesi pernikahan dan kegiatan adat lainnya.

Bunga kayu ini sendiri terbuat dari beras ketan, kanji, telur, gula, serta pewarna makanan. Cara membuatnya adalah dengan mencampur bahan, lalu menguleni adonan sampai Kalis. Kemudian, adonan tersebut digiling tipis menggunakan tangan dan dibentuk seperti bunga.

Tak lupa pemberian pewarna makanan di bagian lekukan kue, biasanya berwarna hijau dan kuning. Lalu, adonan yang sudah dibentuk dan diolesi pewarna makanan akan digoreng. Eits, tetapi ingat minyaknya tak boleh terlalu panas. Aduk-aduk kue sampai mengambang perlahan, lali tiriskan. Kemudian, goreng kembali dalam minyak panas sampai kering. Setelah itu, tiriskan kue sampai dingin.

Anda bisa melapisi kue dengan gula, yaitu dengan mencampur air serta gula yang dimasak dalam wajan penggorengan hingga mengental. Setelah kue ditiriskan, Anda bisa mencelupkannya pada larutan gula tersebut, kemudian angkat dan diamkan sampai kering.

Di masa sekarang, tak banyak yang membuat kue tradisional satu ini. Selain jarang peminatnya, juga karena pembuatannya yang cukup rumit. Apalagi setiap kuntum harus ditekuk serta diwarnai satu per satu. Tentunya, untuk yang memilih kue ini untuk suatu acara perlu memesannya jauh-jauh hari.

Biasanya, kue bungong Kayee disusun dalam baki sehingga terlihat rapi dan cantik. Anda pun tidak perlu risau saat ingin mencicipinya, karena tersedia di toko kue tradisional di Aceh. Untuk harganya cukup bervariasi, tergantung isi setiap paketnya.

  • 10. Wajit

Kue Wajit ketan, orang Jawa mana yang tidak mengenalnya? Ya, hampir di setiap acara di Jawa kue basah yang satu ini ada. Begitu pula di Aceh yang memiliki keunikan tersendiri. Kue khas Aceh yang satu ini mempunyai rasa manis legit yang membuatnya masih digemari sampai sekarang.

Kue Wajik Aceh sendiri berbahan dasar ketan yang dicampur dengan gula aren serta kelapa. Lalu, dibungkus dengan daun jagung yang membuatnya memiliki citarasa khas. Tidak heran apabila banyak yang menjadikannya sebagai oleh-oleh. Walaupun sudah tersaingi oleh berbagai makanan, wajit masih tetap populer. Bahkan ada warisan resep serta cara membuatnya secara turun menurun sehingga tetap terjaga keaslian rasanya. 

Nah, Wajit sendiri dicetuskan oleh Haji Siti Romlah. Diceritakan bahwa wajik ini mulanya ada di Cililin yang merupakan wilayah kaya akan beras. Hingga suatu hari terjadi kelebihan syok beras ketan karena masyarakat lebih banyak mengonsumsi beras biasa dibandingkan beras ketan. Itulah yang menginspirasi masyarakat untuk membuat hidangan baru dari beras ketan, yaitu dengan mencampurkan beras ketan, gula aren, serta kelapa. 

Awalnya, jajanan yang satu ini belum dikenal sebagai wajit, tetapi disebut sebagai ketan gulaan. Sampai muncul nama Wajit saat di suatu pesta pernikahan seorang tamu dari Jawa mencicipinya. 

Sampai sekarang Wajit atau Wajik pun semakin bervariasi dalam pembuatannya. Sementara di Aceh lebih dikenal dengan nama Baje’uek, jajanan ini pun sering dihidangkan dalam acara besar di Aceh. Alih-alih mencarinya di toko oleh-oleh atau mengharap ada acara besar, Anda bisa membuatnya sendiri dengan langkah-langkah ini!

Untuk membuatnya, Anda perlu menyiapkan bahan, untuk setengah kilogram ketan putih atau 500 gram, tambahkan 600 mili santan, 250 gram gula aren, tiga sendok makan gula pasir, setengah sendok teh garam, dan selembar daun pandan. Pertama-tama, cuci beras ketan sampai bersih, kemudian tiriskan. 

Setelah itu, rendam ketan dengan air dingin selama dua jam, lalu tiriskan sampai kering. Begitu tiris, kukus ketan dengan kukusan panas sampai setengah matang atau sekitar tiga puluh menit. Kemudian angkat dan masak bersama santan, daun pandan, gula merah yang disisir, gula pasir, serta garam. Masak sampai mendidih, lalu angkat.

Eits, tapi jangan lupa untuk sering mengaduk santan panas dan ketan setengah masak sampai santannya habis, ya! Lalu, biarkan beberapa menit sebelum mengukusnya kembali selama setengah jam sampai lunak. Setelah lunak, angkat dan tuangkan ke loyang segi empat yang sudah diolesi sedikit minyak sayur atau beli alas plastik/daun. Tekan adonan sampai padat serta rata, kalau dinginkan. Begitu dingin, Anda bisa memotongnya berbentuk wajik atau belah ketupat, kemudian disajikan. Wajit sudah bisa dicicipi rasa manis legitnya, nih!

  • 11. Ruti Cane

Nusantara memiliki banyak sekali kuliner khas yang bisa anda nikmati baik sendiri maupun bersama. Salah satu kota dengan kuliner terbaik di Indonesia yaitu Banda Aceh, Provinsi Aceh. Kota ini menawarkan berbagai makanan yang mencerminkan keanekaragaman budaya suku Aceh dan pengaruh kekayaan kuliner hasil percampuran berbagai budaya termasuk Melayu, Tionghoa, dan India.

Salah satu hidangan khas yang tidak boleh dilewatkan adalah ruti cane. ruti cane, yang juga dikenal sebagai roti prata atau paratha di berbagai negara, merupakan sejenis ruti pipih yang dipengaruhi oleh budaya kuliner India.

Asal Usul Ruti Cane Makanan Khas Aceh 

Ruti cane dikenal sebagai salah satu makanan khas yang berasal dari Pakistan dan India, dimana menjadi makanan pokok masyarakat setempat  selama berabad-abad. Kata Cane berasal dari bahasa India yang diartikan sebagai roti pipih. Ketika penduduk keturunan India bermigrasi ke Asia mereka membawa resep kue ini dan akhirnya mulai dikenal di Indonesia. 

Ruti cane mulai diperkenalkan di Aceh dibawa pedagang muslim yang bermigrasi dari India di abad 17 dan kemudian menetap dan bercampur dengan penduduk lokal. Dimana komunitas ini dengan mudah memperkenalkan dan mempopulerkan masakan India termasuk ruti cane. Jenis kue ini menjadi sangat populer dan bahkan diadopsi menjadi kue khas Aceh.

Keunikan Ruti Cane Makanan Khas Aceh  

Terdapat beberapa keunikan yang bisa Anda temukan di ruti cane makanan khas yangsatu ini. Diantaranya sebagai berikut: 

  • Proses Pembuatan Ruti Cane 

Salah satu keunikan ruti cane terletak pada proses pembuatannya. Adonan ruti, yang terdiri dari tepung terigu, air, garam, dan sedikit minyak, diuleni hingga elastis. Kemudian, adonan ini dipipihkan dan dilipat berulang kali sebelum akhirnya digoreng di atas wajan datar dengan minyak atau margarin. 

  • Pengaruh Multikultural India, Pakistan, Lokal 

Keunikan lain dari ruti cane di Aceh adalah pengaruh multikultural yang tercermin dalam berbagai cara penyajiannya. Pengaruh Melayu dapat dilihat dari penggunaan bumbu-bumbu lokal dan cara penyajian yang beragam. 

Misalnya, roti cane bisa disajikan dengan lauk khas Aceh yang pedas, menambah cita rasa unik yang berbeda dari versi aslinya di India.

  • Varian Dan Penyajian Ruti Cane 

Di Aceh, ruti cane disajikan dengan berbagai macam lauk dan pelengkap yang memberikan sentuhan lokal yang khas. Beberapa varian populer antara lain ruti cane kari kambing, yang disajikan dengan kari kambing kaya rempah-rempah dan sangat digemari oleh masyarakat Aceh. 

Sekian pembahasan mengenai keunikan yang dimiliki oleh ruti cane, kue khas Aceh. Roti ini sangat enak untuk Anda coba, Bagaimana, penasaran bukan dengan rasa makanan khas yang satu ini? yuk cobain sekarang. 

  • 12. Apam

Saking kayanya masakan nusantara, banyak sekali makanan lezat zaman dulu yang dilupakan oleh generasi sekarang. Salah satunya yaitu Apam. Mungkin anda baru mendengarnya kali ini? yap. Memang tidak heran jika anda baru mendengarnya. 

Kue Apam merupakan kue khas Aceh yang merupakan sebagian dari tradisi kuliner kota tersebut. Dimana memiliki beberapa keunikan dibandingkan dengan makanan lainnya yang membuatnya sangat dinikmati. Dalam artikel ini akan dibahas selengkapnya mengenai asal usul dan keunikan kue Apam yang jarang diketahui orang banyak. Sebagai berikut: 

Asal Usul Kue Apam Khas Aceh 

Kue Apam memiliki akar budaya yang berasal dari India, yang telah membawa pengaruh signifikan terhadap kuliner khas Aceh. Meskipun demikian, di Aceh, Kue Apam telah mengalami berbagai penyesuaian agar sesuai dengan cita rasa dan bahan-bahan lokal. 

Kue ini dibuat dari adonan yang mengandung tepung terigu, gula, garam, kuning telur, dan air. Setelah adonan siap, ia dimasak di atas teflon atau wajan anti lengket dengan api kecil. Proses memasak yang lambat ini menghasilkan Kue Apam dengan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih, menjadikannya salah satu camilan yang disukai di Aceh.

Keunikan Kue Apam Khas Aceh 

Keunikan Kue Apam terletak pada metode pembuatannya serta variasi rasa yang tersedia. Proses pembuatan Kue Apam melibatkan pencampuran tepung terigu, gula, garam, kuning telur, dan air untuk membentuk adonan. 

Adonan ini kemudian dimasak di atas teflon atau wajan anti lengket dengan api kecil, menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih. Selain metode pembuatannya, keunikan Kue Apam juga terlihat dari berbagai variasi rasa yang bisa dinikmati. 

Kue Apam dapat disajikan dengan aneka bumbu dan topping, seperti kari ayam atau durian, gula pasir, dan coklat, menawarkan pengalaman kuliner yang beragam dan memuaskan.

Ciri Khas Kue Apam Khas Aceh 

Ciri khas Kue Apam terletak pada rasa dan teksturnya yang istimewa. Kue ini memiliki rasa gurih dan tekstur lembut yang tidak keras. Tekstur lembutnya membuat Kue Apam mudah dihancurkan dan nyaman disantap. Kelezatan rasa gurihnya menjadikan Kue Apam sangat digemari oleh masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai asal-usul dan keunikan yang dimiliki oleh Kue Apam khas Aceh. Jangan sampai lewatkan kelezatannya. Anda harus cobain sekarang juga agar tidak menyesal! 

  • 13. Pulot

Aceh menjadi salah satu wilayah Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya. Namun, jangan salah! selain keindahan alam, anda juga bisa menemukan makanan khas yang banyak diminati masyarakat. Salah satunya yaitu Pulot

Bagi anda yang penasaran dengan makanan satu ini, simak penjelasan berikut dimana akan memberikan gambaran mengenai asal-usul Pulot dan juga ciri khas yang membedakan dengan makanan Kue Khas Aceh lainnya. Simak penjelasan berikut ini: 

Sejarah Pulot Makanan Khas Aceh 

Pulot adalah makanan tradisional yang berasal dari Aceh, sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan budayanya yang unik dan khas, berbeda dari daerah lain di Indonesia. Pulot dibuat dari adonan yang terdiri dari campuran tepung terigu, gula, garam, kuning telur, dan air. 

Setelah adonan siap, adonan ini kemudian dimasak di atas teflon atau wajan anti lengket dengan api kecil. Metode memasak ini menghasilkan Pulot dengan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih, membuatnya menjadi makanan yang digemari oleh banyak orang.

Ciri Khas Pulot Makanan Khas Aceh 

Keunikan Pulot terletak pada metode pembuatannya dan berbagai variasi rasa yang bisa dinikmati. Proses pembuatan Pulot melibatkan pencampuran bahan-bahan seperti tepung terigu, gula, garam, kuning telur, dan air untuk membuat adonan.

Adonan ini kemudian dimasak di atas teflon atau wajan anti lengket dengan api kecil, menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih. Selain metode pembuatannya, keistimewaan Pulot juga terletak pada variasi rasa yang ditawarkan. 

Pulot dapat disajikan dengan berbagai bumbu dan topping, seperti kari ayam atau durian, gula pasir, dan cokelat. Keanekaragaman ini memungkinkan Pulot disajikan untuk memenuhi berbagai selera dan kebutuhan, menjadikannya makanan yang serbaguna dan digemari oleh banyak orang.

Dengan metode pembuatan yang khas dan berbagai variasi rasa yang tersedia, Pulot telah menjadi makanan yang sangat digemari. Di Aceh, Pulot telah diadaptasi menggunakan rasa dan bahan-bahan lokal, sehingga menjadi bagian integral dari tradisi kuliner daerah tersebut. 

Sekian pembahasan mengenai asal-usul dan ciri khas yang harus anda ketahui tentang Pulot. Tentu sebelum memakannya, anda wajib tau hal penting ini agar makannya tambah nikmat dan menambah pengetahuan. Gimana, mau cobain? yuk. 

  • 14. Boh Romrom

Mengunjungi Serambi Aceh, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas daerah setempat tersebut. Salah satu yang menarik, dan pastinya harus Anda coba, yaitu Boh Romrom. Ini adalah salah satu kudapan favorit bagi warga Aceh, termasuk salah satu menu wajib ketika berbuka puasa tiba.

Fakta unik tentang Boh Romrom

Ada beberapa fakta unik yang perlu Anda ketahui tentang kue khas Aceh yang satu ini, seperti :

  • Termasuk salah satu kudapan yang wajib ada, ketika berbuka puasa tiba.
  • Cocok juga jadi hidangan pada acara hajatan atau ketika bersantai.
  • jika dilihat lintas kudapan yang  satu ini mirip seperti klepon.

Bahan yang harus dipersiapkan

Untuk membuat Boh Romrom ini sendiri tidak sulit. Selain itu, bahannya juga mudah untuk didapat. Adapun bahan yang perlu persiapkan, antara lain :

  • 250  tepung ketan
  • ½ butir kelapa, parut dan kukus bersama garam secukupnya
  • Air untuk merebus
  • Pasta pandan secukupnya
  • Air dingin secukupnya
  • Air panas secukupnya
  • 2 lembar daun pandan

Bahan isian

Bahan isian untuk kue Boh Romrom ini juga mudah untuk Anda dapatkan. Anda hanya perlu mempersiapkan 150  g gula merah, lalu iiris halus.

Cara membuat

Untuk cara membuatnya :

  • Rebus air, dan masukkan daun pandan hingga mendidih.
  • Campur tepung beras ketan dengan air panas. Uleni, sambil sesekali masukkan air dingin ke dalam adonan. Lakukan hingga adonan dapat dibentuk, seperti bola bola kecil. Pastikan adonan tidak terlalu lembek, agar adonan kelak terasa keras dan kenyal.
  • Setelah dirasa kalis dan tidak lengket, campur pasta pandan kedalam adonan  aduk hingga tercampur rata.
  • Bentuk adonan menjadi bulatan bulatan kecil seperti klepon. Beri lubang pada bagian tengah, untuk diberi isian gula merah. Bulatkan kembali, lalu masukkan ke dalam air mendidih yang berisi daun pandan. Ulani proses tersebut, hingga adonan habis.
  • Apabila adonan Boh Romom sudah mengapung, ke permukaan air, itu tandanya, sudah matang. Angkat dan tiriskan adonan tersebut.
  • Gulingkan adonan ke dalam parutan kelapa yang sudah dikukus, hingga adonan tertutup sempurna.

Jika sudah tata Boh Romrom di atas piring, dan sajikan. Sebaiknya tambahkan juga minuman favorit Anda, menemani santap kue yang satu ini! Adapun waktu yang tepat untuk menyantap kue ini, yaitu pada sore hari, atau ketika waktu senggang, pastinya akan sangat nikmat.  

  • 15. Asoe Kaya

Saat berkunjung ke Aceh, Anda wajib coba kue Asoe Kaya. Makanan camilan Aceh ini dikenal juga dengan nama kue Timphan dan cukup legendaris. Berikut adalah bahasan cara membuatnya!

Resep yang akan digunakan berikut dapat hasilkan 15 porsi kue. Berikut penjelasan resep kue khas Aceh ini:

Bahan untuk lapisan luar:

  • 200 gram tepung ketan
  • 2 sendok makan santan kental
  • 1 sendok makan bubuk kapur sirih
  • ¼ sendok teh garam (Masih dapat disesuaikan dengan selera sendiri)
  • 250 gram buah pisang raja yang sudah dikupas dan dihaluskan
  • Daun pisang muda secukupnya untuk bungkus kue
  • Minyak goreng secukupnya untuk olesan

Bahan untuk isian:

  • 2 butir telur
  • 50 milliliter santan kental
  • 100 gram gula
  • 25 gram buah nangka matang yang dipotong halus kecil-kecil
  • ½ sendok teh tepung terigu
  • 1 lembaran daun pandan ukuran sedang
  • 50 gram parutan kelapa
  • ¼ sendok tah vanili

Cara membuat:

  • Langkah pertama mari buat isian Aso Kaya terlebih dahulu. Hal ini dimulai dengan kocok telur bersama gula menggunakan mixer.
  • Setelah gula rata, masukan tepung terigu dan santan dan mixer lagi hingga rata.
  • Berikutnya taruh campuran tadi di atas wajan dengan api kecil sambil diaduk cepat
  • Sambil mengaduk, tambahkan nangka, parutan kelapa, daun pandan dan vanili
  • Aduk terus hingga bahan isi ini mengental mirip selai
  • Sisihkan bahan isi ini agar dingin
  • Berikutnya buat lapisan luar dengan mencampur semua bahan yang sudah disediakan
  • Setelah tercampur rata, oleskan minyak ke daun pisang yang digunakan untuk bungkus
  • Gunakan beberapa sendok campuran adonan lapisan luar dan ratakan di kulit pisang
  • Sendokan isian yang sudah disiapkan tadi di tengahnya hingga terlihat cukup
  • Gulung daun pisang seperti lontong dan ikat
  • Ulangi langkahnya hingga habis semua adonannya
  • Kukus semua kue yang sudah digulung tadi sekitar 10 menit
  • Angkat dan kue sudah siap disajikan.

Sekian bahasan resep kue khas Aceh ini. Mudah-mudahan bahasan ini membuat Anda tertarik coba dan buat sendiri kue Timphan Aso Kaya ini. Selamat mencoba!

  • 16. Ruti Seuop

Ruti Seuop atau yang dikenal juga dengan Roti Seuop adalah makanan sederhana khas Aceh. Secara sederhana, Roti Seuop dapat disamakan dengan puding roti minimalis. Namun, cita rasa yang diberikan jauh lebih gurih dan dapat disajikan dengan aneka topping. 

Walaupun bebas dimodifikasi, ada 5 tips penting yang harus Anda ingat agar tidak gagal membuat resep tradisional kue khas Aceh ini. Mari bahas tipsnya berikut ini!

  • Selalu cicipi campuran ruti seuop sebelum dikukus. Campuran adonan roti seuop wajib dicicipi dulu. Jangan takut cicip walaupun adonan belum matang. Hal ini penting untuk pastikan ukuran gula dan garam yang digunakan sudah sesuai selera.
  • Hindari pake roti mahal. Roti tawar mahal seperti jenis milk bread atau sour dough terkesan lebih enak, tapi tidak cocok sebagai bahan ruti seuop. Cita rasa hidangan khas aceh ini lebih mantap menggunakan roti tawar yang sedikit kering dengan pinggiran cokelat yang tebal.
  • Toping harus sesuai dengan racikan adonan roti seuop. Topping seperti keju, sosis, taburan cincang ayam, buah, cokelat dan selai dapat menjadi pilihan populer hidangan ini. Namun, pastikan anda sesuaikan cita rasa adonan sebelum menggunakan toping tersebut. Adonan yang bertoping manis seperti cokelat dan selai buah, akan lebih cocok ditambah sedikit lebih banyak gula. Sedangkan yang pakai toping keju dan sosis misalnya, lebih baik ditambah sedikit garam.
  • Pastikan pakai mixer untuk hasil optimal. Saat buat adonan, gunakan mixer agar hasil lebih merata. Mencampur adonan secara manual dapat dilakukan, tapi hasilnya terasa kurang mantap. Jika pakai mixer, adonan akan terasa lebih mengembang dan hasilkan tekstur lebih enak saat selesai dikukus.
  • Lebih aman pakai santan instant. Agar cita rasa akhir roti seuop konsisten, lebih baik pakai santan instan saja. Pakai santan perasan sendiri kadang bisa kental, kadang cair dan rasanya bisa berbeda jika kualitas kelapa yang dipakai tidak bagus. Jadi, lebih baik pakai santan instan saja yang rasanya pasti sama.

Sekian bahasan tips untuk buat Ruti Seuop yang lebih spesial dan anti gagal. Mudah-mudahan tips di atas berguna bagi Anda!

  • 17. Serabi

Banyak orang sering bingung dengan hidangan surabi atau serabi di Indonesia. Perbedaan surabi khas Aceh dengan surabi asal Solo dan Bandung menarik dibahas. Berikut adalah perbedaannya!

Surabi asal Aceh dihidangkan dengan guyuran kuah saus khusus. Kue yang disiram juga tidak hanya satu, melainkan banyak kue ukuran kecil. Anda bisa bandingkan hal ini dengan cara makan sereal tapi pakai kue surabi kecil.

Surabi yang digunakan ini ukurannya sebesar sendok makan. Jadi, sekali sendok bisa melahap satu surabi. Keunikan lain dari surabi Aceh adalah teksturnya yang lebih padat. Tekstur ini memastikan surabi tidak hancur walaupun disantap dengan banyak saus kuah.

Kuah yang digunakan pada hidangan ini terbuat dari santan, gula pasir, gula merah, garam, pandan dan mentega. Bisa dibilang mirip kuah kolak tapi dengan sentuhan gurih mentega.

Cita rasa makan kue khas Aceh dengan kuah ini sangat spesial. Anda tidak akan temukan kombinasi kue mirip pancake yang disantap dengan kuah kolak ini selain di Aceh. 

Untuk surabi asal Solo, ciri utamanya adalah bentuk kering dan ukuran besar genggaman tangan. Pada pinggiran surabi Solo terdapat area kering di pinggir. Bentuk ini muncul karena saat menuang adonan, sendok ditempelkan pada pinggir pan memasaknya.

Berbeda dengan serabi Aceh, jenis dari Solo ini disantap hanya dengan toping kering. Biasanya pakai cokelat, selai, keju, potongan pisang, nangka ataupun polos hanya taburan gula pasir.

Untuk surabi asal Bandung, bentuknya mirip dengan jenis dari Solo tapi tanpa pinggiran kering. Surabi ini berukuran besar juga mirip ukuran yang Solo. Walaupun banyak persamaan, cara makan surabi ini berbeda.

Surabi Bandung disajikan dengan saus khusus seperti yang dari Aceh. Bedanya, saus yang digunakan lebih kental dan hanya pakai gula merah, santan kental dan pandan. Saus ini memiliki konsistensi mirip madu kental.

Bisa dibilang surabi asal Bandung disajikan seperti gaya pancake luar negeri. Kue besar yang disiram saus manis, pasti tidak asing jika pernah lihat sarapan ala barat.

Sekian bahasan perbedaan serabi Aceh dengan jenis dari Solo dan Bandung. Mudah-mudahan info di atas menambah wawasan Anda seputar hidangan kue tradisional khas Indonesia!

  • 18. Leupik

Mengunjungi Aceh tidak lengkap rasanya jika tidak merasakan nikmatnya kue khas Aceh. Salah satu kue khas Aceh yang wajib dicoba adalah Leupik. Makanan tradisional ini terbuat dari beras, pisang, dan parutan kelapa. Pisang dikupas lalu dihaluskan kemudian ditambahkan parutan kelapa serta beras yang sudah dicuci bersih. Untuk menambah cita rasa, masyarakat Aceh biasanya menambahkan bumbu penyedap seperti garam dan gula. Perpaduan antara parutan kelapa dan pisang memberikan sensasi rasa gurih pada makanan ini. Semua bahan tadi diaduk hingga merata sebelum dibungkus dengan daun pisang. Ukuran Leupik tidak terlalu besar hanya sekitar 1 hingga 2 sendok makan adonan saja. Sekilas tampilan adonan saat sudah dibungkus mirip dengan otak-otak. 

Setelah semua adonan habis dibungkus daun pisang, adonan tersebut akan dikukus selama beberapa menit hingga matang. Masyarakat Aceh juga menambahkan daun pandan pada kukusan agar aroma Leupik lebih wangi dan menggugah selera. Warna daun pisang yang menjadi pudar menandakan kalau adonan makanan ini sudah matang dan siap disajikan. Leupik bisa dimakan langsung selagi hangat dengan ditambahkan kelapa parut dan ditemani oleh kopi atau teh hangat. Rasanya yang gurih dan legit juga cocok disajikan dengan makanan tradisional Aceh yang berkuah, seperti Kuah Peliek, Masak Mirah, Sie Ruboh, dan lain-lain. Jika dipadukan dengan makanan berkuah tersebut, cita rasa Leupik menjadi mirip dengan lontong namun lebih gurih karena parutan kelapa dan beberapa bumbu tambahan. Karena termasuk makanan tradisional, kuliner khas Aceh ini biasanya disajikan di acara-acara besar, seperti upacara adat, pesta pernikahan, hajatan besar, dan lain-lain.

Biasanya, Leupik masih dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar atau arang untuk menjaga keotentikan rasa dan aroma. Karena sudah tidak terlalu banyak yang memasak makanan ini, Leupik biasanya bisa dijumpai di beberapa warung di Aceh saja. Ada pula beberapa masyarakat Aceh yang masih menerima pesanan pembuatan Leupik hanya untuk acara-acara tertentu saja. Leupik dengan rasa dan bahan yang otentik biasanya hanya bisa ditemukan di desa-desa di Aceh di mana generasi tua masih menjunjung tinggi tradisi, termasuk memasak kuliner tradisional.  

  • 19. Tape Breueh

Momen Idul Fitri belum lengkap tanpa kehadiran kue khas Aceh seperti tape breueh. Seperti jenis kudapan lain di daerah tersebut, tape Aceh ini dulu hanya dijumpai pada hari raya keagamaan. Selain itu, terdapat keunikan yang ditawarkan hidangan tradisional ini dibandingkan yang lain.

Sebenarnya dari segi bahan, tape atau tapai breuh hampir sama dengan jenis tape lainnya di Indonesia. Beras ketan menjadi bahan utama yang difermentasikan untuk menghasilkan cita rasa khas tape. Namun, sebagai pembungkus, masyarakat Aceh tak menggunakan daun pisang, melainkan daun bili atau bemban yang memberikan aroma wangi yang mengundang selera.

Kemudian, sebelum memulai, orang-orang yang terlibat dalam pembuatan tape harus menghindari pantangan-pantangan yang berlaku berdasarkan mitos yang beredar. Apabila ada pelanggaran dan pengolahan terus dilakukan, kualitas tape dipercaya akan menurun. Sampai sekarang, sebagian masyarakat masih menjalankan tradisi tersebut.

Selebihnya, resep dan cara pembuatan tape breueh mudah diikuti, terutama bagi orang-orang yang terbiasa menangani kudapan ini. Di tahap awal, beras ketan (biasanya yang putih) harus dibersihkan sampai air yang dipakai benar-benar bening. Kemudian, rendam beras ketan semalaman.

Keesokan harinya, tape yang dibiarkan semalaman harus dibersihkan lagi memakai air mengalir. Tempatkan dalam wadah baru untuk dikukus sampai matang. Setelah itu, pindahkan ke wadah lain untuk dibilas lagi memakai air bersih. Ketan laku dikukus untuk kali kedua sampai benar-benar matang sebelum masuk ke tahap berikutnya.

Ketan lantas dipindahkan ke wadah dengan ukuran lebih lebar supaya cepat dingin. Kadang masyarakat membantu dengan mengipas-ngipasinya. Sambil menunggu suhu ketan mendingin, ragi akan dihaluskan hingga membentuk serbuk halus. Bahan tersebut lantas ditaburkan secara merata pada permukaan ketan. Hindari penggunaan gula atau pemanis lain yang berisiko membuat ketan masam.

Pada tahap akhir, tape breueh dibungkus menggunakan daun bili sesuai bentuk yang diinginkan (umumnya bulat). Kudapan lantas ditata rapi dalam wadah dan didiamkan dua hari dua malam di tempat yang tak terkena matahari langsung. Setelah itu, tape siap disajikan. 

  • 20. Tape Ubi

Terbuat dari singkong sebagai bahan utama, tape ubi merupakan kue khas Aceh yang menawarkan kenikmatan tersendiri. Kudapan ini merupakan buah tangan yang dibuat masyarakat Gampong Beusa yang tinggal di Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Bahkan jenis tape ini sering dipakai untuk campuran timphan tape.

Keberadaan camilan yang dikenal juga sebagai tape ubi jalar ini semakin mudah dijumpai saat Ramadan berlangsung. Hal ini disebabkan tingginya permintaan konsumen yang ingin menjadikan camilan ini sebagai teman berbuka puasa (takjil). Maka tak heran bila sejumlah pengusaha tape kecipratan untung besar dari pembuatan ribuan tape setiap hari.

Faktor lain yang membuat jens tape ini populer di Gampong Beusa adalah selera masyarakatnya. Mereka lebih menyukai tape yang terbuat dari singkong ketimbang beras ketan. Teksturnya yang lembut dan rasa lebih manis menjadikannya makanan ringan favorit. Tak hanya itu, singkong pun masih dijadikan bahan baku keripik saat permintaan tape tak tinggi di luar bulan puasa.

Dari resepnya, tape ubi hanya memakai tiga bahan: singkong atau ubi jalar, ragi tape, dan daun pisang sebagai pembungkus. Singkong yang telah dipotong-potong dan direbus lantas ditaburi ragi yang dibuat bubuk untuk kemudian disimpan rapat dalam ember selama 3-4 hari. 

Tape yang matang sempurna akan mengeluarkan hawa panas dengan cita rasa manis yang agak asam. Namun, ada kalanya kudapan ini gagal difermentasi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah singkong yang belum mencapai tingkat kematangan yang diharapkan (3/4 matang) saat direbus. Kemudian, singkong belum dalam keadaan dingin saat ditaburi ragi.

Adapun tips yang disarankan agar singkong jadi 3/4 matang adalah tak menyentuhkan dengan tangan. Tujuannya adalah mencegah kontaminasi bakteri yang dapat menurunkan kualitas bahan tersebut. Dianjurkan memakai sarung tangan steril serta garpu atau penjepit tangan saat hendak memindahkannya ke wadah lain.

Menyimpan tape ubi yang telah matang sesuai ekspektasi adalah saran lain yang dapat dilakukan. Jadi, rasa maupun teksturnya terjaga dalam waktu yang lebih lama.

Baca Juga:

Itulah daftar kue khas Aceh yang bisa anda coba ketika berkunjung ke Aceh. Jika anda ingin berkeliling Aceh dan mencari beragam kuliner di Aceh, anda bisa memilih paket tour Aceh ataupun juga bisa rental mobil Aceh bersama kami.

20 Minuman Khas Aceh yang patut anda coba

Minuman khas Aceh sangat beragam sehingga sangat cocok untuk dinikmati ketika anda berlibur ke tanah Rencong. Aceh tidak hanya memiliki segudang makanan khas Aceh yang nikmat tetapi juga minumannya yang sangat unik dan menyegarkan. Selain itu anda dapat menikmati minuman tradisional Aceh dan mencoba kue khas Aceh sebagai pelengkap minuman anda.

Supaya liburan anda semakin asik, anda bisa memilih paket tour Sabang Aceh dengan ditemani oleh pemandu yang ramah berikut:

Anda juga bisa melihat paket tour Aceh secara lengkap di halaman kami berikut:

Aceh merupakan salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia. Tidak hanya wisata dan budayanya yang mengesankan, Aceh juga memiliki sejumlah minuman khas yang patut anda coba ketika berkunjung ke Aceh. Berikut deretan minuman khas Aceh yang bisa anda coba:

  • 1. Kopi Aceh

Kopi Aceh merupakan salah satu minuman khas Aceh yang diproses dari kopi gayo atau kopi dari dataran tinggi Gayo, Aceh. Selanjudnya kopi ini diolah sedemikian rupa dan disajikan sebagai kopi saring yang umum anda temukan di kedai kopi Aceh.

Sebagai informasi, kopi Gayo merupakan salah satu minuman khas Aceh dan merupakan varietas kopi Arabika dari dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. Jenis kopi ini, merupakan komoditi unggulan Indonesia dan mendapatkan Fair Trade Certified dari Organisasi Internasional Fair Trade di tahun 27 Mei 2010 silam. Tidak hanya itu saja, kopi ini bahkan menerima sertifikat IG, yakni Indikasi Geografik yang turut diserahkan oleh Kemenkumham RI.

Lihat Juga:

Berbicara mengenai kopi Aceh sendiri, umumnya memiliki beberapa jenis yang mungkin selama ini tidak banyak diketahui oleh orang – orang. Adapun berbagai jenis dari kopi Gayo yang perlu Anda ketahui dan pahami, di antaranya yakni sebagai berikut.

  • Bergendal : jenis kopi Gayo dengan varian Arabika yang berasal dari Bahasa Belanda dan memiliki artian (berg = gunung, dal = lembah). Memiliki cita rasa seperti buah – buahan yang terasa spicy dan beraroma herbal dengan tingkat keasaman rendah. 
  • Rambung : memiliki biji berukuran paling besar dibandingkan dengan kopi Arabika lainnya di Tanah Gayo. Bisa dikatakan, jika jenis kopi satu ini tumbuh dengan cepat sehingga menjadikan petani ini membutuhkan lebih banyak lahan dalam membudidayakannya.
  • Sidikalang : biasanya, jenis kopi Sidikalang satu ini sering dibudidayakan oleh petani di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Adapun untuk masa tumbuh dari tanaman kopi satu ini terbilang cukup panjang dan membutuhkan perawatan yang tepat.
  • Lini Ethiopia : merupakan varian kopi khas Aceh yang terbilang cukup unik dengan menawarkan rasa yang berbeda – beda. Adanya perbedaan rasa tersebut, umumnya tergantung dari tempat penanaman kopinya dan ini termasuk jenis kopi varietas Arabika.
  • Timtim Arabusta : jenis kopi khas Aceh yang merupakan hasil persilangan dari kopi Arabika dan Robusta dan ditanam di daerah Timor Timur, kemudian dikembangkan di dataran tinggi Aceh pada tahun 1980-an. Kemudian, kopi Timtim Arabusta inilah yang kemudian dibudidayakan oleh petani setempat. 

Termasuk ke dalam minuman khas Aceh, menjadikan kopi Gayo cukup banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Terlebih dengan banyaknya varian jenisnya, menjadikan seseorang bisa dengan mudah menentukan pilihan yang disukainya. 

Lihat Juga:

  • 2. Bandrek
Bandrek

Tidak hanya bisa ditemukan di daerah Sunda saja, kini seseorang bisa menemukan minuman Mandrek yang merupakan minuman khas Aceh. Ya, minuman satu ini umumnya sangat cocok dinikmati oleh seseorang ketika musim hujan / musim dingin tiba. Dengan mengonsumsi minuman ini, maka dipastikan tubuh yang tadinya terasa dingin akan hangat serta dapat mengembalikan mood yang semula buruk. 

Pada dasarnya, Bandrek sendiri dibuat dengan menggunakan komposisi bahan utama tertentu yang sangat mudah ditemukan di dapur. Yaitu berupa bahan rempah – rempah jahe, gula aren dan juga serai. Meskipun demikian, khusus di daerah Aceh sendiri tentunya minuman ini memiliki versi yang berbeda – beda dengan tetap mempertahankan sensasi kenikmatan di dalamnya. 

Lihat Juga:

Untuk Anda yang mungkin ingin membuat minuman khas dari Aceh satu ini, maka bisa membuatnya sendiri di rumah. Dalam pembuatan minuman Mandrek tersebut, Anda cukup menyiapkan beberapa bahan tertentu. Yaitu mulai dari air (750 ml), jahe bakar (100 gram), gula pasir (5 sdm), serai (2 batang), cengkih (5 buah), kapulaga (5 buah), bunga lawang (2 buah), kayu manis (5 cm), daun pandan (2 lembar), merica bubuk (sejumput), teh celup (2 kantong), garam (1/4 sdt), susu kental manis (secukupnya) dan kacang tanah sangrai. 

Setelah semua bahan sudah disiapkan, maka Anda tinggal membuat minuman Mandrek tersebut dengan mengikuti langkah – langkah mudah berikut ini.

  • Masukkan semua bahan yang disiapkan ke dalam panci, kecuali susu kental manis dan teh celup.
  • Kemudian, rebus semua bahan tersebut sampai benar – benar mendidih dan jangan lupa untuk mengoreksi rasa. Apabila nantinya dirasa kurang manis, maka bisa ditambahkan dengan gula pasir sesuai dengan selera.
  • Jika sudah, selanjutnya Anda seduh teh dengan air rempah yang sudah direbus tadi. Lalu tambahkan dengan susu kental manis secukupnya sambil diberi taburan kacang tanah sangrai di atasnya, dan sajikan selagi masih hangat. 

Dengan cita rasa khas yang dimiliki, menjadikan Mandrek begitu diminati oleh masyarakat. Jika Anda tertarik membuat minuman khas Aceh tersebut, maka bisa mencoba membuatnya di rumah sekarang juga!

Lihat Juga:

  • 3. Kopi Sanger

Apabila kita berbicara mengenai aneka minuman khas Aceh yang bisa dinikmati, maka jangan pernah melupakan kopi nikmat Sanger. Ya, kopi satu ini merupakan kopi khas daerah Banda Aceh yang hadir dengan memadukan komposisi bahan antara kopi dan susu dengan perbandingan 3 : 1. Sehingga tidak heran, jika Sanger menjadi salah satu kopi khas Aceh yang wajib seseorang cicipi ketika berkunjung ke daerah tersebut.

Penamaan kopi Sanger merupakan sebuah keunikan tersendiri yang membuat banyak orang bertanya – tanya mengenai arti dari nama tersebut. Diketahui, istilah Sanger sendiri berasal dari sebuah singkatan khusus yakni “sama – sama ngerti”. Berkaitan dengan hal tersebut, sang pemilik warung kopi diminta untuk mengerti kondisi kantong para mahasiswa yang terbilang minim, sehingga meminta dibuatkan kopi susu dengan harga yang murah meriah.

Lihat Juga:

Di daerah Aceh sendiri, kopi Sanger satu ini dijual dengan harga sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 8 ribuan saja untuk per gelasnya. Kendati demikian, Anda perlu tahu bahwa nama Sanger hingga kini masih menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Hal ini dikarenakan, banyak sekali sumber yang menyebut jika nama Sanger zaman dulunya justri berawal dari istilah “Sanggeng” lantaran takarannya yang sedikit dibandingkan dengan kopi pada umumnya. 

Sementara itu mengenai cita rasa dari kopi khas Aceh Sanger ini tidak kalah menarik dan nikmat dari kopi Gayo. Adapun hal mencolok yang bisa Anda rasakan ketika pertama kali melihat sajian kopi ini yaitu adanya tampilan kopi dengan buih – buih putih di atasnya. Hal ini seakan – akan menunjukkan, bahwa kopi tersebut merupakan sajian cappuccino khas dari daerah Aceh.

Dan jika dari aromanya sendiri, kopi Sanger menawarkan wangi yang terbilang cukup menyerbak sejak butiran kopi tersebut disiram dengan air panas dalam saringan kain. Sehingga, hal inilah yang dapat menghasilkan sajian rasa cukup unik dan mirip dengan kopi susu pada umumnya. Akan tetapi, untuk jenis kopi ini terbilang masih tetap kuat. 

Jadi jika Anda nantinya memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Aceh, tidak ada salahnya untuk mencicipi salah satu jenis minuman khas Aceh tersebut. Yang mana, hingga kini kopi Sanger begitu diminati oleh kalangan masyarakat. 

Lihat Juga:

  • 4. Kopi Nira
Kopi Nira

Bagi sebagian orang mungkin belum terlalu mengenal Kopi Nira, yang mana merupakan salah satu minuman khas Aceh. Hal ini wajar, dikarenakan kebanyakan orang lebih sering mengenal minuman daerah Aceh berupa kopi Gayo yang memang memiliki cita rasa nikmat dan harganya memang cenderung mahal. Akan tetapi, di pembahasan kali ini kita akan mengulas lebih mendalam terkait kopi khas Aceh Nira satu ini yang belakangan ini cukup menarik perhatian orang – orang. 

Kopi Nira, umumnya menjadi salah satu jenis minuman yang akhir – akhir ini tengah menjadi tren tersendiri di wilayah Aceh. Bahkan, di beberapa daerah juga turut mengenalkan kopi khas bercita rasa nikmat tersebut untuk kalangan masyarakat. Yaitu seperti wilayah sekitaran Banda Aceh, Kota Langsa, Aceh Timur sampai dengan Kota Lhokseumawe sekalipun, sehingga tidak mengherankan jika minuman ini menjadi populer di kalangan masyarakat.

Lihat Juga:

Diketahui, kopi Nira sendiri merupakan salah satu minuman khas dari Banda Aceh yang mana proses pembuatannya dilakukan dengan mencampur air nira. Rata – rata, kebanyakan para pecinta kopi satu ini merupakan kaum pria. Dengan cita rasa yang tidak begitu terasa campuran air nira-nya, menjadikan kopi ini paling cocok dan nikmat ketika dinikmati dengan campuran es batu, sehingga mampu menyegarkan tenggorokan.

Adapun mengenai harga dari kopi Nira di Aceh terbilang cukup terjangkau dan ramah kantong. Dimana untuk ukuran per gelasnya sendiri, seseorang hanya perlu membelinya dengan harga sekitar Rp 10 ribuan saja. Sementara jika ingin membeli air nira-nya saja, maka perlu membayar harga Rp 3 ribu (ukuran gelas kecil) dan Rp 5 ribu (ukuran gelas besar).

Menariknya lagi dari kopi Nira adalah, jenis kopi ini bisa dinikmati tanpa perlu tambahan seduhan gula. Pasalnya, campuran nira pada kopi ini sudah memberikan cita rasa manis yang terasa pas untuk lidah para penggemar kopi. Jadi, tidak heran jika kenikmatan sajian kopi Nira yang merupakan minuman khas Aceh, menjadi salah satu keistimewaan tersendiri, sehingga membuat orang – orang tertarik untuk mencoba mencicipinya.  

Lihat Juga:

  • 5. Kopi Gayo

Kopi Gayo dikenal sebagai salah satu jenis minuman khas Aceh, yang mana hingga sekarang masih banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Terlebih lagi, kopi Gayo satu ini juga memiliki banyak sekali keunggulan yang mana menjadi bahan pertimbangan bagi para penikmat kopi. Bahkan karena keunggulan yang ditawarkan tersebut, menjadikan varian kopi khas Aceh ini memiliki harga yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan lainnya.

Lihat Juga:

Umumnya, kopi Gayo memiliki karakteristik yang terbilang cukup unik dan banyak diminati oleh semua orang. Adapun jika dibandingkan dengan kopi lain, jenis kopi Gayo ini terbilang cukup unggulan lantaran memiliki sejumlah faktor penunjang diantaranya yakni sebagai berikut. 

  • Dikenal sebagai varietas kopi berkualitas terbaik, dikarenakan para petani di dataran tinggi Gayo menanam kopi dengan kualitas yang pastinya terbaik. Yaitu berupa varietas Gayo 1 dan Gayo 2 serta P88. Ketiga varietas kopi tersebut, tentunya sudah diakui sebagai jenis varietas kopi unggulan yang ada di Indonesia.
  • Tempat penanamannya dilakukan di dataran tinggi yang ideal dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk kondisi tanah untuk menanam kopi Gayo, yaitu jenis tanah berbukit – bukit. Sehingga, hal inilah yang dapat mengoptimalkan proses produksi organik kopi Gayo untuk menghasilkan cita rasa begitu khas.
  • Proses pengolahan kopi dilakukan dengan proses pengolahan basah yang dilakukan oleh para petani kopi Gayo. Baik itu dari mulai proses sortasi, pengupasan, fermentasi, pengeringan dan lain – lain. Dengan demikian, maka cita rasa kopi yang dihasilkan akan terasa lebih nikmat dan begitu diminati oleh para penggemarnya. 
  • Sistem penanaman kopi Gayo dilakukan secara organik, yang mana turut memperhatikan berbagai aspek. Oleh karena itulah, tidak mengherankan apabila kopi satu ini menawarkan banyak sekali keunggulan tersendiri dibandingkan dengan jenis varietas kopi lainnya. Terlebih lagi, kopi jenis ini menjadi komoditi paling laris di pasaran internasional. 

Dengan menawarkan banyaknya keunggulan tersebut, tidak heran jika kopi varian Gayo yang mana minuman khas Aceh ini cenderung memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan dengan yang lainnya. 

Lihat Juga:

  • 6. Teh Tarik
Teh Tarik

Ketika mendengar nama teh tarik, pasti dibenak kebanyakan orang akan langsung tertuju pada minuman khas Aceh yang memiliki cita rasa manis dan lezat di dalamnya. Tidak hanya di Aceh saja, minuman satu ini juga bisa dengan mudah seseorang temukan di Negeri Jiran, Malaysia yang tentunya memiliki cita rasa tidak jauh berbeda dari Aceh. Meski demikian, Anda perlu tahu bahwa keduanya umumnya memiliki komposisi bahan yang cenderung sama untuk menghasilkan cita rasa nikmat dan lezat bagi penikmatnya.

Dalam hal ini dikatakan, bahwa teh tarik merupakan salah satu jenis minuman khas dari daerah Aceh yang sudah tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia. Diketahui, bahwa minuman khas satu ini dibuat dengan menggunakan campuran bahan – bahan yang sangat mudah didapatkan di pasaran. Yaitu mulai dari bahan teh, gula pasir dan juga susu kental manis yang nantinya digabungkan menjadi satu, sehingga menciptakan teh bercita rasa manis dan khas di dalamnya. 

Lihat Juga:

Bahkan ketika pertama kali menikmati sajian minuman tersebut, dipastikan Anda akan langsung jatuh cinta dengan cita rasa manis dan menyegarkan yang ditawarkan di dalamnya. Sementara itu jika dilihat dari proses pembuatannya sendiri, minuman khas satu ini umumnya dibuat dengan cara yang terbilang sangat mudah dan bisa Anda coba di rumah. Yakni dengan cukup menuangkan saja semua bahan – bahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, kemudian masukkan ke dalam gelas.

Baru setelah itu, Anda tinggal menuangkan kembali ke gelas lain sembari dibolak – balik seolah – olah sedang melakukan aksi tarik menarik pada teh tarik tersebut. Nantinya, Anda akan melihat adanya busa / krema yang mampu memberikan sensasi lembut pada teh tarik yang sudah dibuat tersebut. Karena cita rasa yang dihasilkan inilah, menjadikan banyak orang tertarik untuk menikmati sajian teh tarik yang manis dan menyegarkan ini di kala musim dingin tiba.

Untuk Anda di rumah yang ingin membuat minuman khas Aceh satu ini, maka tinggal membeli saja bahan – bahan yang ada di pasaran dan langsung praktikkan saja proses pembuatannya di dapur. 

Lihat Juga:

  • 7. Ie Seureubet
Ie Seureubet

Tidak hanya terkenal sebagai daerah penghasil kopi Gayo yang nikmat saja, Aceh juga menawarkan sajian minuman khas Aceh lainnya, yaitu berupa Ie Seuruebet. Bagi sebagian orang atau mungkin Anda di rumah mungkin merasa kurang familiar dengan nama minuman dari daerah Aceh satu ini. Terlebih lagi, namanya juga terbilang cukup susah untuk diucapkan, sehingga perlu mengenal lebih mendalam terkait minuman satu ini sebelum mencicipinya ketika berkunjung ke daerah tersebut.

Ie Seuruebet, umumnya merupakan salah satu jenis minuman yang terbilang cukup unik dan menarik untuk dicicipi oleh seseorang ketika berkunjung ke daerah Aceh. Alasan kenapa minuman ini terbilang unik dan menarik, yaitu karena proses pembuatannya dilakukan dengan menggunakan bahan rempah – rempah pilihan. Seperti di antaranya yaitu rempah kayu manis, jahe, lada, cengkeh, pandan sampai dengan gula merah sebagai pemanis alami minuman tersebut.

Lihat Juga:

Hal menarik yang perlu Anda ketahui dari Ie Seuruebet sendiri, yakni ini bukan hanya sekadar minuman biasa saja. Akan tetapi, minuman khas dari daerah Aceh tersebut juga memiliki kandungan antioksidan cukup tinggi. Sehingga tidak heran, jika ketika seseorang mengonsumsi minuman tersebut, maka akan memperoleh banyak sekali manfaat penting dalam menunjang kesehatan tubuh.

Adapun manfaat yang bisa Anda peroleh ketika mengonsumsi minuman Ie Seureubet dari Aceh satu ini, yaitu dapat membantu meningkatkan sistem imunitas / kekebalan tubuh. Selain itu, minuman satu ini juga dapat membantu Anda dalam memulihkan tenaga setelah seharian beraktivitas di dalam maupun di luar rumah. Jadi disini dikatakan, bahwa penggunaan minuman tersebut tidak hanya sekadar untuk memberikan sensasi nikmat dan segar saja bagi para penikmatnya, akan tetapi juga memberikan banyak manfaat dalam menunjang kesehatan tubuh.

Sementara itu mengenai penyajian Ie Seureubet sendiri, biasanya sangat cocok jika disajikan ketika masih dalam kondisi hangat. Ini dikarenakan, minuman tersebut bisa dijadikan sebagai minuman penghangat badan ketika cuaca sedang hujan / dingin. Sehingga, Anda bisa menjadikan minuman khas Aceh tersebut sebagai opsi terbaik dalam membantu menghangatkan tubuh ketika cuaca sedang dingin.

Lihat Juga:

  • 8. Ie Boh Timon
Ie Boh Timon

Wah, siapa yang tahan dengan kesegaran dari Ie Boh Timon, minuman khas Aceh yang kombinasinya berupa es timun serut berwarna hijau. Saat Anda pertama kali mencicipi minuman serat sehat ini tentunya akan langsung tertuju pada insting peluntur lemak dan pelepas panas dalam. Dan faktanya Ie Boh Timon memberikan rasa nyaman tersebut. 

Manfaat Minuman Segar Ie Boh Timon

Minuman dengan dasar bahan mentimun ini awalnya diragukan karena timun masuk dalam kategori sayuran lalapan yang enak dimakan bersama sambal. Ie Boh Timon mengandung serat tinggi dan vitamin air untuk mengontrol kadar gula darah dan kolesterol tubuh. Dengan adanya manfaat tersebut dipastikan sajian minuman tersebut cocok untuk menu berat seperti daging dan jeroan. 

Lihat Juga:

Kendati demikian, sebaiknya Anda sajikan Ie Boh Timon jangan terlalu banyak suplai gula karena jika terlalu manis dapat memicu kadar gula darah semakin tinggi (bagi penderita diabetes). 

Bahan Dasar Ie Boh Timon

Bahan dasar pembuatan Ie Boh Timon berasal dari mentimun, biji selasih, sirup melon dan sirup gula putih, dan jeruk nipis. Semua bahan tersebut nantinya disatukan dalam satu gelas besar ukuran 300 ml. Cara membuatnya sangat mudah yakni dengan menyerut mentimun kemudian dimasukkan ke dalam gelas, lalu Anda rendam biji selasih dengan air hangat dan sisihkan. Setelah semua siap maka tinggal masukkan sirup gula dan melon dengan serutan mentimun dan biji selasih. Jangan lupa pakai es batu air matang agar Anda tidak merasa pusing ya?

Ie Boh Timon adalah minuman khas Aceh yang bagus untuk kesehatan yang menanggulangi rasa haus berlebihan. Timun sendiri mengandung banyak air belum lagi ketambahan dengan air es. Jadi, Anda yang saat puasa meminum Ie Boh Timon akan lebih berenergi karena tubuh terhidrasi dengan sangat baik. Minuman ini akan Anda temukan banyak di sajian hidangan pesta besar yang menunya berat. Ie Boh Timon kini menjadi sajian minuman yang banyak dicari kalangan remaja dan dewasa sebagai minuman pelepas dahaga efektif. 

Lihat Juga:

  • 9. Susu Jahe
Jahe Susu

Susu jahe, minuman herbal pelaku pengusir masuk angin yang sangat ampuh membuat Anda lekas kentut dan melegakan organ pencernaan dan pernafasan. Susu jahe yang seperti apakah yang tokcer manjur?

Susu jahe yang mengandung bahan alami jahe emprit dan susu sapi non gula tinggi buatan yang dipercaya cepat dan cocok sebagai pengusir masuk angin. 

Pembuatan Susu Jahe Rumahan

Anda bias menyediakan jahe emprit atau jahe merah kemudian keringkan total dan cuci hingga tanahnya bersih. Bakarlah jahe yang jumlahnya 3 ruas jari tengah Anda tersebut dengan api kecil, gunanya untuk mengeluarkan atsiri aroma jahe dan membuat minyak jahenya keluar. Lanjutkan memakai susu krimer atau susu bubuk sebagai kombinasi penambah stamina. Dianjurkan jika susu yang dipakai adalah susu sapi asli ya yang masih ada langit-langit lemaknya. Mengapa?

Susu alami sapi lebih banyak mengandung protein dan vitamin untuk mendongkrak stamina. Anda dapat juga memakai gula batu agar esensi jahe pedas dan manisnya pas. Jahe yang telah dibakar kemudian digeprek dan dimasak dengan air mendidih, kemudian masukkan susu sapi murni mentah untuk dididihkan agar semua kandungannya tercampur. 

Agar Susu Jahe Cocok Untuk Tubuh

Tahukah Anda jika susu jahe merupakan salah satu minuman khas Aceh ada yang cocok dan tidak untuk tubuh?

Hal ini dikarenakan sifat jahe yang pedas dan sedikit asam di lambung ya, untuk itu Anda yang memiliki gangguan lambung sebaiknya memakai jahe dengan kadar minim dan lebih diperbanyak susu. Saat musim hujan dan pancaroba, jahe susu lebih dibutuhkan tubuh untuk tetap merasa hangat. Sehingga, Anda tidak merasa terlalu dingin sekali ketika di suhu musim penghujan. 

Kandungan susu jahe sachet 25 gram terdapat lemak 1,5 gram, energi 100 kkal, protein 1 gram, karbo 22 gram. Bagi Anda yang tidak memiliki gangguan lambung, susu jahe begitu manjur untuk mengeluarkan angin. Tak lama Anda mengkonsumsi susu jahe, area tenggorokan akan terasa hangat dan tubuh mulai berkeringat. Yuk kembali ke alami dengan susu jahe emprit!

  • 10. Boh Manok Weng
Boh Manok Weng

Boh Manok Weng, nama yang sangat aneh di telinga tapi sangat kental di telinga orang Aceh. Mengapa?

Karena minuman ini ramai dipesan saat Anda mulai merasa kecapean dan mulai lemas tak bertenaga. Daripada Anda membeli obat kimia pendongkrak stamina lebih baik membuat Boh Manok Weng di rumah. 

Ketika Anda datang ke Aceh dan mendengar menu Boh Manok Weng tentunya ada rasa penasaran menu makanan atau minuman apakah ini ya?

Boh Manok Weng adalah sebuah menu minuman sehat herbal untuk Anda yang ingin menggugah stamina tanpa takut efek samping. Boh Manok Weng terbuat dari telur ayam kampung yang dikocok dengan mixer kemudian dicampur dengan teh atau kopi. Jika diterjemahkan satu per satu arti dari boh manok adalah telur ayam, sedangkan weng adalah diputar atau kocok. Apabila Anda mengkombinasikan dengan kopi dan kunir telur ayamnya maka terjadi lattenya Aceh. 

Anda dapat menemukan Boh Manok Weng di Kota Sigli, Pidie yang ada di kedai Gampong Lameue, Kecamatan Sakti, Pidie, Aceh. Perjalanan dari kota sigli menuju kedai ini lumayan jauh ya sekitar 20 menitan. Anda dapat sekalian menikmati kuliner lain di sana. Boh Manok Weng yang dijual di kedai tersebut memberikan rasa semangat tumbuh kembali. Selain itu, juga terdapat di kota-kota lain di Aceh seperti Banda Aceh.

Manfaat Boh Manok Weng 

Keunikan Boh Manok Weng buatan Aceh adalah tidak mengandung bau dan rasa amis lho!

Manfaat sehatnya akan Anda rasakan ketika 1 jam setelah minum Boh Manok Weng, tubuh yang lungkrah, lemes dan kaku bisa terasa sehat dan bertenaga lagi. Buih boh manoknya sangat kental sehingga Anda tidak merasa eneg dan tetap enak dengan tingkat kemanisan yang pas. 

Jadi, Boh Manok Weng minuman khas Aceh ada 2 jenis yakni campuran telur ayam dan teh atau telur ayam dan kopi. Semua menu minuman tersebut pastinya akan membuat Anda tercengang karena efeknya begitu terasa di tubuh. Harga Boh Manok Weng 1 gelasnya cukup murah kisaran Rp. 15 ribu saja. 

  • 11. Kupi Khop

Aceh merupakan provinsi paling barat Indonesia yang memiliki aneka kekayaan termasuk minuman khas. Salah satu minuman khas Aceh yang wajib dicicipi adalah kupi khop. Anda bisa menikmati kupi khop di Aceh pertama kali, tepatnya di warung yang terletak di pinggir jalan Gunung Geurutee. Selain itu ada pula beberapa tempat lainnya yang turut menyajikan kupi khop sebagai sajian minuman paling laris. 

Kupi khop, minuman kopi khas Meulaboh, Aceh Barat, bukan sekadar sebuah minuman, tetapi juga sebuah warisan budaya yang telah mengalir dalam kehidupan masyarakat setempat selama bertahun-tahun. Dalam setiap tegukan kopi yang dinikmati dari gelas terbalik di atas piring kecil, terdapat cerita tentang keuletan dan ketangguhan para nelayan di daerah tersebut. Dalam sejarahnya, cara penyajian yang unik ini tidak hanya lahir dari kebutuhan akan kehangatan, tetapi juga merupakan simbol dari semangat bertahan hidup di tengah tantangan alam yang keras.

Kupi khop, yang menggunakan biji kopi robusta dengan butiran kasar, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir pantai barat Aceh. Selain menjadi penyemangat, cara penyajian ini juga menjadi solusi praktis untuk menjaga agar kopi tetap hangat meski harus menunggu lama sebelum diminum oleh para nelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka di laut. Dalam setiap sedutan kopi yang dinikmati, terdapat aroma kental kehidupan pesisir yang kaya akan cerita dan kearifan lokal.

Kisah tentang kupi khop tidak hanya terbatas pada rasa dan aroma, tetapi juga pada makna yang terkandung di dalamnya. Kopi yang disajikan dalam keadaan terbalik ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kebersamaan, ketahanan, dan keberanian para nelayan Aceh Barat dalam mengarungi gelombang kehidupan. Dalam setiap gelas kopi khop yang diminum, terdapat rasa haru dan rindu akan masa lalu yang keras namun penuh makna, menjadikannya lebih dari sekadar minuman, tetapi juga bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.

Tak heran ada banyak wisatawan yang memilih untuk minum kupi khop guna menikmati aroma kopi khas pesisir Aceh. Minuman ini pula yang berhasil menarik wisatawan untuk kembali menyambangi Aceh sebagai tempat liburan favorit. 

  • 12. U Muda Teutot
U Muda Teutot

U muda teutot merupakan salah satu minuman khas Aceh yang wajib dicoba. Minuman ini terbuat dari air kelapa yang sudah lebih dulu dibakar. Jadi, u muda teutot adalah bahasa Aceh yang artinya kelapa bakar. Biasanya air kelapa terasa menyegarkan jika disajikan dalam kondisi dingin, maka berbeda dengan kelapa bakar. Minuman ini semakin menyehatkan ketika dipadu dengan rempah-rempah sehingga banyak diincar, terutama oleh wisatawan. 

Kelapa bakar, minuman khas Aceh yang melambangkan kelezatan dan kesegaran tropis, memiliki cerita unik di balik proses pembuatannya. Saat bulan Ramadhan tiba, aroma harum kelapa yang terbakar memenuhi udara, memanggil selera orang-orang untuk menikmati minuman yang istimewa ini.

Proses pembuatan u muda teutot dimulai dengan memilih kelapa muda yang berkualitas. Kemudian, kelapa tersebut dibakar secara hati-hati di atas tumpukan kayu bakar, memungkinkan rasa gurih dari daging buah kelapa itu sendiri untuk muncul lebih kaya dan nikmat. Setelah melalui proses pemanggangan yang teliti, kulit luar kelapa gosong, dan daging buahnya matang, memberikan rasa yang unik dan tak tertandingi.

Setelah kelapa bakar selesai dibakar, tahap berikutnya adalah mencuci dan mengupasnya menggunakan air laut, meyakinkan bahwa rasa asin yang ringan dari air laut menyatu dengan air kelapa, menambah kompleksitas citarasa yang khas. Proses ini juga diyakini meningkatkan nilai gizi dan manfaat kesehatan dari minuman ini.

Air kelapa bakar tidak hanya menyegarkan tenggorokan yang kering setelah seharian berpuasa, tetapi juga dipercaya memiliki beragam manfaat kesehatan. Dari mengganti elektrolit yang hilang hingga meningkatkan daya tahan tubuh, minuman ini menjadi pilihan yang populer di kalangan masyarakat Aceh, terutama saat berbuka puasa.

Tersedia di pinggir jalan atau di kedai-kedai kecil di Aceh, harga u muda teutot atau kelapa bakar cukup terjangkau, mulai dari Rp 10.000 berbeda-beda setiap kedainya. Sehingga siapa pun bisa menikmati kelezatan dan manfaat kesehatannya. Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Aceh saat bulan Ramadhan, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kenikmatan dari minuman khas Aceh yang satu ini.

  • 13. Ie Limun Bireuen
Ie Limon Bireuen

Ie Limun Bireun merupakan salah satu minuman legendaris yang diproduksi sekitar tahun 1990-an di Bireuen, Aceh. Dahulu minuman ini sangat popular dikalangan anak muda. Limun ini merupakan salah satu produk lokal yaitu minuman berkarbonasi yang memiliki beberapa varian rasa.

Selain menjadi minuman yang terkenal pada masanya, minuman ini juga sering dijadikan sebagai bahan untuk campuran obat sakit kepala ataupun obat demam. Minuman khas Aceh ini juga dikenal dengan nama Ie Raminet.

  • 14. Ie Seureh
Ie Seureh

le Seureh adalah salah satu minuman khas Acehyang memiliki keunikan tersendiri. Minuman ini terbuat dari berbagai rempah-rempah khas yang memberikan cita rasa dan aroma yang istimewa. Minuman ini menawarkan sensasi rasa yang sedikit pedas namun menyegarkan. Aromanya yang khas berasal dari rempah-rempah yang digunakan, seperti jahe yang memberikan rasa pedas hangat, dan kayu manis yang menambah aroma manis yang menenangkan.

Untuk membuat le Seureh, diperlukan beberapa bahan yang mudah ditemukan di pasaran. Berikut ini adalah resep dan cara penyajiannya:

Bahan-bahan:

  • 250 ml air
  • 40 gram jahe
  • 37 gram gula merah
  • 1 sendok makan gula pasir
  • 2 butir cengkeh
  • 3 cm kayu manis
  • 1 lembar daun pandan
  • Garam sejumput

Cara Membuat:

  • Persiapan Bahan

Pertama, bakar jahe di atas api kompor hingga kulitnya sedikit menghitam. Proses pembakaran ini akan mengeluarkan aroma khas jahe dan membuat rasa minuman lebih kaya.

  • Merebus Bahan

Masukkan semua bahan ke dalam panci, mulai dari jahe yang sudah dibakar, gula merah, gula pasir, cengkeh, kayu manis, dan daun pandan yang telah disimpulkan. Tambahkan air ke dalam panci.

  • Proses Pemasakan

Panaskan panci di atas kompor dengan api sedang. Biarkan semua bahan mendidih bersama air hingga mengeluarkan aroma wangi dari rempah-rempah. Pastikan semua gula larut dan semua rempah meresap ke dalam air.

  • Penyelesaian

Setelah mendidih, tambahkan sejumput garam untuk menyeimbangkan rasa manis dari gula. Angkat panci dari kompor dan saring minuman untuk memisahkan ampas rempah-rempah.

  • Penyajian

le Seureh siap disajikan. Minuman ini paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat, cocok untuk diminum pada saat cuaca dingin atau saat tubuh membutuhkan kehangatan.

Selain memberikan rasa yang lezat dan menghangatkan, Minuman ini juga memiliki beberapa manfaat kesehatan. Jahe, salah satu bahan utamanya, dikenal mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu pencernaan, dan memiliki sifat anti-inflamasi. Kayu manis juga memiliki banyak manfaat, termasuk membantu mengatur kadar gula darah dan memiliki sifat antioksidan.

Minuman tradisional ini tidak hanya sekadar minuman penghangat, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi kuliner Aceh. le Seureh sering disajikan pada acara-acara khusus dan pertemuan keluarga, menjadi simbol keramahan dan kebersamaan masyarakat Aceh.

  • 15. Teh Tarik Kayumanis
Teh Tarik Kayu Manis

Musim hujan memang waktu yang paling tepat untuk menikmati minuman hangat yang bisa mengusir rasa dingin. Salah satu resep yang sangat layak dicoba adalah teh tarik kayu manis. Minuman khas Aceh ini tidak hanya enak dan menghangatkan, tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan budaya Aceh yang patut kita lestarikan.

Teh tarik kayu manis dikenal karena rasanya yang manis dengan sentuhan aroma kayu manis yang khas. Kayu manis memiliki berbagai manfaat kesehatan yang membuat minuman ini tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat bagi tubuh. 

Beberapa manfaat kayu manis yang digunakan dalam teh tarik ini antara lain membantu menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula darah, mencegah infeksi mulut dan gigi, serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Manfaat kesehatan tersebut menjadikan teh tarik kayu manis sebagai pilihan minuman yang tidak hanya enak tetapi juga baik untuk kesehatan. Kayu manis, sebagai salah satu bahan utama, mengandung senyawa aktif yang dapat meningkatkan metabolisme, membantu mengatur kadar gula darah, dan memiliki sifat antibakteri yang baik untuk kesehatan mulut. 

Selain itu, kayu manis juga mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas, sehingga mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung.

Bagi mereka yang ingin mencoba membuat teh tarik kayu manis di rumah, berikut adalah resep yang bisa diikuti. Proses pembuatannya cukup sederhana dan bahan-bahannya mudah didapatkan.

Bahan:

  • 2 kantong teh celup
  • 2 sendok makan susu kental manis putih
  • 2 sendok makan gula pasir
  • 500 ml air mineral
  • 1 batang kecil kayu manis

Cara membuat:

1. Persiapan Panci

Siapkan panci dan masukkan teh celup, air mineral, dan batang kayu manis ke dalamnya.

2. Proses Perebusan

Nyalakan kompor dan masak campuran tersebut hingga mendidih. Biarkan hingga air berubah warna menjadi coklat pekat, menunjukkan bahwa teh dan kayu manis telah menyatu sempurna dengan air.

3. Menambahkan Susu dan Gula

Setelah air berubah warna, masukkan susu kental manis ke dalam panci. Tambahkan juga gula pasir dan aduk hingga semua bahan larut dan tercampur rata.

4. Penyajian

Teh tarik kayu manis siap disajikan. Minuman ini paling nikmat diminum dalam keadaan hangat, terutama saat cuaca dingin atau hujan.

Dengan cita rasa yang khas dan berbagai manfaat kesehatannya, the tarik kayu manis merupakan minuman yang sangat cocok dinikmati kapan saja. Selain itu, minuman ini juga membawa nilai budaya yang tinggi, mengingat asal-usulnya dari Aceh, sebuah daerah dengan warisan kuliner yang kaya.

  • 16. U Jelly
U Jelly

Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia, dikenal dengan kekayaan budaya dan kulinernya yang khas. Salah satu minuman khas Acehyang tradisional yang patut diperkenalkan adalah U Jelly. Nama yang unik ini mengacu pada hidangan yang tidak hanya kaya rasa, tetapi juga penuh dengan nilai budaya dan sejarah masyarakat Aceh.

Minuman ini merupakan salah satu masakan tradisional yang telah ada sejak lama di Aceh. Hidangan ini sering disajikan pada acara-acara khusus seperti kenduri, pernikahan, dan perayaan adat. 

Nama “U Jelly” sendiri berasal dari bahasa Aceh, di mana “U” berarti “santan” dan “Jelly” mengacu pada tekstur agar-agar. Secara harfiah, U Jelly bisa diartikan sebagai hidangan berbahan dasar santan dengan tekstur jelly atau agar-agar.

Bahan utama dalam pembuatan U Jelly adalah santan kental, gula, agar-agar, dan pewarna alami seperti daun pandan atau kunyit untuk memberikan warna dan aroma yang khas. Berikut adalah bahan-bahan dan cara pembuatannya:

Bahan:

  • 500 ml santan kental
  • 200 gram gula pasir
  • 10 gram agar-agar bubuk
  • Pewarna alami (daun pandan atau kunyit)
  • Sejumput garam

Cara Membuat:

1. Persiapan Bahan

Pertama, siapkan semua bahan yang diperlukan. Jika menggunakan daun pandan atau kunyit, haluskan dan peras untuk mendapatkan ekstraknya.

2. Mencampur Bahan

Campurkan santan kental dengan gula pasir dan agar-agar bubuk. Aduk hingga semua bahan tercampur rata.

3. Pewarnaan dan Pemanasan

Tambahkan ekstrak daun pandan atau kunyit ke dalam campuran santan untuk memberikan warna dan aroma. Panaskan campuran di atas api sedang sambil terus diaduk hingga mendidih.

4. Pembentukan Jelly

Setelah mendidih, tuangkan campuran ke dalam cetakan dan biarkan hingga dingin dan mengeras. Setelah mengeras, potong-potong sesuai selera.

5. Penyajian

U Jelly siap disajikan. Hidangan ini bisa disajikan sebagai penutup atau camilan pada berbagai acara.

Keunikan U Jelly terletak pada kombinasi rasa manis dan gurih yang harmonis. Tekstur agar-agar yang kenyal dengan aroma khas santan dan pewarna alami memberikan pengalaman rasa yang berbeda dan memikat. Hidangan ini tidak hanya lezat tetapi juga menyegarkan, terutama saat disajikan dalam keadaan dingin.

Selain kelezatan nya, U Jelly juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Hidangan ini merupakan salah satu simbol kekayaan kuliner Aceh yang harus dilestarikan. U Jelly menggambarkan kreativitas masyarakat Aceh dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi hidangan yang istimewa dan penuh makna.

  • 17. Kupi Kurma
Kopi Kurma

Bagi Anda penikmat kopi, pasti pernah mencoba mengkonsumsi aneka macam sajian kopi. Tapi pernahkah Anda mencoba kopi kurma! Kopi Kurma atau es kopi kurma adalah salah satu menu minuman favorit  bagi warga Aceh terutama ketika berbuka puasa tiba.  

Khasiat kopi kurma    

Es kopi kurma ini pertama kali diracik oleh seorang pengusaha muda asal Aceh yang mencoba menciptakan minuman segar dan juga menyehatkan. Seperti diketahui bersama, kopi kaya akan berbagai khasiat untuk tubuh, seperti adanya karbohidrat, protein dan juga sedikit lemak. Selain itu kopi juga mengandung magnesium, kafein dan juga senyawa bahan kimia tumbuhan lainnya, seperti polifenol dan juga diterpen. Ketika dikonsumsi, kopi membantu meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, memperbaiki suasana hati, bahkan mampu menurunkan resiko depresi.

Demikian juga dengan kurma. Buah yang satu ini juga kaya akan kandungan nutrisi, seperti protein,  karbohidrat, serat, gula alami, kalium, kalium, zat besi dan juga zinc. Ada juga kandungan vitamin B,  vitamin K, asam folat, mangan, dan juga aneka jenis antioksidan. Ketika dikonsumsi, kurma dapat membantu mengatasi konstipasi, gangguan pencernaan, masalah jantung, anemia, disfungsi seksual, diare, bahkan mampu membantu meningkatkan kesehatan otak.   

Cara membuat kupi kurma   

Untuk membuat minuman khas Aceh yang satu ini ternyata tidak terlalu sulit. Yang perlu Anda lakukan hanyalah :   

  1. Rebus air hingga mendidih, kemudian masukkan kopi arabika bubuk, aduk hingga larut sempurna.
  2. Pisahkan buah kurma dengan bijinya, lalu blender hingga halus menggunakan air.
  3. Masukkan kopi bubuk ke dalam gelas, yang berisi air rendaman air kopi panas, masukkan juga kurma yang sudah diblender, lalu aduk hingga rata.  
  4. Anda dapat menyajikan kopi tersebut secara langsung (cara hangat) atau menuangkan es batu, untuk sajian dingin.

Kombinasi beberapa bahan tersebut, terbukti mampu menambah stamina tubuh Anda, serta mampu meningkatkan daya tahan tubuh setelah seharian berpuasa.  

Selain cocok buat sajian untuk berbuka, kopi kurma juga cocok dikonsumsi ketika malam hari, atau ketika siang hari. Dingin atau panas, Anda dapat mengkonsumsinya sesuai selera.    

  • 18. Es Rujak Aceh

Salah satu makanan atau minuman yang paling diburu ketika matahari sedang terik adalah es atau juga rujak. Di Indonesia sendiri, rujak ada di hampir semua daerah, masing masing mempunyai ciri khas yang berbeda. Tidak ketinggalan Aceh. Adalah es rujak Aceh salah satu menu favorit bagi warga Aceh, yang pastinya pas dikonsumsi di siang hari yang panas.  

Tentang es rujak Aceh

Seperti biasanya ada berbagai macam jenis buah yang digunakan untuk membuat es rujak Aceh. Namun yang membedakan antara es rujak Aceh dengan rujak dari daerah lainnya, yaitu digunakanya buah kweni sebagai salah satu bahan bumbu rujak. Rujak Aceh sebetulnya memiliki dua varian, rujak potong dengan bumbu yang khas ataupun rujak serut sebagai minuman. Rujak tersebut bisa anda dapatkan diberbagai daerah di Aceh seperti Rujak Sabang dan Rujak Blang Bintang. Anda juga bisa menjadapatkan rujak di Tugu Kilometer Nol Sabang.

Bumbu kuah yang kental, ditambah sensasi pedas dan segar, pastinya membuat siapa saja menyukai sajian khas yang satu ini.  Untuk masalah harga, tidak perlu cemas, dipasaran sendiri, harga 1 porsi es rujak Aceh hanya sekitar Rp 12.000 saja.  

Di Aceh sendiri, ada banyak penjual es rujak Aceh, apalagi ketika menjelang berbuka, Anda akan menemukan penjual tersebut secara lebih mudah. Karena ini adalah salah  satu menu wajib, bagi warga Aceh untuk berbuka puasa.

Resep es rujak Aceh

Adapun cara membuat makanan atau minuman khas Aceh yang satu ini tidak sulit. Yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan bahan bahan berikut :

  • Bahan

1 buah nanas, kupas dan potong-potong

2 buah mangga kweni, kupas dan potong-potong

200  mentimun, parut kasar

200 g bengkuang, kupas dan potong-potong

300  jeruk bali

  • Bumbu rujak

400 ml air mineral

3 buah mangga kweni matang, kupas dan buang bijinya

8 buah cabai rawit merah rebus

6 sdm gula aren

3 sdm air asam jawa

½ sdt garam

  • Cara membuat

Bumbu rujak: haluskan semua bahan bumbu rujak. Anda dapat menggunakan blender atau bisa juga dengan cara diulek.

Masukkan semua bahan buah yang sudah dipotong potong ke dalam mangkuk besar. Lalu tuang bumbu rujak ke atasnya, aduk rata dan sajikan. 

Agar rasanya makin nikmat, Anda dapat menambahkan es rujak Aceh ini dengan es batu. Atau Anda dapat menyimpan rujak tersebut di dalam lemari pendingin, sajikan ketika rujak buah sudah dingin. Sensasi rasa segar, pedas, dan dingin, pastinya menambah selera Anda. 

  • 19. Kopi Pala
Kopi Pala

Aceh adalah tempat yang menawarkan banyak pengalaman baru terutama di bidang kuliner. Banyak jenis makanan dan minuman unik yang hanya bisa ditemukan di sini yang perlu Anda coba jika berkunjung. Salah satunya adalah varian kopi dengan rasa unik yaitu kopi pala.

Berasal Dari Banyaknya Warung Kopi

Ketika Anda berkunjung ke Aceh, maka salah satu hal paling jelas yang akan terlihat adalah banyaknya warung kopi di sana. Oleh karena itu, para pemilik warung harus pintar-pintar mencari cara untuk menciptakan varian kopi baru supaya warung kopi mereka tetap laris.

Dari variasi-variasi yang diciptakan, ada yang gagal namun ada juga yang berhasil dan memikat hati para penikmat kopi dan salah satunya adalah kopi pala. Berawal dari warung-warung kecil, sekarang kopi pala sudah populer di banyak wilayah di Aceh dan bahkan sudah populer sebagai salah satu oleh-oleh wajib ketika berkunjung ke Aceh.

Pertama di Indonesia

Varian kopi pala ini dipercaya sebagai yang pertama di Indonesia dan Aceh adalah daerah pertama yang menciptakannya. Kopi pala adalah kopi yang menggunakan bubuk kopi Arabika, kemudian dicampurkan menggunakan ekstrak buah pala. 

Perpaduan antara kopi dan pala ini menjadi resep sempurna untuk menciptakan minuman khas Aceh karena warung kopi yang banyak dijumpai, serta pala yang juga banyak tumbuh di Aceh terutama Aceh selatan. Keduanya adalah produk asli Aceh dan sekarang kopi pala sudah identic dengan Tanah Rencong itu sendiri.

Perlu diketahui bahwa buah pala yang digunakan adalah ekstraknya saja. Ekstrak pala ini akan lebih nikmat dan cocok dicampur dengan kopi setelah melalui proses fermentasi. Semakin lama proses fermentasinya, maka hasil ekstrak yang didapatkan pun juga akan semakin bagus.

Itu dia semua yang perlu Anda tahu tentang kopi pala, minuman khas Aceh yang harus Anda coba ketika pergi ke Aceh. Jangan lupa juga membawanya sebagai oleh-oleh untuk orang-orang tersayang di hidup Anda. 

  • 20. Durian Kupi Luwak
Kopi Durian Luwak

Berada di penghujung Sumatera dan di mulut Samudra Hindia, Aceh sudah lama menjadi tempat bercampurnya berbagai kebudayaan. Terutama ketika pedagang dari Arab, India, dari penjuru Asia telah mulai menyambangi daerah ini sejak beberapa abad lalu. Hal ini membuat suku dan budaya Aceh mempunyai kekhasan tersendiri. Banyak jenis makanan dan minuman yang tercipta dari pencampuran ini, dan salah satunya adalah durian kopi luwak.

Varian yang Sangat Unik

Ada beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi ketika Anda berkunjung ke Aceh seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, atau Pantan Terong. Namun ketika malam hari datang, saatnya mencoba berbagai jenis kuliner yang ditawarkan oleh provinsi ini dan salah satunya adalah menikmati durian kopi luwak.

Sebagai bagian dari khasan kuliner dan minuman khas Aceh, varian kopi juga mempunyai andalannya sendiri. Sesuai namanya, kopi ini adalah kopi yang terbuat dari kopi luwak. Mungkin terdengar biasa saja, namun kemudian ada durian yang membuatnya unik dan berbeda dari jenis kopi lainnya.

Ketika Anda memesan secangkir durian kopi luwak, maka Anda akan mendapati sebutir buah durian bersama dengan kopi Anda. Durian tersebut bisa ditaruh di piring kecil yang mengalasi cangkir kopi, di piring terpisah, bahkan ada yang menyajikannya dengan memasukkan butir buah durian tersebut ke dalam cangkir kopi.

Sensasi yang Berbeda

Durian kopi luwak ini sangat cocok dinikmati ketika malam hari karena suasana dingin dan ditemani dengan kopi hangat plus durian akan membuat malam Anda sangat syahdu. Sensasi berbeda juga akan didapatkan karena durian tidak biasanya disantap bersamaan dengan kopi.

Anda bisa mencampur daging buah durian pada kopi, lalu mengaduknya dan meminumnya langsung secara bersamaan. Namun Anda juga bisa memakan buah durian dan meminum kopi secara terpisah. Bagaimana Anda menikmatinya adalah tergantung selera Anda masing-masing, atau bagaimana warung kopi yang Anda datangi menyajikannya.

Itu dia dua alasan utama mengapa Anda sangat perlu mencoba varian unik khas yaitu durian kopi luwak ketika Anda berkunjung ke Aceh. 

Baca Juga:

Setelah anda mengetahui minuman khas Aceh diatas, mungkin anda tertarik untuk mencoba salah satu atau beberapa minuman tradisional Aceh diatas. Mari berkunjung ke Aceh dan nikmati beragam minuman dan kuliner menarik di Aceh. anda bisa memasan paket wisata Aceh ataupun rental mobil Aceh untuk kemudahan perjalanan anda.

40 Kuliner & Makanan Khas Aceh, Hidangan & Masakan Traditional Aceh yang harus anda coba

Makanan Khas Aceh memiliki banyak ragam. Wisatawan dalam berkunjung ke Aceh pastinya ingin melihat tempat menarik di Aceh dan juga menikmati kuliner di Aceh. Di Banda Aceh anda bisa menikmati berbagai kuliner atau makanan khas Aceh dan juga minuman khas Aceh dengan cita rasa yang khas. Masakan Aceh di setiap daerah dan kabupaten di Aceh terdapat masakan khas tersendiri. Misalnya di Aceh Besar terdapat masakan khas Aceh Rayeuk dengan berbagai menu. Di Aceh Selatan juga terdapat masakan khas tersendiri dan juga terdapat makanan khas seperti kue manisan pala. Di sabang sendiri, juga terdapat masakan & kuliner Sabang yang khas seperti Sate Gurita dan lain sebagainya disamping pengunjung menikmati keindahan tempat wisata di Sabang yang indah dan eksotis.

kuliner di aceh

Makanan khas Aceh memiliki berbagai jenis masakan dan makanan tradisional yang khas dengan resep yang berasal dari warisan nenek moyang. Mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam di mana masyarakat Aceh menyediakan makanan dan masakan yang halal. Masyarakat Aceh pada umumnya mengkonsumsi nasi yang dipadu dengan beberapa masakan utama seperti sayur, daging sapi, daging kambing, daging kerbau, ikan, daging ayam, daging bebek dan lain sebagainya.

kuliner khas aceh

Bagi anda yang ingin mengunjungi dan menikmati wisata kuliner Aceh seperti Mie Aceh, Kopi Aceh, Kari Aceh dan kuliner khas Aceh yang lain, sebelumnya anda boleh memesan paket wisata Aceh atau juga Paket Tour Sabang Aceh yang kami kemas juga termasuk wisata kuliner ada di dalam paket tersebut. Silahkan anda melihat paket wisata yang kami tawarkan berikut:

Bagi anda yang ingin mencoba tour Aceh dengan beragam aktivitas wisata, anda bisa melihat program paket tour Aceh dan dolphin trip Sabang berikut:

Masakan dan kuliner khas Aceh yang berbentuk makanan dan minuman sudah sangat terkenal hingga ke luar negeri. Makanan khas Aceh mulai digemari oleh banyak pengunjung ke Aceh karena memang masakan dan makanan Aceh mempunyai keunikan dan kelezatannya sendiri. Makanan khas Aceh pada umumnya tidak menggunakan bahan pengawet yang dapat membahayakan tubuh anda, umumnya menggunakan bahan alami seperti bumbu dari rempah-rempah yang berasal dari Aceh sehingga menghasilkan aroma yang khas.

Dengarkan apa yang tamu katakan tentang kuliner di Aceh setelah kami membawa menikmati masakan dan makanan khas Aceh
Mengapa anda harus ke Aceh? Dengarkan testimoni dari tamu asal Malaysia

Makanan khas Aceh dapat dinikmati di beberapa restauran khas Aceh baik di Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar maupun daerah lain di Aceh seperti Sigli, Bireuen, Takengon dan lain sebagainya. Pada perayaan hari besar maupun acara perkawinan ataupun pesta rakyat, anda bisa menikmati banyak sekali makanan khas Aceh.

Berikut kami akan mengulas 40 saja makanan khas Aceh yang bisa anda coba. Namun di samping itu, masih banyak masakan dan kuliner Aceh yang belum kami masukkan kedalam list berikut, yang kami masukkan ini adalah makanan yang khas dan mudah di dapat baik di Banda Aceh, Aceh Besar maupun di Sabang. Berikut 40 kuliner khas Aceh:

  • 1. Ayam Tangkap

Ayam Tangkap merupakan salah satu makanan khas Aceh yang terkenal. Masakan ini begitu menarik untuk anda coba yaitu Ayam Goreng yang telah dibumbui dan digoreng bersama daun rempah-rempah yang beraroma wangi dan akan mengunggah selera makan anda. Biasanya ayam tangkap ini disajikan dengan kari kambing, kecap dan sebagainya.

Ayam ini dimasak dengan cara dipotong ke beberapa potong dan ada juga yang memotongnya kecil-kecil, kemudian ayam tersebut diungkep dalam bumbu khas. Setelah itu, ayam tersebut digoreng dan dihidangkan bersama dengan daun pandan, cabe hijau dan daun kari khas Aceh yang digoreng dalam tempat yang sama.

paket wisata aceh

Rasa ayam tangkap ini berbeda dengan ayam goreng biasa. Ayamnya lebih renyah dan gurih dengan aroma yang khas. Ayam tangkap ini juga bisa dinikmati dengan menambahkan sedikit kecap, cabe rawit dan jeruk nipis.

Ayam tangkap memiliki cita rasa yang enak dan gurih. Ditambah dengan aroma dari rempah-rempah seperti daun serai, daun jeruk, daun kari, daun pandan dan lainnya membuat makanan khas Aceh ini sangat nikmat.

  • 2. Mie Aceh

Mie Aceh merupakan makanan khas Aceh yang sudah populer hingga mancanegara. Walaupun sudah bisa ditemukan di beberapa kota di Indonesia, namun rasa khasnya akan berbeda jika anda mencobanya di daerah aslinya dimana rasanya lebih orisinil dan lezat.

Mie Aceh saat ini telah menjadi masakan favorit dikalangan masyarakat Aceh. Tidak hanya masyarakat Aceh, Mie Aceh saat ini juga digemari oleh wisatawan dari luar Aceh. Mie Aceh ada banyak variasi masakan seperti Mie Rebus, Mie Goreng, Mie Goreng Basah dengan bumbu dan berbagai rempah-rempah dan sayuran yang dimasak sekaligus.

Untuk menambah kenikmatan, Mie Aceh juga dicampur dengan kepiting, tiram, telur, udang, daging sapi, lobster, cumi-cumi, tuna dan sebagainya. Namun tambahan diatas tidak dimasak sekaligus, bergantung kepada selera konsumen. Misalnya Mie Aceh Kepiting, yang dimasak hanya mie Aceh dan ditambahkan kepiting.

  • 3. Kari Aceh

Kari Aceh merupakan salah satu masakan Khas Aceh yang paling terkenal di Aceh. Tidak hanya dijual di warung makan khas Aceh, tetapi hampir setiap acara seperti kenduri, resepsi pernikahan, dan acara-acara sosial masyarakat dan budaya selalu menyajikan makanan ini.

paket wisata aceh

Kari Aceh juga dikenal dengan “kuah beulangong” denagan bahan utama daging sapi atau daging kambing. Masakan ini cukup banyak bumbu dan rempah-rempah yang dimasak. Selain itu, tambahan lain berupa buah nangka muda, buah pisang muda, kelapa gongseng dan banyak lagi yang lainnya sehingga membuat masakan ini sangat spesial.

paket liburan ke aceh

Dengan cara tradisional, Kari Aceh dimasak dalam satu kuali besar menggunakan bahan bakar kayu sehingga akan lebih istimewa rasanya dibandingkan dengan memasak menggunakan gas. Tidak hanya di restoran khas Aceh, masakan ini juga bisa anda jumpai di acara adat, pesta perkawinan, hajatan dan lain sebagainya.

Lihat Juga:

  • 4. Kopi Aceh

Aceh terkenal dengan sajian kopinya yang enak dengan citarasa yang khas. Salah satu komoditas kopi, yaitu Kopi Gayo Arabika yang sudah sangat terkenal secara international yang merupakan salah satu kopi organik terbaik di dunia. Selain kopi arabika juga terdapat kopi robusta dan lain sebagainya.

Kopi Aceh sudah menjadi minuman utama masyarakat Aceh tidak hanya di rumah, di kantor juga di warung kopi. Di Banda Aceh sendiri, dikenal sebagai kota seribu warung kopi di mana anda akan menemukan banyak sekali warung kopi. Ada warung yang berdekatan dan bersebelahan. Saat ini warung kopi di Banda Aceh bisa anda temukan baik warung kopi tradisional hingga modern.

Minum kopi di warung kopi di Aceh telah menjadi budaya. Tidak hanya agenda minum kopi, tetapi saat menikmati kopi banyak orang juga membicarakan hal-hal lain sambil menikmati kopi seperti hal-hal berkaitan percakapan tentang sosial, bisnis dan lain sebagainya. Anda bisa menikmati kopi hitam maupun kopi sanger yang saat ini sudah populer.

Citarasa kopi Khas Aceh menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan dan semakin diminati baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak juga wisatawan membawanya sebagai oleh-oleh khas Aceh. Ada beragam jenis kopi yang bisa anda beli di pusat oleh-oleh baik kopi bubuk maupun bean.

Adapun jenis kopi seperti kopi luwak arabika, wine coffee, king gayo, peaberry, honey, arabika speciality, Arabica blend, Arabica woos, green arabika, dan berbagai racikan kopi robusta. Harganya pun berbeda-beda tergantung kepada kualitas dan rasa. Jenis kopi Aceh diatas bisa anda dapatkan di pusat-pusat souvenir di Banda Aceh.

Lihat Juga:

  • 5. Gule Pliek U

Gule Pliek U merupakan masakan khas Aceh yang banyak digemari baik oleh masyarakat Aceh maupun wisatawan yang ingin mencobanya. Gule Pliek U merupakan sejenis kuah sayur yang disajikan dengan campuran berbagai bahan seperti buah nangka muda, buah papaya muda, daun dan buah melinjo, kacang panjang dan ada juga menambahkan bahan seperti rebung kecombrang, bunga kala dan lain sebagainya dan di campur dengan pliek yaitu kelapa yang dibuat khusus tanpa minyak.

Di samping sayur dan buah yang dicampurkan kedalam kuah, Gule Pliek U juga ada yang menambahkan udang dan siput laut atau juga sering disebut tutut laut. Setelah masak, Pliek U ini disajikan dengan nasi. Rasanya yang unik dan tentunya sangat lezat dengan aroma yang khas membuat nafsu makan anda jadi bertambah.

paket tour aceh

Gule Pliek U ini sangat mudah ditemukan di warung masakan khas Aceh baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar. Menikmati kuliner khas Aceh yang satu ini, menjadi daya tarik dan pengalaman mencicipi kuliner tradisional yang sudah ada di Aceh sejak dulu.

Lihat Juga:

  • 6. Rujak Aceh

Rujak Aceh merupakan salah satu makanan khas Aceh. Rujak ini juga dibuat menjadi salah satu minuman khas Aceh. Rujak Aceh terbuat dari campuran buah-buahan segar yang sudah dipotong-potong seperti buah mangga, timun, papaya, bengkuang, kuini, nenas, buah kedongdong dan lain sebagainya. Yang membedakan Rujak Aceh dengan rujak lain adalah bumbunya yang khas. Diracik dengan menambahkan  buah batok, rumbia dan pisang batu yang sudah dihalus dan dicampur dengan manisan dan bumbu-bumbu lain.

Rujak Aceh memiliki rasa yang khas dan begitu nikmat di mulut. Makanan ini merupakan salah satu makanan yang wajib anda coba jika anda berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam.

Rujak Kilometer Nol Sabang

Di setiap daerah di Aceh misalnya Blang Bintang, Rujak Blang Bintang memiliki cita rasa yang lebih nikmat. Jika anda mengjungi Tugu Nol Kilometer Indonesia, disini terdapat Rujak khas KM Nol yang rasanya sedikit berbeda dengan rujak Blang Bintang.

Selain Rujak buah potong, juga terdapat rujak parutan buah yang dijadikan sebagai minuman.

  • 7. Engkot Keumamah

Eungkot Keumamah merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang sudah banyak dikenal orang. Masakan Khas Aceh ini merupakan ikan tuna baik tongkol maupun cakalang yang telah direbus dan dijemur atau dikeringkan. Setelah itu, ikan keumamah yang dikenal juga sebagai ikan kayu kerena memiliki tekstur keras setelah proses pengawetan ini diiris kecil-kecil. Setelah itu ikan tersebut dimasak dengan bumbu khas Aceh.

Adapun bahan untuk memasak yaitu santan kelapa, cabe hijau, kentang yang dipotong-potong dan campuran bumbu rempah-rempah Aceh seperti Asam Sunti yaitu belimbing yang dikeringkan, bawang putih, jahe, serai dan lain sebagainya. Kemudian dimasak dan disajikan dengan nasi.

Makanan tradisional Aceh ini merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang paling diminati. Saat ini sangat mudah ditemukan di warung makan atau restoran khas Aceh. Tidak hanya makanan yang dimakan oleh para pahlawan Aceh dahulu, namun sajian khas ini juga sangat populer dari masa ke masa.

Saat ini, keumamah juga tersedia dalam bentuk kemasan yang diperuntukkan untuk souvenir oleh-oleh khas Aceh. Oleh-oleh makanan khas Aceh ini bisa anda peroleh di pusat oleh-oleh di Banda Aceh baik dalam bentuk ikan keumamah saja atau yang sudah dimasak dan dibungkus dalam kemasan.

  • 8. Sie Reuboh

Sie Reuboh merupakan masakan berupa daging rebus dengan rasa yang khas namun tidak mengandung banyak rempah-rempah dan dimasak dengan mencampur sedikit cuka.

Sie Reuboh merupakan salah satu kuliner khas Aceh Besar. Masakan ini paling sering dijumpai saat Meugang (tradisi menyembut Bulan Puasa Ramadhan) dan Qurban. Makanan ini berupa daging dan lemak yang diracik dengan berbagai bumbu khas sehingga makanan ini bisa bertahan hingga jangka yang lama, biasanya sampai satu bulan. Kegunaaan lemak tadi membuat masakan ini jadi beku setelah dimasak sehingga bisa bertahan lama.

Sie Reuboh saat ini banyak digemari oleh masyarakat Aceh. selain itu, masakan khas Aceh Besar ini juga sudah banyak disediakan di rumah makan khas Aceh.

Aroma Sie Reuboh dengan wangi cuka memang sangat khas. Rasanya gurih dan bisa disantap langsung dengan nasi. Masakan ini hanya tersedia di beberapa restoran khas Aceh khususnya Aceh Besar.

  • 9. Sambai Udeueng

Sambai Udeung atau juga dikenal dengan Asam Udeung merupakan salah satu sambal populer di Aceh. rasanya yang enak dan nikmat bila disantap dengan nasi. Sambal ini memiliki bahan dasar belimbing segar, udang kecil, bawang dan bumbu lain.

Wisatawan sering menyebutnya dengan Sambal Ganja, padahal sambal tersebut tidak mengandung ganja, melainkan karena kuah dan sambalnya membuat ketagihan yang memakannya. Aceh memang terkenal karena merupakan salah satu daerah dengan makanan lezat.

  • 10. Kanji Rumbi

Kanji Rumbi merupakan bubur khas Aceh dimana dimasak dengan bahan utama beras dan rempah-rempah yang khas. Selain bahan diatas, juga bisa ditambahkan bahan lain seperti ubi, kentang, kacang tanah dan sebagainya. Di bulan puasa, anda akan menemukan banyak sekali di desa-desa di Aceh yang membuat kanji ini.

Kanji rumba ini tidak hanya bisa ditemukan saat bulan puasa, yang mungkin sedikit berbeda rasanya. Kanji rumba yang dimasak pada bulan puasa umumnya berwarna kecoklatan dengan banyak sekali rempah-rempah yang sebagian rempah-rempah tersebut kurang familiar karena didapat dari tanaman-tanaman yang ada di hutan.

Kanji rumba yang umum dinikmati selain pada bulan puasa adalah kanji rumbi yang berwarna putih dengan banyak tambahan seperti ubi, ketela, kacang dan lain sebagainya yang menjadi citarasa yang khas. Kanji rumba juga sering dihidangkan jika ada acara perkawinan, kenduri laut dan sebagainya.

Lihat Juga:

  • 11. Tumeh Tirom

Tumeh Tirom atau dalam Bahasa Indonesia disebut tumis tiram merupakan salah satu masakan khas Aceh. mengapa menjadi khas, karena pembuatannya menggunakan Asam Sunti. Untuk menyantap masakan ini biasanya disajikan dengan nasi putih.

Tumeh Tirom ini bisa anda jumpai di rumah makan khas Aceh baik di Banda Aceh maupun di Aceh Besar. Makanan ini tergolong kedalam makanan seafood yang kaya gizi.

  • 12. Asam Keueng

Asam Keueng adalah salah satu makanan khas Aceh. Bagi masyarakat Aceh gulai asam yang satu ini memang menjadi favorit masyarakat disana. Makanan ini pun sangat mudah ditemukan bahkan untuk menu sehari-hari sekalipun. 

Asam Keueng adalah hidangan khas Aceh yang kaya akan cita rasa. Ia adalah semacam sup yang terbuat dari ikan segar, campuran rempah-rempah seperti jahe, serai, daun salam, serta bumbu khas Aceh seperti lengkuas dan ketumbar. 

Hidangan ini memiliki rasa gurih dan pedas yang khas, ditambah dengan sentuhan asam dari tambahan belimbing wuluh atau asam gelugur. Proses memasaknya yang memadukan bumbu-bumbu tradisional dengan cita rasa ikan yang lezat membuat Asam Keueng menjadi hidangan yang menggugah selera dan menjadi favorit di Aceh, serta sering dinikmati bersama nasi putih hangat.

Jika biasanya gulai memiliki warna agak kemerahan, namun gulai asam pedas ini justru memiliki warna kuning yang dihasilkan dari kunyit. Cara pembuatan makanan berkuah kuning ini pun cukup mudah. 

Makanan ini terbuat dari ikan, belimbing wuluh, dan bumbu-bumbu khas Aceh yang dimasak dengan kuah asam pedas. Masakan ini memiliki cita rasa yang unik dan segar, dengan perpaduan rasa asam, pedas, dan gurih yang menggugah selera. Kuah tersebut bisa dicampurkan dengan berbagai jenis lauk. Mulai dari ikan tongkol, bandeng, udang atau sejenisnya.

Untuk masyarakat Aceh menu masakan berkuah ini sangat populer. Bahkan memiliki rasa masam dan pedas favorit masyarakat disana. Untuk para wisatawan yang berkunjung ke Aceh, sebaiknya sempatkan untuk mencicipinya. Masakan ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk Anda yang ingin menikmati masakan yang segar dan menggugah selera.

Lihat Juga:

  • 13. Dendeng Aceh

Dendeng Aceh merupakan salah satu oleh-oleh sekaligus makanan khas Aceh. Ketika berkunjung, sebagian besar para pelancong akan mencari dan membeli dendeng sebagai buah tangan untuk sanak family di rumah.

Dendeng ini terbuat dari daging sapi atau rusa. Ada banyak pilihan rasa yang bisa disesuaikan dengan selera, seperti rasa kari, asin, hingga manis.

Dendeng bisa kita sajikan dengan berbagai macam olahan, mulai dari dendeng goreng, dendeng sambal balado, dan masakan lainnya. Selain rasanya yang nikmat dan lezat, dendeng aman kita konsumsi setiap hari.

Pasalnya, pada pengolahannya tidak menggunakan bahan pengawet. Selain itu, dapat bertahan selama tiga bulan.

Biasanya, dendeng dijual per kilogram. Rata-rata harga jual dendeng per kilogramnya bisa mencapai ratusan ribu.

Hal ini sesuai dengan jenis dagingnya. Umumnya, dendeng yang terbuat dari daging rusa cenderung lebih mahal.

Cara pembuatan dendeng terbilang simpel. Pertama, daging segar kita iris tipis lalu dikeringkan. Selama proses penjemuran berlangsung, daging dicampur dengan berbagai macam bumbu tradisional, seperti gula, ketumbar, dan bumbu lainnya.

Ketika dendeng sudah kering, selanjutnya masuk ke tahap penggorengan. Melalui proses penggorengan inilah, dendeng bisa lebih awet karena memperlambat pertumbuhan bakteri.

Resep pembuatan olahan daging ini dari nenek moyang dan sudah turun temurun sejak zaman dulu. Pada masa kerajaan, pelaut Aceh menyantapnya sebagai hidangan saat berlayar.

Lihat Juga:

  • 14. Sate Gurita Sabang

Sate gurita Sabang merupakan salah satu makanan khas Sabang yang cukup populer, terutama di kalangan para wisatawan. Sesuai dengan namanya, sate ini terbuat dari daging gurita.

Hal inilah yang membedakannya dengan sate-sate pada umumnya. Dimana, menggunakan daging ayam, kambing, sapi, hingga domba sebagai bahan utamanya.

Saat berkunjung ke Sabang, Anda bisa menemukannya dengan sangat mudah. Pasalnya, sudah banyak pedagang pinggir jalan yang menawarkan sate gurita ini.

Waktu yang paling cocok untuk menyantap sate gurita, yakni saat malam hari. Apalagi jika menikmatinya sembari melihat pemandangan pinggir laut. Tentunya jadi pengalaman seru yang tak terlupakan.

Sate gurita ini memiliki tekstur daging yang kenyal dan gurih. Memiliki bumbu kacang yang kental dengan campuran aneka bumbu. Anda bisa menyantapnya dengan nasi, ketupat, atau lontong.  

Selain disajikan dengan bumbu kacang, sate gurita ini juga bisa Anda nikmati bersama guyuran bumbu Padang.

Pembuatan bumbu Padang untuk sate gurita, hampir sama dengan sate Padang lainnya. Campuran bumbu yang digunakan seperti kunyit, cabai merah, jintan, tepung beras, dan sagu.

Soal rasa tak perlu Anda ragukan. Anda bisa merasakan perpaduan sate gurita yang manis, lezat, dan lembut.

Satu porsinya terdiri dari lima sampai tujuh tusuk sate. Dalam penyajiannya, sate gurita dan lontong diguyur dengan bumbu kacang atau bumbu Padang di atasnya. Supaya semakin lengkap, Anda bisa menyantapnya dengan tambahan kerupuk.

Lihat Juga:

  • 15. Bhoi

Bhoi merupakan salah satu kue khas Aceh yang memiliki bentuk sangat unik. Pasalnya, kue ini menyerupai bentuk ikan dan teksturnya sangat lembut. Sehingga terasa sangat nikmat jika Anda seruput bersama secangkir kopi.

Kuliner tradisional memang seringkali menawarkan keunikan untuk membangkitkan keinginan menikmati serta menjadikannya sebagai menu pilihan. Nah, ternyata ada beragam makanan tradisional khas yang masih patut Anda lestarikan serta menjadi pilihan masyarakat Aceh.

Salah satu kuliner khas yang masih memiliki banyak peminat dan menjadi produk yang laris yakni Kue Bhoi. Kue ini memang hampir sama dengan kue bolu. Namun tampak memiliki perbedaan dari bentuk serta teksturnya. Namun kelezatan makanan khas ini tidak kalah saing dengan cake maupun bolu-bolu pada umumnya.

Masyarakat Aceh tidak akan meninggalkan kue ini saat acara perayaan tertentu. Bahkan juga termasuk jenis kue yang masyarakat Aceh sukai. Aceh yang cukup populer sebagai keramahtamahan, kesopanan, serta rasa hormatnya saat menyambut tamu. Sehingga beragam kue khas dari masyarakat Aceh selalu menjadi hidangan andalan untuk menyajikannya sebagai menu utama.

Bahkan menurut sejarah, kue satu ini termasuk kue hidangan bagi para tamu-tamu istimewa Sultan Iskandar Muda. Khususnya pada saat perayaan acara besar maupun acara adat seperti perkawinan. Kue Bhoi yang khas ini bisa bukan hanya memiliki cita rasanya yang membuat Anda ketagihan. Namun berkat keunikan bentuknya, dijamin banyak yang menyukai hidangan kue ini. 

Lihat Juga:

  • 16. Bak Pia Sabang

Bak Pia Sabang merupakan kue tradisional khas yang dicari ketika berwisata dari mulai Sabang sampai ke Aceh. Kepopulerannya tidak hanya sebatas wisatawan local, namun sampai ke wisatawan internasional. Cita rasanya yang memiliki keunikan inilah yang membuatnya menjadi pilihan untuk oleh-oleh.

Asal mula kue ini berasal dari Tionghoa, lalu menyebar hingga sampai ke daerah tanah air. Awalnya kue ini diberikan isian daging, lalu seiring berkembangnya waktu isiannya semakin beragam. Bahkan cita rasanya juga bergeser kearah legit menyesuaikan lidah masyarakat.

Campurannya menggunakan tepung yang dipanggang dengan berbagai varian untuk isi. Untuk isian paling populer ada kacang hijau, setelah itu muncul berbagai rasa-rasa menarik. Mulai dari rasa buah durian, nangka sampai kopi. Banyaknya varian tersebut memudahkan orang untuk memilih berdasarkan selera masing-masing.

Bagi masyarakat Banda Aceh kue pia ini bisa ditemukan dengan mudah di berbagai tempat. Warung-warung sampai kedai kopi menyajikannya untuk teman ngopi. Sehingga ketika Anda berkunjung bisa membeli untuk dijadikan buah tangan.

Meski termasuk ke kue tradisional Aceh ini kering yang menuju basah, ketahanan kue ini cukup lama. Kualitas terbaik bisa bertahan kurang lebih satu minggu. Rasanya tidak akan mengalami penurunan kualitas sama sekali. Sebab itu, Anda bisa membawanya pulang ke rumah untuk buah tangan keluarga dan kerabat. Dijamin cita rasa khasnya akan mengingatkan pada pengalaman liburan Anda.

  • 17. Ade Kak Nah

Ade Kak Nah khas Aceh memiliki tekstur kenyal dengan rasa yang manis legit. Menariknya, kue tradisional ini terbuat dari singkong atau ubi dengan bahan dasar tepung terigu. Jika Anda berkunjung ke Serambi Mekah maka wajib mencobanya langsung.

Ketika berkunjung ke daerah-daerah kita tentu wajib mencoba makanan khas masyarakat setempat. Seperti ketika berkunjung ke Aceh ini, mereka menawarkan deretan makanan khas dan camilan dengan rasa yang tidak akan terlupakan. Kue ini mirip dengan bika namun menggunakan bahan yang berbeda.

Tenang saja, kue khas Aceh ini hanya bisa ditemukan pada bulan Ramadhan atau acara besar lainnya. Sekarang kita bisa membelinya dengan mudah, pasalnya orang yang berwisata ke Aceh akan tertarik membelinya. Sehingga banyak toko oleh-oleh menyediakannya untuk pembelian jumlah banyak atau kecil sekalipun.

Nama kue tradisional Aceh ini berasal dari pembuatnya yaitu Hj. Rosna H Yahya, lalu diberikan nama Kak Nah. Sejak tahun 1982 kue ini dibuat dan masih bertahan sampai sekarang tanpa berubah cita rasa. Banyak pengunjung yang pergi ke Aceh penasaran dan membawa pulang kue ini untuk buah tangan.

Jajanan tradisional ini akan disajikan di atas dengan loyang. Ukurannya juga bervariasi, semakin besar maka harganya akan semakin mahal. Oleh-oleh seperti ini akan memberikan kesan mendalam karena membawa cita rasa khas Aceh, yang pasti rasanya sangat legit.

  • 18. Timphan

Timphan merupakan kue tradisional khas Aceh yang hadir untuk menyambut tamu pada hari-hari khusus. Misalnya ketika lebaran atau hari raya lainnya, kenangan mengenai makanan ini tidak mudah luntur. Jadi pastikan Anda mencoba langsung ketika sudah berada di kawasan Aceh, karena rasanya jelas akan lebih berbeda daripada membuat sendiri.

Kue basah ini memiliki tekstur yang kenyal dan wangi. Hal ini karena pembuatannya menggunakan tepung beras dicampur dengan santan kelapa dan pisang sebagai bahan utama. Setelah itu dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang masih muda, aromanya akan semakin wangi ketika dimasak dengan mengukusnya.

Setelah matang kue ini memiliki tekstur lembut dan wangi. Kudapan kue ini juga muncul pada pesta pernikahan dan dinantikan untuk disantap dengan menyenangkan. Beberapa variasi kue basah ini diberikan isian seperti kelapa manis dan buah srikaya.

Kebanyakan orang yang mencoba membuatnya sendiri dirumah tidak memiliki rasa khas seperti yang ada di Aceh. Tentu saja proses pengolahan asli masyarakat setempat membuatnya memiliki rasa lebih istimewa. Pastikan Anda nanti mencoba untuk merasakan bagaimana kue ini aslinya.

Bentuknya mirip seperti lontong namun lebih kecil dan tekstur yang lembek dan lengket. Untuk rasa dijamin akan membuat Anda ketagihan tentu saja. Memakannya bersama secangkir teh pada pagi atau sore hari akan menambah kenikmatan bersama kerabat.

  • 19. Dodol Aceh

Dodol Aceh ialah kue khas Aceh yang sangat terkenal di provinsi Aceh, memiliki cita rasa dan tekstur yang unik, menjadikannya favorit sebagai camilan di kalangan banyak orang. 

Dodol Aceh berasal dari Provinsi Aceh, berlokasi di ujung barat Pulau Sumatera. Makanan ini telah memiliki sejarah panjang dalam budaya Aceh dan menjadi bagian integral dalam warisan kuliner daerah tersebut. 

Dodol Aceh diperkenalkan oleh masyarakat Aceh pada abad ke-16 dan terus menjadi salah satu makanan yang paling diminati dan dihormati hingga kini.

Dodol Aceh terbuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan. Bahan utamanya meliputi kelapa parut, gula merah, dan tepung ketan. Beberapa resep menggabungkan bahan tambahan seperti kacang tanah, biji salak, atau pisang untuk menambahkan variasi rasa dan tekstur. Tepung ketan memberikan tekstur kenyal pada dodol, sementara gula merah memberikan cita rasa manis yang khas.

Pembuatan Dodol Aceh memerlukan keahlian dan kesabaran. Pertama-tama, kelapa parut diperas untuk mendapatkan santannya yang kemudian dimasak bersama gula merah hingga larut dan mengental. Berikutnya, tepung ketan ditambahkan ke dalam adonan, yang terus diaduk hingga padat. Proses ini memakan waktu lama karena adonan harus terus diaduk dan dijaga agar tidak gosong. Setelah matang, adonan dipotong sesuai keinginan.

Dodol Aceh memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari jenis dodol lainnya. Teksturnya lebih kenyal dan padat, tidak selengket dodol biasanya. Hal ini karena penggunaan tepung ketan yang memberikan tekstur yang lembut. Rasa manis khas Dodol Aceh berasal dari penggunaan gula merah sebagai pemanis, memberikan sentuhan manis yang memikat.

Selain Dodol tradisional, terdapat berbagai varian Dodol Aceh yang menawarkan rasa dan tekstur yang berbeda. Salah satunya adalah Dodol Salak Aceh yang menambahkan biji salak dalam adonan, memberikan rasa yang unik. Ada pula Dodol Kacang Aceh yang mengandung kacang tanah untuk sensasi crunchy. Varian-varian ini menambah variasi bagi para penggemar dodol untuk menikmati rasa baru.

Dodol Aceh menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Aceh. Kemasannya yang menarik menjadikannya pilihan sempurna untuk dibagikan kepada teman, keluarga, atau rekan kerja. Selain itu, rasa dan tekstur uniknya membuatnya menjadi camilan yang diidamkan oleh banyak orang.

Dodol Aceh juga mengandung khasiat dan nutrisi yang baik. Kelapa parut di dalamnya mengandung lemak sehat yang memberikan energi dan menjaga kesehatan jantung. Gula merahnya mengandung zat besi dan kalsium yang baik untuk tulang dan sistem kekebalan tubuh. Namun, karena kandungan gula dan lemak yang tinggi, disarankan untuk mengonsumsi Dodol Aceh dengan bijak dan tidak berlebihan.

Dodol Aceh, sebagai camilan tradisional yang sangat terkenal di Aceh, dengan keunikan rasa dan teksturnya serta berbagai varian menariknya, menjadi favorit banyak orang. Jika berkesempatan mengunjungi Aceh, jangan lewatkan untuk mencicipi dan membawa pulang Dodol Aceh sebagai oleh-oleh yang lezat!

  • 20. Sie Masak Puteh

Sie masak puteh yang satu ini berbeda dari makanan khas lainnya di daerah tersebut. Biasanya, masakan tradisional Aceh kental dengan campuran rempah-rempah dan merica. Ini terlihat dari warna merah kecoklatan yang menunjukkan keberagaman rempah dan cabai yang menyatu dalam masakan.

Tetapi, ada perbedaan mencolok pada kuliner yang disebut gulee sie masak puteh ini. Dalam hal warna, masakan ini berbeda karena memiliki warna putih. Selain itu, rasanya juga berbeda dari gulai biasa. 

Jika masakan khas Aceh lainnya cenderung memiliki dominasi rasa asam dan pedas, masakan daging kari yang kental ini memiliki rasa gurih. Sehingga, resepnya cocok untuk dikonsumsi oleh anak-anak karena rasa gurihnya yang tidak pedas dapat meningkatkan nafsu makan mereka. Mungkin saja, si anak akan ingin menambah porsi makan berulang kali.

Dari namanya saja, terbayang bahwa masakan ini memiliki warna putih. Beberapa orang menyebut gulee sie masak puteh ini dengan nama lain seperti gulee puteh atau kari putih. Ada yang juga menyebutnya gulee korma atau gulai masak kurma, meskipun sebenarnya tidak menggunakan kurma sebagai bahan atau bumbu.

Pada pandangan pertama, gulee sie masak puteh ini mirip dengan opor di Jawa karena warnanya yang pucat. Namun, sebenarnya tidak serupa dengan opor. Masakan kari khas Aceh ini sangat terkenal di Serambi Mekkah karena memiliki rasa yang sangat khas dan disukai oleh siapa pun.

Keistimewaannya, masakan ini dapat dipadukan dengan berbagai bahan baku seperti daging sapi, ayam, bebek, atau ikan. Yang unik, meskipun menggunakan ikan atau bebek, tidak ada aroma anyir yang tercium pada masakan tersebut. Kehadiran banyak rempah dan bumbu aromatik menutupi aroma anyir pada ikan atau bebek sehingga memberikan aroma harum yang khas.

Kuliner warisan Aceh ini benar-benar lezat. Perpaduan bumbu rempah dan santan yang gurih menyatu dengan sempurna. Hingga saat ini, masakan ini masih sangat populer dan menjadi hidangan sehari-hari yang mudah ditemui di setiap rumah atau restoran. Gulee sie masak puteh ini juga tetap dihormati karena menjadi hidangan wajib dalam berbagai perayaan, acara besar, dan momen spesial dalam kehidupan keluarga Aceh.

  • 21. Bu Guri

Bu Guri atau Nasi Gurih Aceh merupakan sajian yang tak terlupakan ketika membicarakan kekayaan kuliner Indonesia.

Sebagai ikon dari Aceh, hidangan ini menggabungkan cita rasa gurih dari santan dan harmoni rempah-rempah yang menyelip dalam setiap sendoknya.

Nasi Gurih Aceh merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan provinsi Aceh, Indonesia. Nasi ini dipersembahkan dengan beras berkualitas tinggi yang disulap dengan santan yang kental, serta diperkaya dengan sentuhan rempah khas Aceh, seperti serai, lengkuas, dan jintan.

Lebih dari sekadar nasi yang matang secara sempurna, Nasi Gurih Aceh menawarkan paduan sempurna dengan hidangan pendampingnya.

Sajian Nasi Gurih Aceh kerap disandingkan dengan rendang daging sapi yang lembut dan meresap dengan cita rasa rempah yang kaya.

Proses memasak rendang ini memakan waktu lama untuk memastikan bahwa rasa rempahnya meresap sepenuhnya ke dalam daging.

Tak hanya itu, sayur lodeh dengan aneka sayuran segar dan kuah santan memberikan kenikmatan yang luar biasa. Kekhasan Nasi Gurih Aceh terletak pada keberagaman komponen yang menyatu dalam satu hidangan.

Telur dadar yang lembut dan gurih serta sambal pedas yang memberikan sentuhan pedas yang tak tertandingi menjadi tambahan yang tak terpisahkan, menambah keistimewaan hidangan ini.

Setiap penyajian Nasi Gurih Aceh memiliki keunikan tersendiri, mencerminkan sentuhan kreativitas para koki dalam menyajikan hidangan yang kaya dan beragam rasa.

Rasakan harmoni rasa lengkap dari Nasi Gurih Aceh dengan menikmati setiap hidangan pendampingnya, mulai dari rendang hingga sayur lodeh.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi sambal pedas yang akan memberikan sensasi kepedasan yang pas di lidah Anda.

Ketika menikmati hidangan ini, coba bayangkan aroma khas Aceh serta kekayaan budayanya yang tercermin dalam setiap suapan.

Nasi Gurih Aceh adalah salah satu kekayaan kuliner Nusantara yang patut dihargai. Dari beras pilihan hingga perpaduan rempah yang cermat, setiap elemen hidangan ini menceritakan kisah cita rasa khas Aceh yang tak terlupakan.

Bagi para penggemar kuliner, menjelajahi kelezatan Nasi Gurih Aceh adalah pengalaman yang tak terlupakan yang membawa Anda masuk ke dalam dunia kekayaan cita rasa Indonesia.

  • 22. Eungkot Paya

Eungkot Paya adalah salah satu kuliner menarik di Indonesia. Kuliner ini berasal dari Kota Aceh. Masakan Aceh memang sangat terkenal. Umumnya hidangan khas aceh memiliki dua rasa dominan, yakni asam dan juga pedas.

Salah satu masakan khas Aceh yang sangat terkenal adalah gulai mereka. Gulai ini adalah warisan kuliner masyarakat Aceh. Bahkan hingga saat ini, masakan ini masih cukup mudah untuk dijumpai.

Nama dari gulai ini sendiri memiliki arti ikan payau. Bakan bakunya adalah salah satu ikan yang sering ditemukan di sungai atau rawa air tawar.

Lazimnya, gulai ini menggunakan ikan gabus atau yang dalam bahasa Aceh adalah eungkot seungko ataupun krep. Cita rasa dari kuliner Aceh ini kaya akan rempah-rempah dengan campuran santan yang tidak terlalu pekat sehingga sangat segar.

Adapun Anda juga bisa membuat masakan khas Aceh ini di rumah. Cara memasaknya pun sebenarnya cukup mudah.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menyiapkan ikan air tawar, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, ketumbar, garam, dan kunyit.

Agar ikan yang Anda gunakan tidak mengeluarkan bau amis, cucilah ikan dengan air perasan jeruk nipis. Ini sudah terbukti ampuh mengatasinya.

Cuci ikan dan lumuri dengan garam dan perasan jeruk nipis. Setelah itu, gunakan rempah yang sudah dihaluskan.

Barulah masak semua bahan masakan dengan api kecil dalam waktu yang lama. Dengan demikian, gulai khas Aceh siap disajikan.

  • 23. Ruti Cane

Ruti cane atau roti canai adalah kue tradisional Aceh. Roti canai ini merupakan camilan khas yang mendapatkan pengaruh dari budaya Arab.

Makanan khas Aceh satu ini terbuat dari tepung terigu, mentega, dan juga telur. Bentuknya pipih seperti roti maryam dan biasa disajikan dengan madu, gula ataupun SKM.

Anda pasti sudah tidak asing dengan roti canai atau ruti canai. Ternyata, ini adalah kuliner khas Aceh yang sudah banyak dijual di pasar dan kaki lima.

Roti canai khas Aceh ini seringkali dijadikan dengan topping manis ataupun gurih. Ternyata, Anda bisa membuatnya sendiri.

Pertama, siapkan terlebih dahulu bahan-bahan pembuatannya, yakni tepung terigu, air, SKM, garam halus, mentega, dan madu.

Cara membuatnya pertama siapkan wadah, masukkan garam, SKM, dan air, kemudian aduk rata. Tambahkan tepung terigu dan mentega, aduk rata.

Masukkan air sedikit demi sedikit sambil menguleni adonan. Tunggu hingga menjadi elastis, kemudian diamkan adonan hingga 30 menit sebelum digoreng.

Setelah menunggu, potong dan bentuk adonan menjadi beberapa bagian. Buat adonan bulat dan giling hingga lebih tipis.

Olesi mentega di bagian atas hingga merata dan guling memanjang hingga bulat, setelah itu pipihkan lagi. Panggang dengan api kecil hingga adonan berwarna kuning kecoklatan.

Setelah itu, roti cane siap disajikan dengan topping pilihan, seperti madu, SKM, coklat, dan lainnya sesuai dengan selera.

  • 24. Sate Matang

Sate Matang adalah makanan khas Aceh yang mampu menggugah selera dan memiliki cita rasa “nagihi”. Kuliner berbahan daging kambing ini tidak jauh berbeda dengan sate pada umumnya. Hanya saja, menggunakan bumbu khas Aceh.

Anda bisa menjumpai keberadaan sate ini di Bireuen, Aceh. Lokasi tepatnya adalah di Kota Kecamatan Matang Geulumpang Dua. Untuk mencapainya, harus menempuh jarak sekitar 8 km. Dari nama kota kabupaten inilah yang mendasari penamaan sate Aceh ini.

Saat mendengar makanan yang bernama “sate”, pasti pikiran kita langsung tertuju pada sate pada umumnya. Hal ini benar, karena proses pengolahan kuliner ini memang tak jauh berbeda.

Sebenarnya, bahan dasar sate adalah daging kambing. Namun, mengingat harganya yang cenderung naik, alternatifnya adalah menggunakan daging sapi.

Sate ini merupakan satu-satunya kuliner Aceh yang diakui oleh UNESCO. Keunikan saat penyajian menjadi faktor utama sate khas Aceh masuk dalam list kuliner warisan dunia. Keunikan ini adalah pembeda sate khas Aceh dengan sate pada umumnya.

Selain bumbu kacang, ada kuah kaldu soto sebagai pelengkapnya. Perpaduan antara kuah kaldu soto yang gurih dengan manisnya bumbu kacang memberikan cita rasa lezat tiada tara. Bukan tidak mungkin akan ketagihan lagi jika sudah pernah mencicipinya.

Sate ini hanyalah satu dari sekian kuliner Aceh yang kelezatannya mampu menggoyang lidah. Semuanya memiliki cita rasa khas tiada duanya dan 100% otentik, yakni kaya akan rempah dan rasanya sedikit lebih tajam.

  • 25. Bu Si Itek

Bu Si Itek adalah salah satu makanan khas Aceh yang menjadi kuliner wajib coba ketika berkunjung ke Aceh. Tidak akan sulit menemukannya. Cukup menuju ke pusat Kota Juang, Bireuen. Kebanyakan penjaja Bu Si Itek mulai menjajakannya pada sore hari.

Dalam terjemahan Bahasa Indonesia, Bu Si Itek berarti nasi gulai bebek. Sama seperti olahan gulai pada umumnya, Bu Si Itek juga menggunakan santan kental sebagai kuahnya. 

Umumnya, kuliner khas Aceh sarat akan rempah, sehingga cita rasanya pun lebih tajam daripada kuliner daerah lain. Satu hal yang pasti yaitu, kelezatan rasa Bu Si Itek membuat siapa saja enggan menyudahi untuk menyantapnya.

Bahan dasar gulai adalah daging itik. Namun, sama sekali tidak tercium amis itik pada masakan Si Itek. Selain rempah-rempah, masakan ini menggunakan bumbu aromatik. Bau harum dari bumbu bisa menyamarkan bau amis dari daging itik.

Wangi paling kentara berasal dari daun kari dan pandan. Kedua daun tersebut adalah sebagai pengikat setiap potongan bebek yang menjadi bahan dasar Si Itek.

Ada lagi tambahan bumbu berupa jintan dan ketumbar. Kedua bumbu tersebut ampuh sebagai penghilang bau amis.

Ada 2 varian Bu Si Itek. Jika suka pedas, pilih varian meurah. Varian ini memiliki kuah berwarna merah yang berasal dari bumbu cabe merah.

Varian lainnya adalah puteh. Nasi gule bebek yang satu ini tidak pedas dan memiliki warna putih.

Tidak perlu merogoh dompet terlalu dalam untuk mencicipi kelezatan Bu Si Itek. Harga per porsinya mulai Rp13.000.

  • 26. Martabak Aceh

Martabak Aceh merupakan salah satu kuliner khas Aceh bentuknya hampir sama seperti martabak telur biasanya. Namun, yang membedakan dengan martabak umumnya dalam pembuatannya, sebab kocokan telur membungkus kulit dari martabaknya.

Meskipun memiliki nama yang mirip dengan martabak manis atau martabak telur yang umum di Indonesia, Martabak Aceh adalah hidangan yang unik dengan cita rasa khas.

Asal-usul Martabak Aceh dapat ditelusuri ke pengaruh budaya dari berbagai bangsa yang pernah berinteraksi dengan Aceh, terutama pengaruh dari India, Timur Tengah, dan Tiongkok. Hidangan ini awalnya dikenal sebagai “martabak” atau “martabak Arab” karena kemiripannya dengan hidangan serupa dari Timur Tengah. 

Namun, seiring waktu, Martabak Aceh telah mengalami modifikasi dan penyesuaian rasa yang lebih khas dengan bumbu-bumbu dan rempah-rempah khas Aceh.

Martabak Aceh menggunakan topping berbeda dari varian biasanya. Telur, daging sapi cincang, bawang merah, bawang putih, cabai, daun bawang, dan seledri dicampur menjadi adonan yang menjadi isi martabak.

Kulitnya lebih tipis dibandingkan dengan martabak biasa. Terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dan air yang diaduk halus dan dibentuk bulat. Kekhasan lainnya terletak pada teksturnya yang lembut, berkat pengolahan adonan kulit yang teliti serta pencampuran isi martabak secara merata.

Martabak ini memiliki aroma rempah yang khas karena penggunaan berbagai bumbu seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai dalam penyajiannya.

Diolah dengan kuah dari kacang hijau, daging sapi, dan rempah-rempah, memberikan cita rasa yang berbeda dan lezat pada sajian ini.

Martabak Aceh bisa dinikmati di banyak tempat makan atau penjual kaki lima di Aceh. Jika berkesempatan mengunjungi Aceh, jangan lupa mencicipi martabak khas Aceh yang unik dan lezat ini.

  • 27. Asam Jing Takengon

Asam Jing Takengon merupakan makanan khas Gayo. Hidangan ini terkenal dengan rasa yang unik dan cita rasanya yang khas.  Suku Gayo merupakan salah satu etnis di Aceh, terutama di bagian tengah provinsi tersebut, dengan pemukiman utama di tiga daerah: Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Budaya Gayo kaya akan masakan tradisional, di antaranya adalah masam jing.

Dalam bahasa Gayo, masam jing bermakna rasa asam dan pedas. Karakteristik utama dari masakan ini adalah gabungan rasa asam dan pedas yang kuat. Masam jing termasuk dalam jenis masakan berkuah dengan bahan utama menggunakan ikan, seperti mujair, nila, dan bandeng.

Masam jing diwarnai oleh rempah-rempah. Warna kuning kemerahan pada kuah masam jing diperoleh dari kunyit dan cabai merah. Untuk menyempurnakan rasanya, tambahan bahan seperti daun bawang, daun gegarang, kecombrang, buah andaliman, perasan jeruk sayur, kacang-kacangan, dan bahan lainnya juga sering dimasukkan.

Biasanya, masam jing dimasak dalam kuali tanah untuk mempertahankan cita rasa khasnya. Salah satu hal menarik dari masakan ini adalah semakin sering dipanaskan, terutama hingga kuahnya mengental, maka rasanya semakin lezat karena bumbu-bumbunya meresap ke dalam ikan.

Asam Jing Takengon biasanya disajikan dalam keadaan panas dan sering kali menjadi hidangan utama yang dinikmati bersama dengan nasi hangat. Kombinasi cita rasa rempah yang kaya dengan rasa asam yang menyegarkan membuatnya menjadi makanan yang sangat disukai oleh penduduk setempat maupun wisatawan yang ingin menikmati kelezatan kuliner tradisional Aceh.

Selain menawarkan cita rasa yang lezat, Asam Jing Takengon juga menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga, menggambarkan kekayaan kuliner dari daerah Gayo yang patut dinikmati dan dijaga keberadaannya.

Itulah gambaran tentang masakan khas Gayo, yaitu masam jing. Bagi wisatawan yang mengunjungi Tanoh Gayo, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi masam jing ini, ya!

  • 28. Simeulue Lobster

Simeulue lobster merupakan makanan khas Simeulue di Provinsi Aceh yang bisa diolah menjadi aneka makanan dengan rasa lezat dan nikmat. Simeulue sendiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang memang terkenal akan wisata kulinernya. Bukan hanya itu saja, daerah ini juga terkenal sebagai kabupaten penghasil lobster terbanyak dan kaya akan cengkeh.

Karena itu tidak heran jika daerah ini menawarkan kuliner olahan lobster yang pastinya sangat lezat dan terkenal di kalangan masyarakat. Salah satu olahan lobster yang paling populer dan wajib Anda cicipi yaitu mie lobster. Makanan satu ini sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan mie Aceh seperti umumnya. Namun olahan ini menggunakan tambahan lobster sebagai bahan utamanya.

Sesuai dengan namanya, mie lobster merupakan kuliner yang berisikan mie dan lobster yang dimasak dengan bumbu-bumbu yang lezat. Mienya sendiri pasti memiliki tekstur kenyal dan sudah memiliki cita rasa yang khas dan sangat lezat berkat bumbu-bumbunya. Kelezatannya semakin bertambah dengan adanya lobster yang berukuran besar dan memiliki daging lembut.

Lobsternya juga dimasak terlebih dahulu baik dengan cara goreng maupun rebus. Dalam proses memasaknya juga menggunakan bumbu sehingga pastinya daging lobster menjadi lebih sedap. Perpaduan mie yang kenyal, lobster yang besar dan bumbu yang super lezat pastinya mampu memanjakan lidah Anda. Karena itu jangan lupa mencicipinya saat Anda berkunjung ke Simeulue.

  • 29. Meuseukat

Meuseukat merupakan salah satu kue khas Aceh berupa dodol berwarna kuning dengan rasa yang manis dan teksturnya lembut serta kenyal. Orang-orang juga sering menyebut meuseukat sebagai dodol nanas karena dalam proses pembuatanya memang menggunakan buah nanas. Makanan ini sendiri terbuat dari bahan buah nanas, air jeruk, mentega, gula, air dan juga tepung terigu.

Pengolahan makanan khas satu ini memakan waktu yang cukup lama. Prosesnya, pertama nanas dan jeruk harus disaring terlebih dahulu agar halus dan tidak berserat. Setelah itu barulah bisa membuat adonan dengan bahan lainnya. Setelah itu, adonan akan dimasak dengan api kecil sambil terus diaduk selama minimal 2 jam. Dalam proses pembuatannya juga tidak menggunakan pewarna tambahan.

Menariknya, warna meuseukat yang alami ini juga mengandung makna mendalam. Warnanya melambangkan hati masyarakat Aceh yang sangat memuliakan tamu. Baik itu dalam berperilaku maupun ketika menyajikan makanan. Masyarakat juga sering menyajikannya pada acara khusus terutama untuk menyambut tamu. Misalnya yaitu dalam acara pernikahan, momen hari raya, dan lainnya.

Kue ini juga sering menjadi hantaran dalam proses tueng dara baro atau menjemput pengantin wanita setelah pernikahan ke rumah pengantin pria. Dalam penyajiannya, masyarakat biasanya juga akan menghias meuseukat dengan bentuk bunga-bungaan lengkap dengan daun bahkan ukiran pintu rumah aceh yang terlihat indah. Dengan hiasan tersebut meuseukat akan terlihat lebih cantik.

  • 30. Pacri Nenas

Pacri nenas merupakan salah satu kuliner khas Aceh yang memiliki tekstur dan cita rasa unik. Hidangan satu ini berbahan dasar buah nanas segar. Berbeda dengan buah nanas pada umumnya yang menjadi pelengkap rujak, pacri nenas menggunakan rempah-rempah pilihan untuk menguatkan rasanya.

Mulai dari bawang merah dan putih, cabai, serai, salam, cuka, serta santan. Salah satu resep kunci dalam pembuatan pacri nenas adalah keberadaan kelapa sangrai. Campuran kelapa sangrai ini tak sekedar memberikan rasa gurih, tetapi mampu menghadirkan aroma wangi yang menggugah selera.

Secara fisik, kuah pada pacri nenas sekilas mirip kari. Mengingat warnanya yang merah kekuningan dengan tekstur sedikit kental. Namun, rasanya lebih bervariasi seperti pedas, asam, manis, dan gurih. Sehingga memberikan sensasi tersendiri ketika masuk ke mulut.

Di provinsi Aceh sendiri, pacri nenas menjadi salah satu hidangan khas dan banyak masyarakat temukan dalam berbagai acara. Umumnya, setiap ada perayaan pernikahan atau hajatan khitanan, pacri nanas selalu hadir dalam barisan menu wajib.

Selain cita rasanya yang lezat dan menyegarkan, kuliner ini juga mampu jadi penawar untuk segala makanan berlemak. Tak heran jika keberadaannya selalu berdampingan dengan gulai, sate kambing, rendang, atau nasi kebuli. Beberapa orang memilih menyantapnya sebagai menu penutup. Namun, ada juga yang menikmati pasri nenas bersamaan dengan nasi.

  • 31. Pisang Sale

Pisang sale merupakan salah satu cemilan tradisional khas Aceh. Cemilan satu ini sangat populer di Kabupaten Aceh Timur, yang tidak lain adalah daerah penghasil pisang terbesar. Secara tampilan, warna pisang sale memang tampak tidak begitu menarik. Namun, cita rasanya bisa membuat orang jadi ketagihan.

Perpaduan rasa manis dan sedikit asam sangat nikmat ketika menyentuh indera perasa. Daya tarik pisang sale juga terletak pada proses pembuatannya. Mereka harus melewati proses pengeringan dengan cara penjemuran atau pengasapan untuk memperoleh tekstur yang pas.

Prosesnya juga bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam pisang supaya tidak mudah berjamur. Lamanya waktu pengeringan akan sangat mempengaruhi karakteristik dari olahan pisang sale itu sendiri.

Selain itu, penting untuk kalian ketahui bahwa tidak semua jenis pisang bisa digunakan dalam pembuatan cemilan satu ini. Jenis pisangnya lebih khusus meliputi pisang raja, emas, raja, ambon, kepok, dan siem.

Di pasaran sendiri terdapat dua tipe pisang sale yakni varian kering dan basah. Pisang sale kering umumnya melewati tahap penggorengan setelah penjemuran. Sehingga tekstur luarnya tidak jauh berbeda dengan keripik pisang.

Pisang sale kering juga memiliki masa simpan lebih tahan lama. Sementara pisang sale basah langsung dikemas ketika sudah memperoleh tekstur yang pas setelah pengasapan. Teksturnya tampak lebih lebar, tebal, dan empuk. Namun, masa simpannya cenderung pendek serta mudah rusak.

  • 32. Masak Mirah

Masak Mirah menjadi salah satu masakan nusantara yang berasal dari Aceh. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali daerah. Masing-masing daerah memiliki ciri khasnya tersendiri, termasuk makanan khasnya. 

Dalam satu daerah tidak melulu hanya memiliki satu makanan khas saja. Terkadang dalam satu daerah memiliki berbagai macam masakan khas. Nah, masakan yang satu ini menjadi salah satu masakan khas dari Aceh.

Makanan yang satu ini biasanya akan mudah kamu temukan di pesta-pesta yang berada di Aceh. Biasanya makanan ini akan ada pada saat pesta perkawinan. Tidak hanya itu, di acara kenduri-kenduri lain juga bisa kamu temukan.

Selain itu, makanan ini juga bisa kamu temui ketika menjelang bulan puasa. Makanan ini memang menjadi makanan yang ditunggu-tunggu dalam setiap pesta, kenduri, atau acara lainnya.

Masakan ini memiliki bahan dasar daging sapi, daging kerbau, atau daging ayam kampung. Olahan ini biasanya akan ditambah dengan bubuk cabe merah. Bubuk cabe yang digunakan ini biasanya terbuat dari cabe yang telah dikeringkan.

Masakan ini memang  menjadi salah satu masakan lezat yang berasal dari Aceh. Makanan ini menjadi salah satu makanan yang memiliki rasa yang sangat lezat. Masakan ini dimasak dengan berbagai rempah yang cukup lengkap. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk mencicipinya ketika berkunjung ke Aceh.

  • 33. Asam Drien

Asam Drien menjadi salah satu makanan khas Aceh. Aceh memang menjadi salah satu daerah yang kaya akan kuliner. Ada banyak sekali kuliner khas dari Aceh yang bisa kamu ketahui atau kamu nikmati.

Membahas tentang Aceh memang tidak akan ada habisnya. Daerah ini memiliki banyak hal yang cukup menarik untuk dibahas. Termasuk masakan khas yang satu ini.

Drien atau durian menjadi ciri khas dari masakan yang satu ini. Masakan gulai ini memiliki rasa durian yang khas. Karena memang menggunakan durian sebagai bumbunya.

Namun. tidak serta merta durian segar yang langsung dimasukkan ke masakan. Melainkan, durian yang sudah diasamkan. Nah, durian yang sudah diasamkan ini dijadikan bumbu masakan tersebut.

Masakan ini berupa kuah kental yang berisi sayur-sayuran. Masakan ini memang tidak dikenal luas di seluruh Aceh. Hanya sebagian wilayah Aceh saja yang mengenal masakan yang satu ini.

Masakan ini memiliki rasa yang cukup ‘kontroversial’. Mengingat, yang menyukai makanan ini akan menyukainya, apalagi jika merupakan penikmat buah durian. Namun, tidak sedikit orang yang tidak suka ketika melihat dan merasakan masakan yang satu ini.

Tapi, makanan ini memiliki cita rasa unik. Setidaknya kamu harus merasakan masakan ini sekali dalam seumur hidup. Namun, untuk kamu yang tidak menyukai durian pastinya akan lebih baik jika tidak merasakan masakan ini.

  • 34. Cah Peuraga

Sambal oen peugaga menjadi salah satu makanan khas Aceh. Kamu bisa menemukan banyak sekali makanan khas dari Aceh. Aceh memang menjadi salah satu daerah yang bisa kamu eksplore terkait dengan kulinernya.

Indonesia memang kaya akan kuliner. Hampir setiap daerah pasti memiliki makanan khas. Bahkan tidak jarang satu daerah memilih lebih dari satu masakan khas.

Aceh misalnya, daerah ini memiliki banyak makanan khas. Salah satunya adalah sambel tersebut. Nah, berikut ini adalah hal menarik dari sambal yang bernama oen peugaga.

Nama makanan ini memanglah sambal. Namun, untuk bentuknya lebih mirip urap. Oen peugaga sendiri terbuat dari banyak sekali macam daun.

Ada sekitar 40 macam daun yang digunakan untuk membuat sambal yang satu ini. Hal ini menjadi salah satu keunikan dari sambal yang satu ini. Pastinya tidak banyak sambal yang menggunakan 40 an jenis daun.

Bahan utama dari oen peugaga adalah daun pegagan. Seperti yang kita tahu, daun pegagan sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Bahkan daun yang satu ini menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk kosmetik.

Nah, itulah keunikan dari kuliner sambal khas Aceh ini. Pastinya kamu harus mencobanya ketika kamu datang ke Aceh. Makanan yang satu ini memang menjadi salah satu makanan yang layak untuk dicoba.

  • 35. Pengat Depik

Pengat Depik merupakan makanan khas Aceh Tengah yang berbahan dasar ikan depik. Ikan Depik sangat langka karena populasinya hanya hidup di Danau Laut Tawar Takengon, Aceh Tengah. Hidangan yang berbahan utama ikan depik ini memiliki rasa agak pedas dan asam. Ikan kecil sejenis Ikan Bilih dari Danau Singkarak, Sumatera barat ini memiliki ukuran 7-8 cm.

Depik memiliki cita rasa khas gurih dan tidak berbau anyir saat akan diolah. Bahkan tidak perlu dibersihkan atau dibelah bagian perutnya. Lantaran perut ikan ini hampir tidak ada kotorannya, sebab makanan hanya jenis hydrilla yang hidupnya di dasar danau.

Ikan depik yang segar atau kering bisa dengan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional maupun di pinggir jalan daerah dekat dengan Danau Laut Tawar. Ikan ini bahkan seperti tidak ada habisnya dan bisa diolah menjadi beragam varian masakan, seperti depik balado, depik goreng telur, depik tangkap, dan lain sebagainya.

Olahan masakan berbahan dasar ikan depik ini yang paling populer adalah hidangan depik Pengat. Rasa gurih ikan depik berpadu dengan bumbu dan rempah. Hal ini membuat depik Pengat memberikan rasa spesifik dan khas yang tidak akan didapati di daerah lainnya. Cara membuatnya juga tidak terlalu sulit dan bumbu-bumbunya mudah didapatkan.

Hanya perlu ikan depik segar dan bumbu rempah di dapur, yakni cabai merah atau bisa hijau, bawang merah, kunyit, jeruk nipis, tomat kecil, buah andaliman, dan garam. Dari bumbu ini akan menghasilkan hidangan depik pengat, jenis kuliner asam, manis, dan pedas.

  • 36. Boh Itek Teupeuleumak

Boh Itek Teupeuleumak merupakan sebutan hidangan telur asin di daerah Aceh. Sebutan ini juga diartikan sebagai hidangan telur bebek masak santan yang lezat dan gurih. Pada dasarnya, telur asin saja akan terasa nikmat jika dipadukan dengan nasi panas dan kuah pliek.

Sajian ini selalu ada di antara hidangan baik di acara kenduri atau pesta. Bahkan, Anda bisa menemukan hidangan ini disajikan di rumah makan khas Aceh. Cara pengolahan yang cenderung unik dan rasa enak membuat makanan satu ini banyak diminati masyarakat. Tidak hanya di Aceh, tetapi di seluruh Tanah Air, telur asin tetap menjadi primadona.

Hidangan ini memiliki nama lain, yakni telur asin, telur bebek masak santan, hingga lemak telur bebek. Hidangan ini mudah untuk dimasak sendiri, bahan-bahan yang diperlukan juga sangat terjangkau.

Cukup siapkan 5 butir telur bebek matang, 3 lembar daun jeruk, 1 batang serai, 5 lembar daun kari, 4 buah cabai rawit, santan secukupnya, serta garam secukupnya. Nah, untuk bahan halusnya, siapkan  6 siung bawang merah, 4 butir bawang putih, 1 ruas jahe, 1 ruas kunyit, 4 buah asam sunti, dan 10 cabai rawit sesuai selera.

Cara pembuatannya cukup mudah dan simpel, Anda hanya perlu menghaluskan bumbu halus, masak dalam wajan, tumis sebentar, tambahkan santan, gula, garam, lalu masak hingga mendidih. Setelah mendidih masukkan telur bebek dan tunggu hingga matang dan angkat. Hidangan ini bisa menjadi salah satu inspirasi hidangan dari Aceh yang Anda coba.  

  • 37. Apam

Apam merupakan hidangan yang berasal dari Aceh dan berupa makanan camilan atau kue yang bahan pembuatannya berasal dari tepung beras dan disuguhkan dengan kuah santan berisi nangka. Anda bisa merasakan rasa gurih dari kuah santan dan manis dari nangka.

Makanan ini sendiri merupakan makanan khas masyarakat Aceh, lebih tepatnya di Kabupaten Pidie. Dahulu, makanan yang dibakar menggunakan kuali tanah dan sabut kelapa ini hanya bisa dijumpai ketika bulan Ramadhan dan Bulan kenduri apam atau Bulan Rajab. Namun, sekarang makanan ini bisa kita temui di beberapa gerai makanan dan warung kopi.

Cara pembuatan hidangan ini tidak susah dan tidak memerlukan banyak bahan. Terbuat dari campuran tepung beras, air kelapa, air putih, garam, gula pasir, dan tepung beras. Bila dimasak secara tradisional menggunakan pinggan tanah kecil dan dengan kayu bakar. Sekarang ini, banyak yang memasaknya menggunakan wajan aluminium, menggunakan kompor gas.

Umumnya, makanan ini dihidangkan dengan kuah tuhe atau kuah kolak santan yang manis. Kuah tuhe bisa dibuat terpisah dan berisi campuran santan, gula, dan potongan pisang atau ubi atau ubi yang dimasak bersamaan. Makanan ini juga bisa dimakan polosan dengan kelapa kukur yang ditambah gula.

Masakan khas Aceh ini yang dianggap baik memiliki permukaan berlubang-lubang sedang dan bagian belakangnya tidak hitam dan rata.

  • 38. Pulot

 

Pulot merupakan salah satu jajanan khas Aceh. Sekilas dilihat bentuk jajanan tersebut mirip dengan timphan, ikan pepes atau terasi, ataupun beulacan. Ketika liburan ke Aceh salah satu tempat yang paling banyak menjual kuliner khas tersebut berada di Kabupaten Aceh Besar. Lebih tepatnya berada di Desa Lam Ara cut, Samahani, Aceh Besar.

Olahan tersebut sangat lezat dicicipi langsung setelah selesai dipanggang. Biasanya jajanan khas tersebut akan dipanggang menggunakan arang. Supaya cita rasa dari jajanan khas Aceh tersebut lebih nikmat biasanya dipadukan dengan air tebu, kopi bisa, atau teh. Orang-orang Aceh dan sekitarnya menikmati jajanan tersebut ketika sore hari bersama keluarga.

Untuk pembuatannya juga terbilang mudah untuk Anda coba. Bahan utama yang digunakan adalah beras ketan putih kemudian santan, gula kemudian garam serta daun pisang untuk membungkusnya. Pertama nantinya campurkan semua bahan kemudian aduk sampai merata.

Setelah selesai, bungkus adonan tersebut menggunakan daun pisang sama seperti ketika kita hendak membuat pepes. Langkah terakhir dalam pembuatan jajanan khas adalah panggang menggunakan Arang. Tunggu sampai makanan tersebut benar-benar matang.

Aroma adonan tepung beras ketan, santan, gula, dan garam tersebut ketika dipanggang sungguh sangat nikmat. Sehingga memasuki proses pemanggangan saja, sudah membuat orang tertarik untuk mencicipi. Olahan khas Aceh tersebut nyatanya juga mempunyai cita rasa tersendiri bagi masyarakat.

  • 39. Kuah Tuhe (Peungat)

Kuah Tuhe (Peungat) merupakan salah satu kudapan legendaris yang berasal dari Aceh. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Aceh merupakan salah satu daerah yang ada di Indonesia kaya akan budaya. Bukan hanya kekayaan budayanya saja, tetapi daerah tersebut juga mempunyai makanan khas dan legendaris dengan cita rasa yang lezat nan unik.

Jadi, saat berlibur ke Aceh tidak hanya berkunjung ke Masjid Besar Baiturrahman saja. Anda juga harus mencicipi beberapa olahan khas Aceh yang legendaris dan unik. Nama makanan tersebut sebenarnya juga sangat terkenal di Aceh. Penasaran sebenarnya seperti apa makanan legendaris bernama peungat ini?

Ketahuilah sebenarnya olahan tersebut merupakan santan. Di mana santan tersebut kemudian dicampur dengan daun pandan, pisang, dan gula. Umumnya olahan tersebut akan disiramkan tepat di atas kue apem ataupun serabi dengan tujuan menambahkan cita rasa manis.

Untuk waktu terbaik menyajikan olahan ini, tentunya kapan saja bisa. Ketahuilah bahwa tidak semua nama makanan tersebut juga merupakan santan yang dicampur dengan daun pandan dan pisang juga gula. Untuk Peungat yang berasal dari Gayo adalah olahan ikan yang dicampur dengan rebung. Nantinya ikan tersebut akan dimasak bersama bumbu sampai menyerap dan tidak ada kuahnya.

Lain halnya dengan Peungat yang berasal dari Kota Banda Aceh. Makanan tersebut berupa hidangan ketan yang ditambahkan dengan srikaya kemudian disiram dengan kuah santan dan campuran pisang.

Paduan antara legitnya ketan bercampur dengan manisnya srikaya menjadi rasa yang khas dan unik menggoyang lidah. Biasanya olahan tersebut disajikan ketika Maulid Nabi maupun acara pesta pernikahan.

  • 40. Boh Romrom

Boh romrom merupakan makanan khas Aceh yang memiliki bentuk unik seperti bola pimpong. Sekilas, kudapan ini seperti onde-onde yang ditaburi dengan kelapa parut.

Bahan dasarnya terbuat dari tepung ketan. Memiliki cita rasa yang manis, kenyal dan lembut. Karena rasanya yang enak inilah, hampir semua kalangan usia menyukainya. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga para lansia.

Di Aceh, boh romrom menjadi hidangan yang khas saat bulan puasa. Sebagian masyarakat menyantapnya saat berbuka puasa.

Boh romrom memiliki cara pembuatan yang cukup sederhana. Pertama, siapkan tepung ketan sebagai bahan utamanya. Setelah itu, campurkan sedikit garam. Tuangkan air panas secukupnya.

Campur dan aduk semua bahan secara merata hingga menjadi adonan. Supaya adonan menjadi lebih berwarna dan beraroma, tambahkan sari daun pandan secukupnya.

Setelah adonan sudah siap, bulat-bulat seukuran telur puyuh. Karena akan dimasukkan gula pasir atau potongan gula aren, buat lubang pada bagian tengahnya. Jika sudah, tutup kembali agar isian tidak keluar. Rebus sampai benar-benar matang.

Bila sudah mencapai tingkat kematangan sempurna, angkat dan tiriskan. Jangan lupa baluri dengan kelapa parut yang sudah ditambah sedikit gula. Boh romrom siap disajikan.

Untuk cara makannya sendiri, harus dimakan sekali suap, sehingga isian gula dalam boh romrom tidak muncrat keluar saat digigit.

Selain membuatnya sendiri di rumah, kita bisa membelinya di pedagang pinggir jalan karena sudah banyak yang menjualnya.

Lihat Juga:

Itulah beberapa kuliner atau makanan khas Aceh yang bisa anda coba ketika berkunjung ke Aceh. Semua makanan khas Aceh diatas disajikan di restoran tradisional Aceh.